章 5: Bab 5 - Beberapa Orang Di Belakang Hadley

<p>"How are you feeling?" tanya Hadley pada Flair.<br/><br/>"Just a bit weird and uncomfortable." jawab Flair bergidik membayangkan apa yang baru saja dialaminya di toilet.<br/><br/>"What about Fayre? Aku melupakannya tadi karena terburu-buru ingin ke toilet." ucap Flair menengok kanan kiri mencari Fayre.<br/><br/>"Ah, itu di sana, ia sedang sendiri!" seru Hadley seraya menarik lembut tangan Flair mengajaknya berjalan ke arah Fayre tak jauh dari tempat mereka sebelumnya.<br/><br/>"Syukurlah kau bisa masuk, Fayre!" ucap Flair dengan wajah serba salah.<br/><br/>"Bintang keberuntungan sedang jatuh di pundakku." balas Fayre sambil mencubit kecil lengan Flair.<br/><br/>"Mari ku kenalkan pada seseorang di sana, ayo kalian ikut saya!" ajak Hadley ke suatu tempat.<br/><br/>Di teras menuju taman, Hadley mengajak si kembar menuju tempat itu. Di sana sudah berdiri Rory dan Nikki, dan seorang lagi yaitu Kenrick.<br/><br/>"Hay sayang, ini boss baru kita." ucap Rory menyambut kehadiran mereka bertiga.<br/><br/>"Kenrick, inilah si kembar unik yang saya ceritakan padamu." lanjut Rory.<br/><br/>"Hi, Kenrick!" sapa Hadley mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Kenrick, lalu dengan Flair.<br/><br/>"Ini Flair, " jelas Hadley. "dan ini... ..." Belum sempat Hadley melanjutkan,<br/><br/>"Fayre Bosley, ... aku yang membawakan undangannya hingga ia bisa masuk tadi. " jawab Kenrick melanjutkan tanpa menjabat tangan Fayre.<br/><br/>"Wah, aku bisa melihat bintang yang jatuh yang kau maksud tadi!" bisik Flair menggoda Fayre.<br/><br/>"Rupanya kalian sudah saling mengenal." seringai Rory lebar.<br/><br/>"Beliau salah satu trainer di kelas memasak kami." jawab Flair.<br/><br/>"Salah satu hoby Mister Kenrick, dara kembar ini masuk dalam club memasak kami." sahut Nikki. 1"Dan resep mereka menjadi salah satu menu favorit di resto kami. Menu itu bekerja sangat baik di Cadee Resto." lanjut Nikki menjelaskan.<br/><br/>"How impressive you?" celetuk Hadley kagum.<br/><br/>"Ah, hanya sekedar hobi untuk menghilangkan penat." s¹ahut Kenrick datar.<br/><br/>"Perlu kalian tahu. He is the only prince who continues the company of Beau, bergerak di bidang textil. Dan kain-kain yang digunakan dalam pameran ini seluruhnya kain premium terbaik dari pabrik milik beliau." jelas Hadley kepada si kembar.<br/><br/>Fayre mencuri pandang kepada Kenrick, saat Kenrick balas memandangnya, ia mengalihkan padangan ke arah lain. Ada sedikit terkesan dengan kenyataan kehidupan Kenrick yang baru saja ia ketahui.<br/><br/>*******<br/><br/>Sederet acara telah berlangsung, semua koleksi busana sudah dikeluarkan. Tiba saatnya para hadirin menikmati santap malam. Meja-meja yang telah ditata di sudut-sudut yang memudahkan tamu yang hadir untuk menikmati hidangan nantinya. Berbagai jenis makanan mulai dikeluarkan oleh para pelayan. Di meja-meja minuman, juga mulai diisi penuh lagi oleh berbagai minuman yang sudah banyak berkurang karena dinikmati oleh para tamu.<br/><br/>Semua tamu undangan masih ramai membicarakan karya rancangan Idlina yang baru saja diperagakan di catwalk tadi di acara inti. Karya-karya itu mengagumkan dan membuat semua pemerhati di ruangan itu berdecak kagum. Tiada yang bisa menyamai khas yang dimiliki Idlina.<br/><br/>Flair, Fayre, Rory, Nikki berkumpul menikmati santap malam dengan gembira. Sama seperti semua tamu di ruangan itu.<br/><br/>Hadley membuang puntung rokok setelah satu hisapan terakhir dan melihat beberapa pesan yang masuk di ponselnya. Dari arah belakang, terasa tiba-tiba tubuh seorang gadis memeluknya dari belakang. Pelukan itu sangat erat, melepas rindu pada pria berkulit kuning langsat itu. Hadley berusaha berontak karena tidak ingin dilihat oleh tamu yang lain. Hadley meraih tangan dan mencoba melepaskan diri dari pelukan erat gadis itu. Gadis memakai dress Navy selutut itu tak kuasa melawan Hadley padahal ia masih ingin sekali memeluknya.<br/><br/>"Altha, apa yang kamu lakukan?" tanya Hadley mencoba menenangkan diri. Karena yang dihadapinya adalah wanita, ia tidak mungkin bersikap kasar terhadap wanita, terlebih lagi di tempat umum.<br/><br/>"Bagaimana caranya mendapatkan perhatian darimu? Aku sudah kehabisan cara. " ucap Altha tersenyum sinis.<br/><br/>"Sebentar lagi perjodohan kita akan diumumkan, sayang. Harusnya kau bersikap lebih manis padaku." lanjut Altha sambil menunjuk dada kanan Hadley dengan tangan kirinya.<br/><br/>"Dan aku pastikan saat-saat indah itu akan kembali. " sambung gadis cantik itu sambil berlalu pergi.<br/><br/>"Aku peringatkan padamu, jika kau tetap memaksa, maka tidak akan ada yang indah dari hari-hari kita. Itu sudah tak akan pernah ada lagi. I'll be sure to break you!" ucap Hadley dengan wajah galak.<br/><br/>"I don't care. " balas Altha sambil nyengir menyepelekan.<br/>"Aku lebih senang jika kau mematahkan aku di tengah." lanjut Altha mencibir dan tangannya menunjuk ke dadanya.<br/><br/>Begitu selesai santap malam para tamu undangan bersiap untuk penutupan acara. Hadley menggandeng Flair, Fayre berjalan diapit oleh Rory dan Nikki. Hadley hendak mengenalkan mereka dengan Idlina yang sedari tadi sangat sibuk menemani tamu-tamu penting di dalam acaranya itu. Saat mereka hampir sampai di tempat Idlina berdiri, dari jauh tampak Kenrick bercakap-cakap dengan Idlina. Kenrick mencium pipi kanan kiri Idlina dan beranjak pergi.<br/><br/>"Nyonya, saya kenalkan ini adalah dua kembar yang saya rekomendasikan kepada Anda kemarin." ucap Hadley pada perancang busana kenamaan itu.<br/><br/>"Wajah yang unik, Hadley. Mengapa tak kau tunjukkan sedari kemarin. Aku bisa memakainya mulai besok ya. Nanti asistenku akan membantumu." jawab Idlina dengan yakin.<br/><br/>"Baiklah Nyonya, terima kasih atas kesempatan yang Anda berikan." balas Hadley berterima kasih.<br/><br/>"Dan kau cantik, jangan mengecewakan ku, okey! Berikan aku yang terbaik." ucap Idlina memandang Fayre dan Flare.<br/><br/>"Kami sangat tersanjung Nyonya. Ini kesempatan emas buat kami." sahut Flair terharu. Pembicaraan mereka diakhiri dengan foto bersama perancang kondang itu.<br/><br/>Dari jauh dekat tirai jendela kaca terlihat Altha sedang memperhatikan Flair dan Fayre. Amarahnya mulai tersulut, kepalanya mulai mendidih melihat dara cantik yang sedari tadi tangannya digenggam oleh Hadley.<br/><br/> "Siapa si jalang kembar itu?" tanya Altha pada kakaknya yang tampan dan dingin yang berdiri di sebelahnya, Nolan.<br/><br/>"Bosley bersaudara. Mereka karyawan Hadley di Soar Enterprise1 miliknya. Dan Rory Eaton, pria berambut biru itu asisten mereka. Kini Hadley ingin karir mereka berada pada puncaknya." jelas Nolan.<br/><br/><br/><br/>"Hadley sepertinya sangat perhatian kepada mereka. Bagaimaana kau telah tahu begitu banyak tentang mereka? Bantu aku menyingkirkan wanita itu. Hanya aku yang boleh menjadi satu-satunya istri Hadley." gerutu Altha dengan mata tajam seperti pedang yang menghunus ke arah Flair.<br/><br/>Altha berjalan ke arah Hadley, namun langkahnya terhenti ketika Nolan kemudian menarik lengan adiknya yang manja itu. "Aku tidak mau sampai gadis itu terluka! Aku peringatkan padamu! Atau akan aku hilangkan posisi COO dari Hadley di perusahaan kita" pinta Nolan dengan tatapan mendalam kepada Altha.<br/><br/>"Hey! Tenang! Aku hanya mengatakan menyingkirkannya, bukan menghilangkannya. Setelah ia tersingkir, itu bukan urusanku lagi. Itu bisa menjadi bagianmu." sahut Altha menyeringi licik kepada Nolan, seakan ia paham jika Flair menjadi target bersenang-senang berikutnya bagi Nolan.<br/><br/>Altha sampai di kerumunan Hadley dan yang lainnya. Ia sengaja menabrak punggung Flair dari belakang menyebabkan Flair terpental menjauh dari Hadley. Untung ada Fayre yang memegang tubuh Flair yang terhuyung itu.<br/><br/>"Ada apa dengan orang ini? " bisik Flair pada Fay mencoba berdiri dengan benar dan melihat siapa yang sengaja menabraknya. Di sana Altha sudah berdiri di sebelah Hadley tanpa merasa bersalah sama sekali. Altha menyela pembicaraan dengan Hadley.<br/><br/>"Tuan Rieger aku menunggu laporanmu di mejaku besok pagi-pagi sekali sebelum keberangkatanmu keluar negeri." pinta Altha dengan suara manjanya pada Hadley.<br/><br/>"Sudah ku siapkan, Anda jangan khawatir." sahut Hadley.<br/><br/>"Rory, kau pernah melihat wanita itu? Kau kan yang sering mencari Hadley di kantornya." tanya Fayre mencari tahu.<br/><br/>"Altha Swinford, dia adalah CFO, kepala keuangan di SWTV. Tepatnya adik dari Nolan Swinford pria yang ada di belakang Hadley itu." jelas Rory. <br/><br/>Flair merasakan kehadirannya tidak dikehendaki wanita dari kelas atas tersebut. Terlihat dari tatapan Altha yang menatapnya seperti serangga tak berarti. Lain lagi dengan Nolan yang memperlihatkan jelas-jelas sorot mata dingin itu menuju padanya.<br/><br/>Setelah acara usai, kedua dara kembar diantar pulang oleh Hadley ke rumah mereka. "Sampai jumpa lusa." ucap Hadley sambil mengecup punggung tangan Flair. Pria ini merasa banyak hal berkecamuk dalam pikirannya. Ia sungguh sangat takut kehilangan gadis impiannya ini.<br/><br/>"Hati-hati, setelah sampai di tempatmu segera kabari aku. Aku pasti sangat menunggu kabarmu." pinta Flair dengan mata berkaca-kaca.<br/><br/>Ada hal yang mengganggu pikirannya setelah pertemuannya dengan Altha di pameran tadi. Tapi hal itu tidak ingin disampaikannya pada Hadley, dan berharap ia akan melupakannya besok.<br/><br/>"Aku tidak akan membuatmu kawatir. " balas Hadley. Ponsel Hadley berbunyi namun Hadley mengabaikan nya.<br/><br/>"Masuklah, hari sudah sangat malam. " pinta Hadley.<br/><br/>"Okey!! " jawab Flair menurut. Sementara Flair memasuki rumah, Hadley mengambil ponselnya dan membaca nama yang tertera di layar.<br/><br/>"Hallo kakek. Sudah sangat larut sekali. " jawab Hadley di ponselnya sambil memutar balikkan mobilnya untuk bergegas pulang.<br/><br/>*) Jangan lupa Follow IG : MyAzra_Tyas<br/>untuk tahu judul Novel saya yang lain</p>