Bagian Duabelas.
Rencana Halimun untuk fokus kerja selalu lembur akhirnya buyar.Dia tidak bisa tahan godaan ajakan traveling dari Siti dan Kakak Neneng setiap Minggu.Selain itu ada perasaan bimbang yang selalu hadir setiap Siti bercerita rencana kegiatan libur kerja.
Kakak Neneng selalu bercerita banyak tentang kenalan baru dari Jawa Timur, dan Lombok di taman kota.Kakak Neneng juga bercerita tentang Ade Ucup yang selalu merindukan Halimun.
" Ini dari Ade ",kata Kakak Neneng menyodorkan amplop berwarna merah.
Halimun terkejut,tidak segera menerima, amplot dia perhatikan saja,dia menerka-nerka apa isi amplop.
" Heh jangan bengong . Terima ini dulu ",kakak Neneng seperti memaksa Halimun supaya segera menerima." Berat saya dititipin amplop ini ".
" Isi nya apa ? Surat ? ", Halimun menerima amplop itu,benaknya masih bertanya -tanya.Kemudian ia segera membuka amplop dan dilihat isinya sejumlah uang." Untuk apa uang sebanyak ini ? ", tanya Halimun dalam hati kebingungan.kemudian pikirannya memutuskan menyerahkan kembali kepada kakak Neneng untuk mengembalikan ke Ade Ucup.
" Jangan kamu kembalikan uang itu,Hal ",ujar Kakak Neneng." Masa kamu menolak pemberian orang,itu namanya kamu bodoh...".
" Menerima pemberian dengan maksud tidak jelas saya tidak mau ",sahut Halimun .
" Kalau kamu ingin tahu maksud Ade apa memberi uang ke kamu,besok # kamu tanyakan ke Ade Ucup langsung,ujar Kakak Neneng."_
Akhirnya Halimun ikut juga kemana Siti dan Kakak Neneng pergi setiap hari libur kerja.
Ade Ucup mengawasi Halimun dan Siti beserta Kakak Neneng berjalan-jalan di taman kota.Dada Ade Ucup bergelora.Menghampiri mereka dari belakang,jalan pelan-pelan lalu mendekap ke dua mata Halimun.
Setelah melepas kedua tangan Ade Ucup yang menutupi mata,Halimun menoleh ke belakang.Jantungnya mendadak berdetak kencang melihat senyum Ade Ucup.
" Mengirimi saya ini apa maksudnya ? ", ujar Halimun sambil menyodorkan amplop.
Ade Ucup terdiam,menyadari Halimun menolak uang pemberiannya itu.Tapi ia enggan menerimanya kembali. " Saya sekedar ingin membantu kalau-kalau kamu dapat kesulitan masalah uang...".
Halimun bersikeras menolak,amplop ia kembalikan secara paksa, memasukan ke dalam saku celana Ade sesudah itu pergi.
Ade Ucup tercengang.Melihat Halimun sudah berjalan agak jauh ia mengejar.Ade Ucup menyodor-nyodorkan amplop itu kepada Halimun yang terus mengelak." Ambil lah,uang ini sudah milik kamu ".
Halimun tetap tidak mau menerima.Ketika tangannya dipegang Ade Ucup dengan genit ia berusaha menghindar berlari ke arah Siti.
Ade Ucup mengejar, lalu Halimun berlindung dibalik kakak Neneng.Dengan gairah Ade Ucup mengejar ke arah kakak Neneng dan berhasil menangkap.Sesaat kemudian Halimun bisa melepaskan diri,lari jauh.
Siti dan kakak Neneng tertawa melihat Halimun dan Ade Ucup berkejar-kejaran.
Gairah Ade Ucup semakin memuncak,dikejarnya terus Halimun namun tetap tak berhasil memegang ataupun memeluk.
Halimun tertawa-rawa melihat Ade Ucup seperti kecapekan berlari.Saat itu tanpa disadari Halimun dengan cepat Ade Ucup menubruk.Halimun berhasil mengelak sambil mendorong Siti sesudah itu berlari lebih jauh ke arah taman .Tapi kakinya tergelicik ! Dan jatuh.Di kaki terasa sakit,nyeri dan linu.Halimun menyerah tak bisa berdiri dan dengan cepat Ade Ucup menubruk Halimun.
Siti dan kakak Neneng terkejut melihat Halimun terjatuh.Keduanya cepat menyusul ,didapati Halimun sedang merintih merasakan sakit kakinya.
Ade Ucup segera menuntun Halimun berdiri untuk mencari tempat.Siti dan kakak Neneng panik dengan cepat membantu Ade Ucup mengangkat Halimun mencari bangku-bangku kosong yang ada di taman kota itu.
Setelah mereka meletakan Halimun di sebuah bangku.Ade Ucup mencoba mengurut -urut kaki Halimun yang sakit,ia berharap setelah diurut Halimun merasakan rasa sakitnya reda.Karena Ade Ucup tidak pandai mengurut maka yang diurut merintih merasakan sakit yang tidak karuan,kaki Halimun membengkak.
" Diurut -urut saja tidak akan sembuh ! ", ujar Siti dengan kesal melihat Ade Ucup bertahan mengurut.
" Saya car taxi,kamu bantu Halimun berjalan " sahut kakak Neneng dengan tergesa - gesa pergi mencari taxi.Setelah sepuluh menit pergi kakak Neneng datang.
" Bagaimana, taxi nya sudah dapat ? ", tanya Ade Ucup.
" Sudah. Tapi tidak bisa masuk ke taman.Kita harus menggotong Halimun sampai taxi itu ",jawab kakak Neneng sambil menunujuk ke arah dimana taxi itu berada.
Ade Ucup merenung setelah itu berkata kepada Halimun." Ayo berdiri,kita ke rumah sakit ".Kemudian meminta Siti membantu Halimun berdiri.
Perlahan-lahan mereka memapah Halimun menuju mobil taxi.Tak lama karena Halimun mengeluh tidak kuat menahan sakit.Segera Ade Ucup membopong Halimun,meskipun berat hatinya senang karena cinta.
Halimun duduk di jok belakang diapit oleh Siti dan kakak Neneng.Ade Ucup duduk di samping sopir sambil sekali -sekali menoleh ke Halimun dengan perasaan ciut dan was was.
Mobil taxi melaju menuju rumah sakit membawa Halimun dan ketiga kawannya.
***
Bagi Halimun tidak ada pilihan,sebelum kaki sembuh tidak bekerja.Setiap hari ia berbaring di tempat tidur.Kawan-kawannya banyak datang dan menghibur.
Ade Ucup juga sering datang menjenguk,duduk berlama-lama menemani Halimun.Bila membutuhkan bantuan lain Ade Ucup cepat membantu.Semua itu dilakukan oleh Ade Ucup karena keinginannya memperat hubungan dengan Halimun.
Halimun merasakan Ade Ucup begitu baik dan membuat hati senang.Namun di saat lain Halimun begitu bimbang mendengar Ade Ucup berterus terang mengungkapkan isi hatinya.
" Bagaimana,Halimun ? ", Ade Ucup menginginkan jawaban lebih cepat.
Halimun terpekur,ia bimbang.
" Kalau kamu mau kita bisa hidup di kampung dengan tenang berdua ". ujar Ade Ucup.
Halimun masih tetap diam.Tiba tiba ia tergeriap ketika lengannya dijamah Ade sambil duduk mendekat.Halimun berdebar-debar merasakan pegangan tangan hangat Ade Ucup.Tapi tak lama dengan halus Halimun menepiskan tangan Ade seraya berkata. " Apakah kamu mau bersungguh-sungguh ? ".
Ade Ucup mengangguk,hatinya sedikit gembira.
" Tapi sebaiknya kamu jangan tergesa-gesa, sesuatu yang dilakukan dengan tergesa,gesa hasilnya tidak baik.Saya tidak ingin sebuah hubungan berakhir menyakitkan..Kalau menurut saya lebih baik kita berkawan saja dulu ", kata Halimun membuat Ade Ucup mau berpikir jernih.
Halimun dan Ade Ucup sama terdiam.Sama-sama merenung dalam pikirannya masing-masing.Apakah cinta ini muncul dari kalbu yang paling dalam ? Ataukah timbul dari rasa kesepian karena jauh dari sanak keluarga ? Kemudian Halimun dan Ade Ucup seperti terjaga dari lamunan dan saat itu juga suasana menjadi ramai karena banyak teman Halimun datang.