Gadis itu dengan selembar kertas di tangannya berjalan di tengah-tengah keramaian, hari ini dia akan melakukan setiap rencana yang sudah di persiapkannya jauh hari.
Setelah menunggu selama hampir sebulan penuh, akhirnya dia dapat terbebas dari penjara itu. Hidup sebagai pewaris sah dalam kerajaan, membuat dirinya harus menjalani hidup yang sudah di atur untuknya, baik dalam berperilaku, berbicara, dan bahkan tidak memiliki hak untuk memilih seorang teman sekalipun.
Semua itu hanya bisa di atur oleh keluarganya, membuat dirinya tidak mempunyai banyak teman di sekitarnya, meskipun memiliki beberapa teman, namun kebanyakan dari mereka, berteman dengannya hanya karena memandang posisi dan status sosial keluarganya.
Sebagai seorang perempuan, dia juga ingin memiliki kebebasannya sendiri, memiliki banyak teman atau pun seorang pria yang di sukai.
Meskipun banyak pria yang mengejarnya dengan terang-terangan, namun dirinya masih mampu melihat kedalam lubuk hati mereka, bahwa mereka tidak tulus dalam mendekatinya.
Sebagai pewaris dimasa mendatang, menurutnya merupakan sebuah kutukan yang memenjarakannya dalam sebuah lingkaran yang tidak berujung.
"Baiklah, sekarang aku akan berkeliling dan menikmati kebebasan yang singkat ini!" gadis itu lalu menyimpan selembar kertas itu kedalam tasnya dan mulai berekeliling di tengah keramaian.
*
Ditempat lain di waktu yang sama.
"Bodoh! Bagaimana kalian bisa mengakui diri kalian sebagai pengawal terbaik disini? Hanya seorang gadis saja kalian sudah tidak mampu menjaganya?" Teriak seorang pria paruh baya, segaris urat menonjol di antara keningnya, menandakan kemarahannya yang luar biasa.
"Jika Yang Mulia mengetahui hal ini, kalian semua akan menerima akibatnya! Cepat temukan keberadaan Tuan Putri! dan jangan kembali sebelum kalian menemukannya!" perintah pria paruh baya itu.
Pria paruh baya itu merupakan pelayan setia di dalam keluarga kerajaan, dia sudah mengabdikan kesetiaannya pada keluarga kerajaan berabad-abad lamanya.
"Kepala Dip, saya menemukan beberapa petunjuk tentang keberadaan tuan putri!" ucap salah seorang yang tiba-tiba muncul dari arah pintu, dia mengenakan setelan yang sangat rapih dan terlihat cerdas, dengan sebuah laptop di tangannya, dia terkesan jenius dengan raut wajahnya yang serius.
Kepala Dip menolehkan kepalanya dan segera bergegas melihat hasil pencarian tuan putri di laptop si pemudah.
"Dalam rekaman cctv di depan gedung, sang putri terlihat menghindari pengawasana para penjaga dan memasuki sebuah mobil yang hampir menabraknya!" ucap si pemuda sambil memutar ulang kembali hasil rekaman.
Kepala Dip menjadi waspada saat melihat tuan putri berlari ke arah mobil yang sedang melaju.
BRAK...
Kepala Dip memukul meja dengan sangat keras saat melihat tuan putri pingsan di depan mobil yang menghentikan mobilnya secara mendadak karena di hadang oleh sang putri.
"Cepat, lacak lokasi pemilik mobil ini dan temukan tuan putri sekarang!" perintah Dip, yang dengan segera dilaksanakan oleh semua tim pengawal khusus.
"Berani sekali mereka menculik tuan putri, mereka harus menanggung akibatnya!" Kepala Dip yang termakan amarah, tidak menyadari tak tik tuan putri, yang mencoba menghentikan mobil tersebut dan berpura-pura tak sadarkan diri agar bisa lolos dari kejaran para pengawal.
Alih-alih memikirkan si pemilik mobil yang terjebak, Kepala Dip malahan menuduh mereka sebagai penculik.
Dari sinilah awal pertemuan cinta antara tuan putri dan laki-laki yang akan di nikahinya di masa depan. Entah itu berawal dari perselisihan atau pun kesalahpahaman, namun ini akan menjadi pertemuan bersejarah bagi mereka untuk di ceritakan ke anak cucunya kelak.