Kebetulan saat itu aku sedang singgah di rumah saudara ku. Dan dari semua saudara sepupu ku yang cewek, ada yang paling genit, namanya Takeuchi Risya. Usianya saat ini berbeda 1 tahun dari ku, berkulit putih, bentuk payudaranya cukup proposional dengan badannya yang semampai. Karena penampilannya yang menarik, aku suka ngelirik ke arahnya kalau lagi ketemuan keluarga, dan aku selalu ngeliat kalau dia juga ngelirik ke arah ku sambil malu-malu. Belakangan aku tahu dari ibu ku sendiri, kalau ia suka sama aku.
Suatu hari saat aku sedang berkunjung ke rumahnya di kota yokohama aku diminta Risya-san membantunya membuat desain logo acara sekolahnya. Saat itu, kuliah ku sedang libur selama beberapa hari, Risya-san berada di kelas 3 SMA dan sudah mau lulus. Kebetulan karena di rumahnya juga sedang tidak ada orang, aku dan Risya-san hanya berduaan di kamarnya.
"Onichan, kenapa Hideki Onichan belum punya pacar?", tanya Risya-san kepada ku. Aku yang saat itu sedang serius cuma terdiam lalu menoleh ke arahnya dan aku kaget karena mukanya dekat banget dengan ku sampai aku bisa merasakan nafasnya (untung nafasnya gak bau hehehe).
Sedikit degdegan juga aku melihat wajahnya yang manis begitu dekat denganku.
"Eh.. Tidak..... maksud Onichan, saat ini belum mau", jawab ku seadanya sambil nerusin kerjaannya.
Aku memang tidak ingin memberitahunya kalau aku sudah putus dengan pacar-pacarku, terlebih aku tidak pernah mempertemukan mereka dengan orangtua ku; jadi wajar jika ia tidak tahu kalau aku sempat punya pacar.
Beberapa menit kemudian rupanya ia mulai pegal karena dia duduk di kasur dan aku di lantai dimana laptopnya sedang kugunakan. Sesekali Risya-san harus merubah posisi dan bertanya soal bentuk logonya. Entah disengaja atau tidak, setiap kali dia ganti posisi, pasti lengan kiri ku menyenggol payudaranya. Berkali-kali disenggol, penisku merespon dan mulai menegang. Aku curi-curi pandang ke arahnya, lalu aku lihat belahan kaosnya. Siang itu dia pakai hotpants hitam dan atasan putih longgar, membuat ku bisa melihat bebas ke dalam bajunya. Aku bisa mengintip bra biru Risya-san yang sepertinya kekecilan menahan payudaranya yang putih bulat.
" Ah, Risya-san, jangan nempel-nempel gitu dong"
"Kenapa Onichan? "
"gak enak aja. Itu kamu nempel pada ku"
"Apaan sih Onichan? "
"Tuh... Payudaramu", ia diam sejenak.
"Emang kenapa kalau nempel?"
"Ya jadi bikin pengen aku nya"
"Pengen apa?"
"Ya pengen megang hehehe"
"Hideki Onichan mau megang payudara ku?"
Aku terkejut. Aku lihat di samping, ia sedang tegak duduk dan terlihat payudaranya yang bulat dan wajahnya yang kemerahan.
"Emang boleh?"
"Boleh kok Onichan", jawabnya sambil langsung ngambil tangan kiri ku serta ia taruh di payudaranya yang empuk banget. Tanpa menunggu, aku langsung remes payudaranya.
"sshhhhhh..... Onichan.... aaahhhh..... mmmmmhhhhhhh"
"Dua duanya boleh nih?"
"sssshhh…. iyah….... boleh…."
Lalu ke 2 tangan ku sudah sibuk meremas payudaranya yang benar-benar indah itu. Tidak puas disitu, aku minta ijin untuk menyentuh bagian dalamnya. Ia dengan mudahnya mengiyakan permintaan ku; dan tangan kanan ku mulai turun mencari ujung kaos dan mulai merambat masuk ke kaosnya; dan menemukan branya. Aku remes dan aku pijat-pijat payudaranya.
"aakkkhhh… Hideki Onichan…. terus… enak banget...."
"Payudara kamu kenyal banget ya", jawab ku lalu menikmati kelembutan payudaranya itu.
"Bisa tidak aku hisap?", tanya ku yang di jawab olehnya dengan anggukkan.
Aku tarik kaosnya ke atas, dan aku naikkan branya yang berwarna biru ke atas. Ke dua payudaranya berwarna putih cerah dan indah menggantung bebas beserta putingnya yang sedikit kemerahan. Langsung saja aku serbu payudarnya itu secara bergantian dan menghisap putingnya yang kiri dan kanan. Ia merintih dan bergerak liar, terutama ketika aku mengigit kecil putingnya. Aku lihat ia mulai menggesek-gesekan pangkal pahanya, Risya-san sudah siap pikirku.
Aku berputar ke arah belakangnya, lalu aku peluk dia dari belakang. Aku mencium tengkuknya dan aku remas payudaranya serta ku pencet putingnya. Ia pun berteriak.
" Akh….... Onichan..… pelan-pelan.…aaakkhhhh.... di pelintir aja.... akh...", aku mengikutin kemauannya Risya-san. Aku pelintir punting payudaranya dengan terkadang keras dan lembut.
Melihat Risya-san semakin terangsang, tangan kanan ku turun ke pangkal pahanya. Lalu aku gesek dan naik turunkan, membuat ia semakin mengerang keras serta mendorong tangan ku agar semakin menggesek belahan kemaluannya. Ketika aku melihat gerakannya semakin tidak beraturan dan dia merintih makin keras dengan mata tertutup, aku mempercepat gerakan tangan ku dan dia pun mencapai orgasmenya.
"akh….... Aku keluar..... aaaaaaaaaa akh....!!!
Tangan ku dijepit oleh pahanya yang menegang karena orgasme.
Setelah ia membuka mata, dia melihat tepat kearah ku serta menekan batang ku yang memang sudah rusuh dari tadi.
"Sekarang, gantian Hideki Onichan", risya menurunkan celana dan celana dalamku lalu mengocok batang penis ku. Dengan lihainya ia menghisap dan menjilati penisku sangat enak. Aku bertanya-tanya, Apa anak ini sudah pernah ya?, sangat berpengalaman sekali pikirku.
Makin lambat, kocokan dan hisapan nya membuat pertahanan aku hampir runtuh.
"Ah....…. aahh…... Onichan sudah mau keluar..... ", aku memegang kepalanya serta mendorongnya masuk lebih keras.
Risya-san sedikit gelagapan dan tepat ketika aku mau keluar, risya menarik kepalanya dan menghisap kencang serta ujung lidahnya menyapu bersih batang penis ku. Aku muncrat. Pipi, hidung, mulut, dada, baju dan spreinya terkena muncratan ku.
Setelah kondisi redah, aku melihat Risya-san yang masih ngelihatin aku dengan muka yang belepotan sperma ku sambil tersenyum. Makin manis saja nih sepupu ku.
"Kok kamu mau lakuin ini sama aku? "
"Habisnya aku uda suka sama Hideki Onichan dari dulu".
"Tapi kamu sepertinya sudah pernah ya lakuin ini sebelumnya? "
"Gak kok, aku belum pernah, cuman sering nonton video porno aja kok".
"Oh. Tapi kamu hebat ya, Onichan puas banget"
"Heheh makasih Onichan. Aku ke toilet dulu ya mau bersih-bersih"
Aku ditinggal Risya-san ke kamar mandi, dari belakang aku melihat postur tubuh sepupu ku ini. Dengan baju yang masih berantakan, dan daleman terangkat, beserta hotpants warna hitam, ia benar-benar wanita sempurna. Putih, mulus, cantik & badannya yang seksi. Melalui pintu kamar mandi di kamar yang tidak dia tutup, aku melihat dia membereskan rok dan dalemannya.
"Onichan, sudah selesai belum logonya? ", tanya Risya-san memecahkan lamunan ku.
"Eh.. bentar lagi selesai", jawab ku gugup.
Sejak saat itu, kami berdua semakin dekat akan tetapi aku tidak tahu akankah kejadian itu terulang lagi. Entah kenapa, aku jadi kangen peristiwa itu. Setelah libur selama dua hari disana aku pun kembali.
Tiba-tiba saja handphone ku berbunyi dan membuyarkan khayalan ku. Aku mengeceknya dan melihat rupanya risya yang menelepon. Dia membutuhkan bantuan untuk mengerjakan pelajaran komputernya. "Wah, kesempatan nih pikir ku".
Karena besoknya adalah hari minggu, aku pun pergi berangkat dan menuju stasiun. Aku sudah biasa datang kerumahnya kalau-kalau tidak ada jadwal kuliah. Sesampainya disana aku pun membunyikan bel di depan pintu rumahnya dari dalam aku mendengar dia sedang mengobrol dengan ibunya. Ia lalu membukakan pintu.
"Hallo a….", teriakan ku terputus saat ku lihat dibelakangnya ternyata ia membawa temannya. Namanya Takaki Fumi.
Takaki-san ternyata sahabat Risya. Takaki lumayan lebih pendek dari risya dengan berat proporsional, berkulit putih, rambut hitam panjang sepunggung dan terlebih dari itu semua, payudaranya terlihat lebih besar daripada punya Risya.
Kami pun segera berkenalan.
" Takaki Fumi", ia mengulurkan tangan menyapa ku.
"Takeuchi Hideki", jawab ku sambil menikmati tangannya yang halus dan sedikit berbulu.
"Hideki Onichan, ini Takaki-san ia minta dibantuin kerjakan Excel nih, urusan fungsi-fungsi gitu"
"Oh…bisa, tenang aja. Ayok", ajak ku ke mereka. Aku melepas sepatu ku dan berjalan masuk.
Kami berjalan masuk kekamarnya Risya. Dan Takaki-san duduk di sebelah kiri ku sedangkan Risya di kiri Takaki. Ternyata harapan ku menjadi kenyataan. Salah satu dari mereka terangsang yang payudaranya selalu tersenggol dengan tangan ku ketika ia mengubah posisi duduknya.
Berbeda dengan risya, Takaki-san terlihat perubahannya, nafasnya mulai tidak beraturan dan kakinya mulai disatukan serta bergerak ke sana sini. Sudah terangsang rupanya.
"Hideki-kun sudah punya pacar belum?"
"Belum sih, kenapa?"
"Mau jadi pacar ku tidak?", kaget aku dengarnya.
Aku melihat Takaki-san begitu dekatnya dengan ku. Melihat wajahnya yang cantik dan aku sudah mulai terangsang, aku mengambil inisiatif untuk menciumnya ia pun dengan lihainya bermain lidah, ia membalas gerakan ku dengan liar di mulutnya. Tangan ku gatel ingin meremas payudaranya.
Dan dengan tangan kiriku mengelus punggungnya, sedangkan tangan kanan ku langsung memegang payudaranya kanan dan kiri.
"akh..... Hideki-kun..... enak….. terus kan.... remas payudaranya….. "
"Takaki-san payudara mu sunguh bagus. Berapa sih ukurannya?"
"36B Hideki-kun.... "
"Wow, gede banget.. isep yah?", Ia menjawabnya dengan mengangguk.
Saat kami melakukan ini aku melihat risya sudah tidur-tiduran di kasurnya.
Dengan leluasa tangan kiri ku menjelajah di punggungnya, dan tangan kanan ku menaikan baju yang dipakai olehnya, terlihat ia memakai bra yang agak ketat berwarna coklat muda sehingga payudaranya benar-benar terlihat. aku sedikit kesusahan mendorong bra nya karena payudaranya cukup besar.
Tangan kiri ku berusaha mencari pengait branya dan melepaskannya. Payudaranya terdorong keluar serta menggantung lepas. Aku remes dengan pelan dan langsung aku jilati bagian bawah payudaranya.
"Aaaaaiihhhh…. geli...….. aaahhh... Hideki..... geli...."
"Tapi enak tidak? "
"Enak....…. "
"Hideki-kun…. putingnya isep doong…... gatel", pintanya yang membuat ku tambah semangat.
Isapan dan remasan ku semakin kencang dan aku dorong ia sampai terlentang di lantai. Dengan ke dua tangan ku, meremas payudaranya dalam posisi misionaris. Walaupun bajunya masih lengkap, dan aku juga masih memakai baju aku bisa membuatnya merasakan batang penis ku. Aku dekatkan dan ku gesek-gesek di di sekitar kemaluannya.
"Ah….... terus…... isap... putingnya lagi....….. Aku suka....."
Aku percepat gesekan aku.
"Hideki...…. aku.…. ah..... mau.... keluar...."
Aku konsentrasikan isapan ku di sekitar putingnya. Dan saat sudah dapat, aku gigit kecil putingnya.
"aauu....…... akh... Hideki....…!!! ", aku tutup mulutnya karena teriakannya yang lumayan kencang. Aku terus mengesekan dan menghisapi putingnya hingga ia mendapat orgasmenya.
Merasa yakin, aku lepaskan celana dan celana dalamku dan aku lepasin juga roknya, ia tidak pakai celana dalam.
Aku jilatin vaginanya yang memiliki sedikit bulu itu, dan kulitnya yang putih mulus. Aku gesekan penis ku ke bibir vagina-nya yang sudah basah.
"Takaki-san, aku masukin ya? "
"Iya Onisan… masukin aja… untuk Hideki Onisan", jawabnya sambil menutup mata dan menggigit bibirnya saat aku masukan batang penisku. Ternyata ia sudah tidak perawan lagi. Tapi meskipun begitu aku tetap susah memasukan penisku.
Masih terasa sempit vaginanya membuat penisku kesusahan untuk memasukkannya. Aku rangsang ia lagi. Penisku masih berada di dalam vagina-nya, aku remas payudaranya dan aku mainin putingnya. Merasa mulai licin lagi, aku mulai masukkan penisku lebih dalam lagi ke vagina-nya
Dengan pelan aku keluar masukan penisku dan ku gesek-gesek di dinding vaginanya. Setelah agak lama akupun muncrat, aku tarik dengan cepat lalu ku keluarkan di atas pantatnya yang putih. Lalu aku gesek-gesek kepala penisku dengan bibir vagina-nya, karena takut kalau ia hamil aku mengeluarkannya di luar.
Aku terduduk lemas di lantai. Di depan ku, ia masih terkulai lemas. Vaginanya terlihat terbuka dan berlendir bening. Melihat pemandangan itu, aku terangsang lagi dan aku gesek-gesek vaginanya menggunakan jari tanganku.
Aku gesek-gesek terus sampai akhirnya ia mulai bergerak cepat dan badannya bergetar. Pahanya lalu menjepit tangan ku. Aku biarkan sampai ototnya mengendur. Lalu aku pun tertidur.
Saat aku terbangun, aku melihat Takaki-san sedang tidur telanjang di samping ku. Sejenak aku terpesona, dan bangkit duduk. Aku lalu teringat risya. Dimana Risya-san? aku cek dia sudah tidak ada di kamar.
Lalu aku periksa Handphone ku dan ada pesan. "Hideki Onichan aku ada keperluan sebentar jadi aku keluar".
Tampaknya Risya-san sudah tidak ada di kamar ini lagi.
Dengan santainya aku melihat Takaki-san yang sedang tertidur terlentang dan kakinya yang sedikit mengangkang membuat vaginanya dapat terlihat. Payudaranya yang terlihat tampil menantang. Penisku mulai terangsang lagi. Pelan-pelan aku elus-elusin vagina-nya lalu ku dekatkan penisku ke bibir vagina-nya sambil ku gesek-gesekan. Ternyata agak basah dan mulai licin vaginanya, aku terusin sampai Takaki-san mulai mengerang. Aku lihat, nafasnya masih teratur.
Perlahan aku angkat kakinya dan aku dorong penisku masuk kedalam vagina-nya. Risya-san hanya menjadi penoton.
"Ah... Onisan? mau lagi? ", ia membuka mata dan melihatku.
"Iya Takaki-san, habisnya kamu seksi banget".
"Ayo Hideki Onisan….. lanjutin", jawabnya sambil menutup mata.
Setelah agak lama aku pun memintanya untuk berbalik dan memasukkan penisku dari balik pantatnya. Dengan posisi doggy style.
Dengan posisi ini, aku mampu lebih merasakan gesekan pada dinding vagina-nya yang sangat lembut. Sambil aku meremas payudaranya dari belakang dan aku mainin putingnya yang sudah mengeras.
"uh.....….... Hideki Onisan….... aku mau keluar lagi….. Onisan..…. ah...."
"Sama sayang….. aku juga"
Aku semakin semangat memompa penisku, payudaranya yang putih berguncang-guncang.
Lalu aku cabut penisku membuat ia kaget.
"loh kok?…..
Dan aku masukan lagi dengan satu gerakan sambil aku jepit ke dua puntingnya dengan jari di kedua tanganku. Aku lalu terus memainkan penisku di dalam vagina-nya dan kami keluar berbarengan.
"ah..... Hideki...….. akh....!!! "
"ah....… Takaki-san"
Kedua kakinya pun mengunci pantat ku. Dan karena takut ia hamil.
Aku kaget dan berusaha melepaskan pantat ku, akan tetapi kakinya mengunci dengan erat sehingga membuat ku merasakan hangatnya air mani ku sendiri di vagina-nya. Setelah kakinya agak longgar aku akhirnya bisa melepaskan penisku dan terlihat sedikit air mani ku yang bercampur dengan cairan nikmatnya.
Aku naik ke atas kasur dan mengendong Takaki-san lalu berbaring di atas kasur. Matanya terpejam, payudara yang bulat basah karena keringat. Aku melihat bulu-bulu vagina-nya yang bergerak-gerak kecil tertiup angin AC.
Aku deketin dia dan menciumnya. Kami saling berciuman dan sesudah beberapa lama, kami melepas ciuman kami. Aku bertanya padanya penasaran, kenapa dia mau melakukannya denganku.
"Kamu kok mau sih melakukan itu sama aku?"
"Karena katanya Hideki Onisan jago sih"
"Hah? Kata siapa? "
"Risya"
Aku terkejut mendengarnya. Berarti sepupu ku ini nakal juga yah.
Melihat ia yang masih ngos-gosan, aku terangsang lagi. Kali ini aku hanya meremas-remas payudaranya dan memainkan putingnya tapi tidak menyentuh vagina-nya.
"Hideki..…. ah….... gatel..... Hideki…. aaahhhh….... mau...…. "
Karena penisku masih belum bangun, tangan ku yang menggantikan menggesek vagina-nya.
"ssshh..... aaaahhhhh…..... aaaakkhhh...!!!! ", ia pun mencapai klimaks nya dan orgasme lagi.
"aaaahhh…. hhhhhmmmm…mmmfff…aaahhh…Hideki Onisan nakal.….. aaahhhh"
Aku putar-putar putingnya dan aku peluk dia. Tangan nya memegang penisku dan meremas-remasnya. Bener-benar enak.
Menjelang sore, ia ku suruh bersih-bersih sebelum risya datang.
Risya datang sore itu, dan saat itu aku juga melakukan hal yang sama dengannya dan bersama dengan Takaki-san kami melakukan threesome. Setelah itu kami pun mandi bareng dan beres-beres.
Aku menginap di kamar tamu sedangkan Takaki-san pulang ke rumahnya. Dan besok malamnya aku kembali berangkat ke tempat kos ku.
Semenjak hari itu aku sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Takaki-san. Aku bertanya pada risya rupanya ia sudah pindah sekolah dan setelah lulus kabarnya, ia sudah menikah.
Aku hanya bisa mengenang hubungan ku dengannya. Terimakasih Takaki-san.
Semangat