»Keesokan Pagi nya di Bandara London«
Alvin tampak membuka kaca mata hitam nya setelah menarik troli nya. Dia menatap ke semua orang kecuali ayah nya yang tidak mau ikut mengantarnya ke Bandara.
"Bunda, Alvin berangkat dulu!". ucap Alvin pada Ibu Aira yang ekspresi nya mulai memelas sedih.
"Iya sayang, semoga selamat sampai tujuan!". balas Ibu Aira setelah memeluk Alvin.
"Kamu jaga diri ya disana, kakak dan Kak Kevan akan segera menyusulmu bersama Zian juga". ucap Elisya sembari memeluk adik satu-satunya itu.
"Iya kakak". balas Alvin.
"Kak, aku juga akan segera menyusulmu". kata Maheza dengan sedih sambil melambaikan tangan nya hendak memeluk Alvin. Sayangnya Alvin mengabaikannya, malah memeluk David sambil berkata, " kita akan bertemu lagi!".
"Tentu". balas David sambil menepuk-nepuk bahu Alvin.
Maheza benar-benar merasa iri dengan persahabatan dua beruang kutub di depannya itu, dia merasa di cuekin, tapi dia juga tau kalau kedua kakaknya sangat menyayanginya.
Setelah berpamitan dengan keluarga nya, Alvin langsung bergegas naik ke pesawat.
Di dalam pesawat, Alvin merasa tidak sabar sampai secepat nya di Indonesia hanya untuk bertemu Ana kembali.
"Ana istriku aku merindukanmu, semoga engkau masih menungguku. Dan tolong maafkan aku jika aku telah meninggalkanmu terlalu lama. Ana tunggu aku !, aku akan segera menemuimu".
»Indonesia«
Beberapa jam kemudian, Alvin sampai di Jakarta, dia pun tidak mau menunda lagi.
Alvin bukan nya pulang ke rumah, dia malah datang langsung menuju alamat yang sudah di dapatkan dari Maheza.
Akan tetapi sayang di kos yang tidak terlalu besar itu tampak sepi seperti tiada penghuni. Walaupun Alvin sudah menunggu lama, tetap saja tidak ada bayangan Ana nampak di kos itu.
Berhubung waktu sudah malam, dengan berat hati Alvin memutar Lamborghininya dan kembali beristirahat di Qing House.
Qing House adalah salah satu rumah besar dan megah yang mirip istana tepat berada di pusat kota Jakarta, di lingkungan itu hanya dihuni oleh orang-orang kelas atas.
Akan tetapi, hanya Qing House satu-satu rumah keluarga Alvin yang paling mewah dan luas dari rumah yang lainya secara pemiliknya adalah pebisnis nomer satu dari kerajaan bisnis terbaik di Indonesia yaitu MH Grup.
»Qing House«
Setelah sampai di rumah, Alvin di sambut oleh beberapa pelayan, meski sudah delapan tahun tidak kembali, tapi wajah tampan Alvin masih teringat jelas di benak para pelayan senior nya.
"Tuan selamat datang di Qing House!". sapa Fuad selaku kepala pelayan yang sudah mengenal Alvin dengan baik mencoba menyambut kedatangan Alvin dengan hormat.
Alvin mengangguk tanpa ekspresi dan langsung menuju kamarnya tanpa menghiraukan para pelayan yang tampak histeris melihat kedatangannya.
"Tuan Fuad, itu siapa ya?". tanya salah satu pelayan yang baru bekerja di Qing House.
"Itu Tuan Muda Alvin". Jawab Fuad yang sudah mengenal Alvin sejak dia masih bayi.
"Aaaa .... sepertinya aku akan betah tinggal di sini, secara ada pangeran tampan baru datang dari negeri dongeng".
"Iya, aku juga, dia benar-benar tampan".
"Sudah, kalian jangan berbisik lagi, temperamen Tuan Muda terkenal buruk jadi jangan sampai kalian melakukan kesalahan!". Fuad berkata yang sebenarnya, sehingga dia menasehati para pelayan itu agar mereka bisa lama bekerja di Qing House.
Mendengar nasihat Fuad selaku kepala pelayan, mereka merasa ngeri, secara mereka sudah susah payah agar bisa bekerja di Qing House jadi mereka takut di pecat.
Karen kelelahan Alvin beristirahat di kamar yang sudah lama dia tinggalkan itu setelah dia membersihkan diri nya di kamar mandi.
»Keesokan Harinya.«
Meninggalkan Alvin yang baru kembali ke Indonesia.
Ana terlihat bertanya-bertanya perihal Aldi yang tidak datang di hari bahagia nya, bahkan sampai saat ini Aldi tidak menunjukkan batang hidung nya hanya untuk sekedar minta maaf.
Ana berusaha mencari penjelasan dari Aldi dengan cara menelpon nya berulang kali, tapi tetap saja tidak diangkat. Oleh sebab itu Ana memutuskan untuk datang ke kantor Aldi sehabis pulang dari kampus. Akan tetapi keputusan nya itu diketahui oleh Mila yang sudah sangat kesal sama Aldi bahkan dia berencana untuk tidak mengijinkan Aldi ketemu Ana lagi.
"Ana jangan temui dia! karena bukan kamu yang harus menemui nya melainkan dia yang datang kalau memang dia lelaki baik yang bertanggung jawab". cegah Mila sambil sibuk membenarkan High heels nya.
"Tolong percaya padaku!. Aku tidak ingin berprasangka buruk oleh karena itu, aku harus mencari tahu secara langsung apa alasan dia. Setelah itu aku tidak akan menemui nya". ucap Ana dengan ekspresi memelas.
"Penjelasan apa lagi yang kamu inginkan? bukankah sudah jelas, lelaki itu tidak datang di hari akad kalian, juga dia belum menemuimu untuk minta maaf. Bukankah itu nama nya bajingan yang tidak bertanggung jawab?". ucap Mila seraya melotot menatap Ana.
"Aku tau. Tapi, kali ini aja tolong biarkan aku menemui nya!". Ana menatap Mila dengan ekspresi memohon dan sudah tentu tatapan itu mampu meluluhkan hati Mila.
Mila menarik nafas, dia tau bagaimana sifat Ana, akhirnya dia mengangguk setuju dengan ide Ana tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Terimakasih. Oh iya, Kamu akan pergi?". tanya Ana ketika melihat Mila sudah rapi dan cantik.
"Iya, hari ini ada iklan baru, jadi aku ada shooting sampai malam". sahut Mila sambil menenteng tas kecil mewah milik nya.
Ana mengangguk dan tersenyum,"Ya sudah hati-hati ya, semoga iklan nya lancar hehe..!".
"Aamiin, ya sudah aku pergi!". Mila memeluk Ana dan tersenyum seraya melepas salam, setelah itu dia pergi meninggalkan Ana.