Ella masuk kedalam lift dengan kesal, wajahnya masih terus saja memerah padam. Karena membayangkan betapa bodohnya, dia dan William bisa kembali berciuman meskipun itu tanpa disengaja.
Terus saja Ella menekan tombol lift dengan berkali-kali, padahal pintu lift sudah tertutup dan sedang bergerak menuju lantai dasar. Ia pun berteriak kencang didalam lift, menghentakkan kedua kakinya kuat dan mengacak rambutnya dengan amat frustasi.
"AWAS SAJA KAU WILL! Kau pikir aku masih mencintaimu! Cih... Itu tidak akan terjadi."
Sesampainya dikantor Ella terus saja menekuk rapat wajahnya, masih mengatur emosinya yang masih menggebu-gebu. Rasanya ingin sekali ia memberikan sebuah tinju pada wajah seseorang. Alih-alih melakukan itu, Ella justru melihat wajah Pamela yang muncul dari bilik kerjanya.
Sebelumnya Author ucapkan banyak terima kasih untuk kalian semua yang masih setia membaca hingga bab ini.. love you..
maaf kalau ada typo ya.. hehe..
Jangan Lupa dukung Author selalu
dengan cara
1. power stone
2. rate bab ini
3. gift.
4. review
5 rekomendasi ke teman, saudara, tetangga, paman bibi.. untuk baca Ella.. hehehehe..
terimakasih^_^.
next.. lanjut...