Indah duduk terpaku di dalam kamar, memandangi berbagai macam barang yang tergeletak di atas meja.
Semua barang itu berasa dari Demian, mulai dari coklat, beberapa boneka, aksesoris seperti kalung dan gelang, bahkan ada sebuah gaun.
Dengan setengah hati Demian akhirnya meninggalkan rumah itu untuk kembali bekerja, tapi tidak lupa memberikan banyak hadiah kepada Indah sebelum dia pergi.
Belum sempat Indah menolak, Demian sudah pergi dan meninggalkan setumpuk barang di atas meja, berharap Indah akan menyukai salah satu dari pemberian nya.
Melihat gaun itu Indah sedikit bergidik, gaun malam cantik dengan lapis berlian di setiap bingkai kerahnya. Ukurannya sesuai dengan tubuh Indah, namun yang membuat Indah sangat enggan memakainya, dikarenakan bagian punggungnya yang sangat terbuka, meskipun gaun itu terlihat panjang sampai ke telapak kaki, namun gaun itu memiliki belahan dari ujung kaki sampai ke bagian tengah paha.
"Otak pria itu benar-benar rusak! siapa yang akan memakai gaun seperti ini?" Indah lalu melemparkan gaun cantik itu ke sudut, lalu berbalik melihat sisa benda yang ada di atas meja.
Indah berpikir cukup lama, sampai akhirnya dia memutuskan memasukan semua barang-barang itu ke dalam kotak dan menyimpannya di atas lemari.
Dengan bantuan sebuah kursi, Indah memanjat dan mengangkat kardus yang berisi cukup banyak barang.
Dengan susah payah Indah mencoba meletakkan kardus itu di atas lemari, lemari itu cukup tinggi, membuatnya sedikit kesusahan.
Akhirnya dengan menjinjitkan kakinya, kardus itu dapat mencapai bagian atas lemari, saat indah akan turun dari atas kursi, tiba-tiba kakinya terpeleset.
"Aaaaa." teriak Indah secara refleks.
Indah menutup ke dua matanya, berharap rasa sakit saat terjatuh tidak akan sesakit yang dia bayangkan.
Namun beberapa detik kemudian, rasa sakit itu tak kunjung datang.
Indah merasakan bagian punggungnya terasa sangat hangat, aroma maskulin yang sangat familiar menerpa penciumannya.
Deg... Ini..
Degup jantung indah memompa begitu cepat, dia tidak akan perna lupa dengan sentuhan hangat yang perna menyentuh tubuhnya sebelumnya.
Tubuh Indah secara naluriah kembali bergetar, untuk membuka matanya saja dia merasa sangat takut.
Rafael yang saat ini menangkap tubuh Indah, memandang dengan ekspresi datar ke arah Indah.
Dia dapat merasakan tubuh Indah secara perlahan bergetar, perempuan ini bahkan tidak ingin membuka kedua matanya. Apakah dia sangat tidak ingin melihat ku? pikir Rafael dalam hati.
Rafael masih mengangkat tubuh Indah, membuat perempuan itu berada dalam pelukannya, seperti sedang membangkitkan sesuatu yang berada di bawah sana.
Rasanya perasaan yang beberapa hari ini Rafael tahan, seolah di picu dan siap untuk di ledakkan.
Rafael selalu merasakan sensasi yang sangat aneh, ketika tubuhnya bersentuhan langsung dengan Indah. Bahkan jika itu hanya sebuah sentuhan tangan nya di pipi Indah.
DUG..DUG..DUG..
Jantung Rafael secara perlahan menjadi semakin cepat, bersamaan dengan mengerasnya adik kecil yang bersembunyi di balik celananya.
"Apakah kau ingin selamanya berada dalam pelukanku?" tanya Rafael datar.
Indah yang mendengar ucapan Rafael segera tersipu malu, jika saja saat ini Indah tidak mengenakan riasan mengerikannya, maka Rafael akan dapat melihat semburat merah dari wajahnya sampai ke daun telinganya.
Indah lalu membuka matanya dan berbicara dengan nada yang sangat canggung.
"Tu..turunkan aku!" Ucapnya gugup.
Rafael lalu menurunkan Indah secara perlahan dan hati-hati, dia berusaha agar adik kecil di bawah sana, tidak menyentuh punggung Indah.
Saat Indah berdiri, Rafael segera pergi meninggalkan Indah. Membuat Indah bengong menatap kepergiannya.
Di dalam kamar, Rafael mencoba menenangkan dirinya.
Mengapa hanya dengan menyentuh membuat dirinya seperti ini? Apakah sekarang tubuhku sudah tidak bisa di kendalikan lagi? atau ini akan terjadi setiap kali aku menyentuh seorang wanita? pikir Rafael prustasi.
faktanya adalah meskipun selama ini Rafael mampu menahan hasratnya dengan mudah, itu karena dia tidak perna merasakannya sebelumnya. Namun sekarang berbeda, dia sudah perna mengalaminya bersama Indah, dan bahkan perasaan itu masih tergambar jelas dalam ingatan nya.
_______
Di taman, Indah duduk dengan sebuah buku ukuran sedang di tangannya. Sebuah buku dengan motif bunga mawar merah dan kupu-kupu cantik berwarna biru.
Akhir-akhir ini Indah sering menulis di buku harian itu, dia mencurahkan segala beban yang tidak bisa dia ucapkan ke orang lain ke dalam buku harian itu.
Buku harian itu cukup unik, memiliki kunci gembok lebih dari satu dan bahkan di setiap sudut buku terdapat sulur yang terhubung langsung ke gembok utamanya.
Jadi jika ada sembarang orang yang berusaha untuk membukanya, itu akan sangat sulit. Bahkan jika mereka mencoba merusak kuncinya, maka sulur di setiap sudut buku akan menyalakan api dan membakar setiap isinya.
Itulah mengapa Indah berani menuliskan semuanya ke dalam buku itu, dia mendapatkan buku itu pada saat terakhir kali dirinya keluar bersama Nadin.
____
Di kantor Rafael sibuk mengurus dokumen-dokumen yang menumpuk di atas mejanya, dan semua dokumen itu adalah dokumen yang sangat penting.
Namun Rafael terlihat sedikit linglung, terlihat dia sedang tidak fokus dengan berkas di tangan nya.
Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu terdengar, seorang gadis cantik yang berpakaian sangat rapi yang merupakan sekretaris Rafael, masuk ke dalam ruangan.
"Pak ini adalah berkas penting lainnya, Ibu Nanda sudah menyetujui untuk melakukan kerja sama bersama dengan perusahannya!" Lapor sekretaris cantik itu, sambil menyerahkan dokumen yang ada di tangan nya.
Rafael mengambil dokumen itu, namun seketika itu juga sekretaris itu membeku tak bergerak di tempatnya. Secara perlahan wajahnya berubah merah padam.
Rafael yang saat ini memegang dokumen, menyentuh tangan sekretaris itu cukup lama, seolah menunggu sesuatu.
Rafael lalu melepaskan pegangan tangan nya dan mengambil dokumen itu seolah tak terjadi apa-apa.
Sang sekretaris yang merasa pegangan di tangannya terlepas, melihat ke arah Rafael yang dengan serius mengecek dokumen di tangan nya.
"Hm.." dehem Rafael pura-pura, membuat sekretaris itu tersadar.
"Ka..kalau begitu saya keluar sekarang pak!" ucap sekretaris dengan gugup dan melangkah keluar.
Rafael sang pelaku utama yang membuat sekretaris itu tak berkutik, tidak menghiraukan keadaan bawahan nya itu.
Setuhan barusan merupakan hal yang di sengaja oleh Rafael, dia hanya mencoba menguji dirinya sendiri. Namun tak seperti dugaan nya.
Saat tangannya menyentuh tangan sekretarisnya yang cantik itu, dia tidak merasakan apa pun, bahkan ada sedikit rasa muak dalam benaknya.
Ada apa ini? kupikir tubuhku telah lengah dan sudah mulai menerima sosok perempuan? tapi mengapa tadi aku merasa seperti itu? Rafael masih merasa muak dan secara kasar membersihkan telapak tangan nya.
Sekretaris yang barusan keluar dari dalam ruangan Rafael merasakan hatinya berbunga-bunga.
Apakah bos mereka sudah tertarik padanya? apakah penantiannya yang selama ini akhirnya terwujud? sekretaris itu sperti merasa melayang-layang di awan.
Jika bosnya tidak memiliki perasaan padanya, mana mungkin dia akan menyentuh tangan nya seperti itu, bosnya sangat terkenal dengan sifatnya yang menjauh dari para gadis-gadis.
Bahkan teman bisnisnya saja yang perempuan, tidak perna menjabat tangan dengan nya. Dia sangat tidak suka bersentuhan dengan seorang perempuan.
Tapi barusan dia benar-benar menyentuh tanganku, bahkan dia tidak marah sedikit pun.
"Ohh.. terimah kasih tuhan, engkau pasti telah mengabulkan doaku." ucap sekretaris itu dengan wajah yang berseri-seri.
Sudah terlihat jelas, karena perlakuan dan ketidak pedulian Rafael, membuat kesalah pahaman yang sangat indah dan berbunga-bunga di dada sekretarisnya.
Silahkan memilih dengan batu kuasa^_^
agar author semakin semangat up datenya (⌒o⌒)(⌒o⌒)
dan terimah kasih buat para pembaca setia kecupan kecil dari alam mimpi, baik yang memberikan saran maupun kritik, semua itu menjadi pelajaran terbaik buat author..`(*∩_∩*)′o(〃^▽^〃)o(p^ェ^q)