sungguh Budi malu terlihat dari wajahnya seperti tomat Merah. walaupun tidak bisa silat dan tingkah lakunya sangat manja, tapi Budi sudah dari kecil melihat gerakan silat dari kakeknya.
kakek Budi memang terkenal ahli beladiri dan mantan Pengawal pribadi Raja, sehingga diberikan tanah dan kekuasaan untuk memimpin desa.
Budi sudah sampai didepan gerbang rumah, terlihat para asisten ibunya sedang sibuk menyiapkan banyak barang seolah mau pindah rumah.
"mbok, ini siapa yang mau pindah?" tanya Budi kebingungan.
"katanya ibu Sri den Budi mau pergi ke kota Bungah" jawab mbok
"loh, saya" Budi sungguh kebingungan dengan kabar yang tidak benar. langsung masuk kedalam rumah, mencari ibunya.
"bu, siapa yang mau pindah ke kakek" Budi langsung bertanya kepada ibunya.
"nak, kamu tidak kangen kakekmu kah? kan kamu sudah lama tidak kesana kakekmu sedah kangen" jawab bu Sri meneduhkan.
memang ada rasa kangen sama kakeknya tapi rasa rindu pada Renata sungguh bisa membuat Budi rela melubangi bukit demi melihat Renata.
"Budi tidak mau pergi". Budi dengan ekpresi marah. karena memang bukan keinginan Budi untuk pergi, selain itu kejadian tadi sungguh membuat Budi seolah pahlawan yang menolong sang putri dalam hatinya.
Budi lari masuk kamar dan mengunci pintu. menangis.
sore hari, saat Budi terdiam dikamar yang ada dalam lamunannya hanya wajah Renata. saat dia memergoki Budi, saat Renata terharu dan saat Renata bingung atas sikap Budi.
inginya selalu bersama Renata. setiap detik membuat rasa ini tambah besar. jika di suruh mindahkan bukit, mungkin Budi bisa. kalian pasti tahu lah kekuatan cinta.
— 次の章はもうすぐ掲載する — レビューを書く