Kai mendapat dukungan semangat dari yasil kali ini, dia selalu setia menemani kai ketika dia mendapatkan kesedihan yang teramat sangat. Karena kai tidak memiliki siapa-siapa lagi di desa , maka yasil merasa berkewajiban untuk memberikannya dukungan dan sebuah semangat pada kai untuk tetap bangkit dalam keterpurukannya.
Kejadian kali ini sangat bertubi-tubi untuk kai, setelah dia harus berpisah dengan anneth sahabat paling dekat dengannya kali ini nenek pun telah pergi untuk selamanya.
"Kamu yakin masih bisa berdiri untuk solat? " yasil bertanya pada kai sesampainya di mesjid, dia melihat kedua mata kai yang merah dan membengkak karena menangisi kepergian nenek kali ini.
"Ya " jawab kai.
Mereka segera mengambil posisi di shaf pertama di belakang pak ustadz guru mengaji mereka yang akan menjadi imam solat jenasah kali ini.