Pagi yang cerah di kediaman Kinan...
Keysa sudah tiba di rumah kinan dari pukul 7 pagi ini beserta suaminya, tio dan tisya putrinya yang sudah mulai pandai berbicara.
Tio yang memiliki cuti beberapa hari kedepan meluangkan waktunya untuk mengantar sang adik ipar ke luar kota yaitu jakarta.
"Ibu, biarkan aku yang membawa ini ke mobil".
Tio mengangkat salah satu koper kinan yang paling berat dari tangan ibu mertuanya.
Menantu satu-satunya ibu Ranti saat ini adalah Tio, suami dari keysa yang sudah lama dia kenal jauh sebelum akhirnya putrinya menikah dengan tio.
Tio sudah dianggap seperti anak sendiri oleh ibu ranti, karena selama ini dari masa tersulitnya sekalipun Tio selalu hadir menemani Keysa.
Tak ada alasan Ibu Ranti untuk tidak menyukai menantu yang sudah ia anggap anak sendiri itu.
"Baiklah, bawa ini dan ibu akan membawa barang kinan yang lain. Entah apa saja yang dia kemas, kenapa bisa sebanyak ini??""...
Ibu berbicara dengan Tio Sambil kembali masuk ke dalam rumah untuk membawa barang bawaan kinan yang lain.
"Selamat pagi Kak key, mas tio, ibu. Aku tidak terlambat kan?????"
Bayu muncul dari balik gerbang. Ia hanya membawa satu tas ransel dan satu tas kecil yang ia tengteng.
Bayu datang dan langsung membantu Tio merapikan tas-tas yang sedang dirapihkan agar tidak terlalu makan tempat.
"Apa sebenarnya yang gadis ini bawa, kenapa dia seperti memindahkan semua isi kamarnya ke dalam mobil ini".
Bayu bingung dengan semua barang bawaan kinan yang sangat banyak.
"Kinan, apa sebenarnya yang kau masukan dalam semua tas-tas ini, apa yang begitu penting di dalam sini sebenarnya?????, apa kau tidak bisa membelinya saja setibanya kita di jakarta nanti??"".....
Bayu yang melihat kinan sedang kerepotan dengan satu tas ranselnya yang ia bongkar-bongkar seperti sedang mencari sesuatu di dalamnya dan menanyakan hal yang akhirnya membuat kinan kesal.
"Sudah diam saja, jika kamu tidak ingin membantu mas tio membereskan semua ini tidak perlu banyak berkomentar. Aku tahu mana yang penting untukku".
Kinan kesal sekali pada bayu karena situasi dia yang sedari tadi mencari sesuatu tapi tidak juga dia temukan. Hampir semua barang bawaannya dia bongkar-bongkar kembali dan berantakan dimana-mana.
Disaat kinan sedang pusing, bayu memperburuk situasinya dengan komentarnya tentang semua barang bawaan kinan yang sangat banyak.
"Apa sebenarnya yang kamu cari nak???? ibu sendiri ikut bingung melihat kamu membuat semua barang ini berantakan dimana-mana, sebentar lagi kita mau jalan tapi apa yang sedang kamu lakukan sekarang????".
Ibu mendekati kinan dan melihat apa yang sebenarnya di cari oleh kinan saat itu.
"Bu, ibu sering melihatku menggunakan headsetku yang berwarna putih kan? aku mencari itu sekarang, aku cari dimana-mana tidak ada. Seingatku sudah aku simpan disalah satu tas ransel ku ini. Tapi setelah aku bongkar semuanya tidak ada dimanapun bu".
Kinan menjelaskan bahwa ia sedang mencari headset pemberian adam dulu yang masih selalu ia gunakan hingga saat ini.
Karena ia tahu adam datang dari Australi waktu itu, dia langsung menyimpan headset itu karena takut adam melihatnya.
Yang adam tahu headset itu dia buang pada malam terakhir mereka bertemu empat tahun lalu.
Jadi akan sangat aneh jika adam mengetahui bahwa barang itu masih disimpan oleh kinan dan digunakan olehnya hampir setiap hari hingga saat ini.
Itu akan sangat memalukan bagi kinan, fakta barang itu di buang oleh adam karena kinan menolak hadiah itu sebagai tanda perpisahan mereka empat tahun lalu.
"Oooooh.... Headset putih berinisial "A" yang selalu kamu pakai setiap hari saat ke kampus??????".
Bayu kemudian bereaksi saat kinan masih saja sibuk dengan tas-tasnya. Ia seperti mengetahui keberadaan dari headset berharga itu.
"Iya betul, kamu melihatnya?????"
Kinan langsung terkejut mendengar bayu tahu soal headset itu.
"Ada di tasku sekarang, kenapa kamu tidak bilang dari tadi kalau kamu sedang sibuk mencari benda itu, kamu memang cuma bisa marah-marah saja".
Sambil mengeluarkan headset yang dicari kinan dari dalam tasnya bayu terus mengomel karena tidak terima telah dimarahi kinan sebelumnya.
"Kenapa bisa ada dikamu??? aku belum pernah memberikannya padamu..."
Kinan langsung meraih benda itu dan memeriksa kondisi headset itu karena khawatir ada yang rusak.
"Apa kamu benar-benar tidak ingat telah meninggalkan headsetmu itu di rumahku saat malam kemarin ketika kamu datang ke rumah dan membuat keributan disana???"
Bayu mencoba mengingatkan apa yang telah terjadi sebelumnya pada kinan, bagaimana headset itu bisa ada padanya.
"Apa seperti itu kejadiannya??? bagaimana aku bisa melupakan hal semacam itu?".
Kinan bingung karena merasa benar-benar lupa dengan kejadian itu.
"Apa begitu penting benda itu untuk mu dek, sampai kamu memperlambat jadwal keberangkatan kita semua. Meskipun kita semua ke jakarta untuk mengantarmu, tapi ingat, kakak dan Tisya juga bermaksud untuk berlibur ke sana, sudah cepat bereskan semua ini".
Keysa yang diam saja dari tadi akhirnya ikut kesal, melihat ulah kinan yang meributkan hal sepele, sambil duduk membantu kinan merapihkan semua barang-barang kinan yang berantakan dan memasukkan kembali ke dalam tas ranselnya.
"Bayu, pertanyaanku belum selesai sampai disini, nanti kita bicarakan lagi".
Kinan yang masih penasaran tentang beberapa hal akhirnya menekankan dalam akhir perbincangannya dengan bayu bahwa masih ada yang ingin dia tanyakan.
Semua orang sudah masuk ke dalam mobil. Di perjalanan semua orang terdiam sibuk dengan kegiatannya masing-masing
Keysa sedang mengajak tisya bermain dengan ponselnya, ibu sedang sibuk telpon dengan orang yang bekerja di toko kuenya, dan tio yang fokus menyetir mobil.
Bayu dan kinan masih sama-sama diam tanpa berkata apapun. Kekesalan mereka terhadap satu sama lain masih membumbung tinggi.
Kinan terus menekan layar ponselnya, dia sedang sibuk mengirim pesan kepada adam.
Dia sudah berjanji akan memberikan kabar jika sudah berangkat ke jakarta.
"Kinan, kamu akan mulai kerja hari senin kan? selama 3 hari kedepan berarti kamu belum ada kegiatan yang bisa menyita waktumu. Ibu pikir kamu bisa mampir ke rumahnya Bayu untuk memberi salam kepada orang tuanya. Iya kan Nak Bayu????".
Tiba-tiba saja berbicara setelah menyelesaikan pembicaraannya via telpon sehingga membuat kinan yang namanya disebutkan terkejut karena dia sedang fokus pada pesan yang sedang ia kirimkan untuk adam.
Lebih terkejutnya lagi, ibunya meminta ia untuk datang ke rumah Bayu dengan alasan agar bisa memberi salam pada kedua orang tua sahabat karibnya itu.
"Kamu kan belum pernah ketemu sama orang tua adam. Kalian sudah bersahabat sejak lama, bayu bahkan sudah ibu anggap anak ibu sendiri. Setidaknya datangi mereka dan berikan salammu dengan baik. Karena mau bagaimanapun ibu akan sangat senang jika di jakarta nanti kamu punya orang yang di kenal selain bayunya sendiri".
"Ibu sudah bicarakan ini dengan Bayu, dia setuju-setuju saja membawa kamu ke rumahnya untuk dikenalkan pada kedua orang tuanya".
Kinan diam mendengarkan semua kata-kata dari ibunya. Dia seperti kehabisan kata-kata bahwa disana dia harus menjalin hubungan dengan orang yang bahkan mereka bukan seusianya melainkan orang tua dari sahabatnya.
Untuk bersahabat dengan bayu saja kinan meemperjuangkan itu benar-benar dari hatinya agar bisa senyaman mungkin dengan bayu.
Dan harus mengenal orang tuanya??????? itu sesuatu hal yang belum pernah ada di dalam benaknya hingga saat itu.
Kinan bukan orang yang bisa basa basi, berbicara sopan pada orang, memberikan senyuman ketika menyapa orang lain. Itu bukan kinan sama sekali.
Dia akan sangat merasa kesulitan ketika harus dihadapkan dengan situasi semacam itu.
Karena kesal dengan saran ibunya, dan bahkan Bayu ternyata menyetujui saran ibunya itu. dia langsung melihat ke arah Bayu dan memelototinya.
"Apa yang kamu sedang lakukan, yang benar saja".
Kinan menekan suaranya agar tidak begitu terdengar oleh sang ibu ketika memarahi bayu yang duduk disampingnya di kursi paling belakang.
"Apa????????".
Bayu berpura-pura tidak mengerti dengan ucapan kinan. Dan terus memasang muka culunnya.
Kinan segera meraih ponselnya dan mengirimi pesan kepada bayu. Kekesalan kinan dia ucapkan melalui pesan itu.
Bayu membaca semuanya sambil tersenyum-senyum sendiri yang akhirnya membuat kinan kesal.
Tak lama keysa mengagetkan kembali dengan berkata bahwa keysa juga mendukung saran dari ibu soal kinan yang harus mengenak orang tua bayu di jakarta.
"Iya dek, biar kaya si bayu disini, dia kuliah jauh dari orang tuanya, tapi masih seperti memiliki keluarga lain disini. dia tidak merasa kesepian, selalu diperlakukan baik oleh ibu dan bahkan kue ulang tahunnya ibu yang selalu buatkan setiap tahunnya. Iya kan Bay, kamu ga lupa kaaannnn".
Keysa menggoda bayu, bermaksud agar adiknya juga diperlakukan baik oleh keluarga bayu , selayaknya mereka sendiri yang selalu menerima bayu dengan tangan terbuka di tengah keluarga mereka.
"Iya bu, nanti aku coba bawa kinan ke rumahku disana. Tapi mungkin tidak dalam waktu tiga hari ini. Karena mereka sedang tidak di Jakarta. Mungkin nanti setelah merek tiba aku akan atur pertemuannya".
Karena bayu sudah membaca pesan dari kinan dan tahu saat ini kinan sedang sangat marah. Jadi dia mencari alasan kepada ibu kinan agar pertemuan itu tidak terjadi dalam waktu dekat ini.