"Oi, Xiaoxiao, bangun. Kita sudah sampai. Jangan pikir aku tidak tahu kamu sedang pura-pura tidur — kamu mau kugendong? Jangan harap!" Karena merasa berhasil mengetahui tipuannya, dia menyenggol Mu Xiaoxiao dengan tangannya.
Akan tetapi, bukan hanya Mu Xiaoxiao tetap tidak bangun, dia bahkan mengayunkan tangan untuk memukul tangan Yin Shaojie seolah – olah itu adalah lalat.
Yin Shaojie mengerutkan keningnya. Mungkinkah gadis ini benar-benar tertidur?
Melihat jam saat itu, sudah lewat tengah malam. Dia ingat bahwa Mu Xiaoxiao baru tiba hari ini, setelah berada di pesawat selama lebih dari sepuluh jam — tentu saja dia jetlag dan lelah.
"Tsk, aku memang berutang banyak padamu," gumamnya. Keluar dari mobilnya, Yin Shaojie menuju ke sisi penumpang. Mengangkat lalu dia menggendongnya di punggungnya
Mu Xiaoxiao mengecap bibirnya, wajahnya menempel ke punggung pria itu. Karena terasa nyaman, ia menggosok-gosokkan wajahnya ke punggung Yin Shaojie, dia kembali pulas.
Yin Shaojie mengunci mobilnya dari jarak jauh sebelum membawa MuXiaoxiao menaiki lift.
Dia tinggal di lantai paling atas kondominium mewah ini, karena merasa senang bisa melihat dunia. Lagipula, karena sudah tengah malam, lift itu kosong sehingga hanya ada mereka berdua.
Mu Xiaoxiao tetap menempel di punggungnya, terasa nyaman dan tertidur pulas.
Yin Shaojie berdiri di lift. Mengintip cermin dan melihat wajah tidur Mu Xiaoxiao, dia menggelengkan kepalanya secara naluriah.
Akhirnya, mereka tiba di rumah. Dia menempelkan telapak tangannya ke alat pemindai dan mempertimbangkan di mana dia harus menempatkan Mu Xiaoxiao. Pada akhirnya, dia memilih kamar tamu. Menempatkannya di tempat tidur, dia dengan hati - hati menutupinya dengan selimut sebelum pergi.
Yin Shaojie menggeliat dan pergi untuk mandi.
Sepuluh menit kemudian, dia keluar dari kamar mandi dengan hanya handuk melingkar di pinggangnya. Tiba-tiba, sosok mungil menyambutnya entah dari mana.
Dia melompat kaget. Dia nyaris lupa tentang keberadaan orang sialan ini.
"Apa yang kamu lakukan? Mencoba untuk menyelinap ke tempatku saat aku mandi?" Yin Shaojie menggoda. Melihat ke bawah, dia melihat tubuh wanita itu menempel di dadanya, matanya masih setengah tertutup karena mengantuk.
Rupanya, dia bahkan belum sadar sepenuhnya. Mungkinkah dia berjalan sambil tidur?
Bergumam, Mu Xiaoxiao berkata, "Sangat kotor ... aku ingin mandi ... sangat tidak nyaman ..."
Dia lalu bergerak untuk menanggalkan bajunya saat mengatakan itu.
Karena dia hanya memakai tanktop dan sudah nyaris menanggalkan bajunya, kulit dadanya yang seputih susu pun terlihat.
Mata Yin Shaojie melotot, dan dia buru-buru menghentikan tindakan Mu Xiaoxiao. Jika dia melanjutkan, wanita itu mungkin akan benar-benar menanggalkan bajunya.
"Bagaimana kamu bisa mandi ketika kamu masih setengah sadar?" dia bertanya ketika dia melepaskan Xiaoxiao dari badannya. Dengan kedua tangan Shaojie berada di pundaknya, dia memeganginya dan berpikir apakah akan membangunkannya dengan benar.
Jika dia sangat lelah, dia seharusnya tetap tidur. Dia tidak dapat mengerti kenapa Xiaoxiao masih ingin mandi — apakah dia orang yang sangat bersih?
Mu Xiaoxiao mengulurkan tangan dan menyentuh dada Shaojie. Setelah mandi, kulitnya agak lembab. Tak hanya memiliki sensasi dingin yang nyaman, tapi juga beraroma wangi.
"Yin Shaojie, kenapa kau bertelanjang dada?" dia bergumam mengantuk. Dia terus membelai dadanya seolah-olah dia sedang teler.
Rasanya sangat enak disentuh oleh tangan Mu Xiaoxiao. Satu belaian, belaian lainnya ...
Yin Shaojie tidak bisa menahan lagi. Meskipun dia kagum dengan sosoknya, dia tidak bisa membiarkan Xiaoxiao sembarangan menyentuhnya.
"Sudah cukup. Bisakah kamu segera sadar?" Dengan satu tangan, Yin Shaojie memegang tangan Xiaoxiao, sementara tangannya yang lain memegang dagunya. Dia mengguncangnya, berusaha membangunkannya untuk menyadarkannya apa yang baru saja dia lakukan.