Anak laki-laki berlari cepat setelah Bi Ratna baru saja membukakan pintu masuk, wanita tua itu memandang heran dan juga bingung. Hari ini Benjamin terlihat sangat aktif, dan ia melakukan apapun dengan terburu-buru.
Benjamin sudah berada dalam kamarnya, kamar dengan nuansa biru dengan tiga lemari kaca yang berisikan koleksi mainannya sendiri. Ben, adalah nama panggilannya. Anak laki-laki yang sudah menginjak usia delapan tahun, saat itu ben sudah melempar tas sekolahnya keatas kasurnya. Tapi karena lemparannya meleset, tas punggungnya seketika terjatuh diatas lantai kamarnya.
Ben tampak tidak peduli, karena yang ia pedulikan adalah memainkan sebuah permainan seru yang baru ia miliki. Sudah lama sekali ia meminta dari ibunya sendiri, dan di ulang tahunnya yang ke-delapan. Barulah ibunya mengabulkan permintaannya, walalupun dengan sederet aturan yang harus ia patuhi.