Wajah Mu Xiaoxiao menunjukkan ekspresi sinis, terlihat seperti benar – benar tidak mempercayai apa yang dikatakannya.
Lelaki itu menggaruk kepalanya, merasa malu dan berkata, "Sebenarnya, Kelas S terdiri dari murid yang kaya atau murid yang pintar. Untuk kelas lain, merupakan kelas normal: A, B, C , D, dan F adalah kelas terburuk dan terlemah. Ada banyak gangster juga di sana, jadi pastikan kamu tidak mendekati kelas F".
Mu Xiaoxiao terpana, jadi ini masalahnya!
Dia merasa laki – laki ini cukup baik hati telah memperingatkannya tentang hal tersebut. Dia memutuskan untuk bersikap lebih baik padanya. Dia tersenyum dan bertanya, "Kalau begitu, kamu pasti kaya juga? Kamu tidak terlihat seperti orang yang pintar."
Lelaki itu menjadi agak malu. Demi usaha untuk mendapatkan kembali harga dirinya, dia menjelaskan, "Aku hanya tidak bisa berbahasa Inggris. Tapi bahasa Mandarinku sangat bagus!"
Mu Xiaoxiao tidak bisa menahan tawanya. "Kamu seorang laki-laki! Apa yang bisa dibanggakan dengan jago berbahasa Mandarin?"
"Mu Xiaoxiao, aku sadar mulutmu jahat. Kamu tidak seperti penampilanmu ya, polos dan imut."
"Kamu menyebut aku jahat? Kamu belum bertemu orang yang benar-benar jahat."
"Oh, ngomong-ngomong, namaku Yu Zhe. Jika kamu memiliki masalah suatu saat nanti, kamu bisa meminta bantuanku kapan saja," kata Yu Zhe sambil menepuk dadanya.
Dia terlihat sedikit menyenangkan bagi Mu Xiaoxiao. Ketika dia mencari-cari cowok tampan dari depan kelas, Yu Zhe sebenarnya termasuk salah satunya. Meski demikian, Xiaoxiao tidak berpikir bahwa dia cukup menarik. Xiaoxiao memutuskan untuk berteman dengannya, karena itu bukan ide yang buruk untuk memiliki seorang teman seperti dia untuk mengerjakan tugas.
Mereka menunduk ke bawah sambil asik mengobrol, sama sekali tidak menyadari bahwa guru mereka menjadi sangat marah di depan kelas melihatnya.
"Murid baru, terjemahkan paragraf berikutnya," guru itu tiba-tiba berkata.
Mu Xiaoxiao sama sekali tidak sadar bahwa dia dipanggil saat dia terus mengobrol dengan kepala tertunduk sampai gadis yang duduk di seberang lorong menyenggolnya.
"Mu Xiaoxiao, guru memanggilmu."
"Oh." Mu Xiaoxiao menjawab, mengangkat kepalanya dan menatap lurus ke mata guru yang sudah berapi-api karena marah itu, "Guru, apakah ada yang salah?"
Guru itu terlihat sangat marah, raut wajahnya yang menakutkan berubah menjadi rona biru ke ungu-unguan.
"Mu Xiaoxiao! Terjemahkan paragraf kedua dari buku teks!"
Mengangkat bahu dengan polos, dia berkata, "Tapi guru, saya tidak punya buku teks."
"Pinjam dari teman sekelasmu!"
Terlihat jelas, guru Wei tampak marah dan ini menjadi tidak mudah bagi Xiaoxiao.
Yu Zhe menatap Mu Xiaoxiao, merasa sedikit kasihan padanya. Dia menyerahkan buku pelajarannya lagi dan berkata dengan lembut, "Katakan apa saja. Dia tidak akan berani melakukan apa pun padamu."
Mu Xiaoxiao menyeringai sambil mengangkat buku teks itu dan membuka bab yang dimaksud.
Dari mulutnya terucap bahasa Inggis beraksen Amerika yang fasih dan lancar. Pengucapannya benar-benar berbeda dari cara gurunya berbahasa Inggris dengan aksen Cina. Sangat menyenangkan didengar di telinga sehingga teman-teman sekelasnya takjub.
"Guru, apakah yang anda maksud adalah paragraf ini? Lalu, terjemahannya adalah ..."
Setelah itu, dia melakukan terjemahan yang sempurna pada bagian yang baru saja dibacanya.
Melihat Xiaoxiao, guru itu menjadi linglung. Wajahnya bahkan tampak lebih menakutkan, dirinya seolah–olah merasa dipermalukan.
"Guru, bolehkah saya duduk?" Mu Xiaoxiao bertanya sambil tersenyum.
"Oke, duduklah," jawab guru itu dengan enggan, wajahnya tampak pucat.
Yu Zhe menatapnya dengan kagum dan berkata, "Mu Xiaoxiao, kamu benar-benar hebat! Bagaimana bisa bahasa Inggrismu sangat bagus? Pengucapanmu luar biasa! Orang - orang akan berpikir bahwa kamu adalah orang asing, jika mereka tidak melihatmu secara langsung".
Mengedipkan matanya dengan sombong, Mu Xiaoxiao berkata, "Bukannya aku sudah bilang padamu ya? Aku baru kembali dari Amerika, dan aku dulu belajar di sekolah terbaik dan bergengsi di Amerika. "
"Wow!" para siswa yang menguping berseru serempak.