"Em, saya..".
"Ada apa?" Rama menatap wajah Nalla. Seperti ada sesuatu yang ingin wanita ini katakan. Tapi Nalla jelas terlihat ragu.
"Sebenarnya.., saya..", Nalla mengangkat kepalanya, menatap lekat wajah Rama. Dia menelan ludahnya dengan susah payah, tenggorokannya terasa tercekat. Suaranya mendadak menjadi parau karena gugup. Dia ingin mengakui segalanya pada Rama detik ini juga, tapi semua kalimat yang sudah Nalla rangkai dengan sempurna terasa berantakan, tidak bisa dia sampaikan. Yang keluar hanya kata-kata yang tertahan saja.
"Saya..".