Hati Yani hancur berkeping-keping melihat catatan kertas tersebut, dia segera menyembunyikan itu di dalam genggaman tangannya agar tidak terlihat oleh suster yang berada diruangan ibunya tersebut. Yani merasakan beban yang sangat berat pada dadanya yang dipenuhi dengan ketakutan akan kehilangan adik dan Ibunya. Orang yang terpikirkan olehnya saat itu adalah ayahnya yang mungkin saja terlibat dalam apa yang sedang terjadi.
Tubuhnya bergetar hebat mengingat apa yang akan terjadi pada ibunya, ia memikirkan solusia lain mengenai apa yang harus ia lakukan dan dengan segera ia berdiri dari posisinya.
"Ayumi…" Yani yang memikirkan orang yang dapat membantunya saat itu kembali terhenti saat ia menginta catatan dari kertas itu untuk datang sendiri.
"Aku tidak punya pilihan lain, maafkan aku Ayumi." Yani menarik nafa dalam dengan air mata yang kembali terus mengalir dengan deras.