Diskusi panjang yang menguras emosi dan air mata itu akhirnya selesai saat waktu makan malam telah tiba. Andre sudah membeli makanan dari restoran tak jauh dari apartemennya saat pulang bekerja. Dia hanya tidak ingin meri kelelahan jika harus memasak untuk mereka ber lima.
Perjalanan akan sangat panjang jadi andre memutuskan menggunakan sopir untuk mengantar mereka. Randy juga telah menyewa mobil dan sopir untuk ke Los Angeles karena mereka akan pergi beramai-ramai, tak akan nyaman jika hanya menggunakan satu mobil untuk perjalanan yang panjang.
Setelah menyelesaikan makan malam, andre membawa koper yang berisi barangnya dan meri ke bagasi mobilnya. Dia tetap menggunakan mobil VW metaliknya bersama dengan meri. Jackob dan kedua kakak meri masuk ke dalam mobil audy yang di sewanya. Mereka menggunakan mobil masing-masing namun tetap beriringan.
Mereka berkendara menembus gelapnya malam yang di hiasi lampu-lampu kota yang begitu indah. Mereka sangat merasa tenang dan senang karena akan segera menyelesaikan rencana mereka, hanya jackob yang merasa resah dan tidak nyaman. Menyaksikan wanita pujaan menikah dengan pria lain di hadapan mata dan menjadi saksi bagi pernikahan mereka bukanlah hal yang mudah.
Jackob harus menahan agar tak melompat dan menarik tangan meri untuk lari bersamanya. Menahan emosi agar tak memukul pria yang merebut meri darinya. Tak perduli seberapa keras ia berusaha untuk tenang, tetap saja keresahan itu terpancar dari wajahnya. Beruntung dia berada di kursi depan bersama sopir, jadi rido tak akan melihat ekspresi keresahannya saat ini.
Di mobil andre, meri memilih duduk di kursi belakang bersama andre. Hanya raut kebahagiaan yang muncul dari wajah mereka. Andre menaikkan sekat antara kursi depan dan belakang agar sopir mereka yang tak lain salah satu security di apartemennya tidak merasa terganggu melihat kejahilan andre dan tetap fokus pada kemudinya.
Andre sesekali menjahili meri dengan meletakkan tangannya di paha gadis itu. Meri merasa risih dengan apa yang dilakukan andre dan memukul tangannya itu.
"andre, ini di mobil" ujar meri mengingatkan di mana dia berada saat ini.
"aku tahu, dia juga tidak akan melihat kita" jawab andre melirik ke arah kursi depan yang sudah tertutup sekat.
"tapi dia bisa mendengarnya" protes meri
"tidak, aku sudah mematikan mocrophonenya. Kita hanya bisa mendengarnya, tapi dia tidak bisa mendengar apa-apa" ujar andre penuh bangga.
"kau ini, apa ini tujuan awalmu memodifikasi mobilmu sedemikian rupa?" tanya meri dan memukul kepala andre dengan majalah yang dia pegang.
"aku hanya bosan di mobil terlalu lama tanpa melakukan apapun" rengek andre yang mulai memeluk meri.
"kita baru 3 jam di mobil dan kau sudah seperti ini, masih ada 19 jam lagi. Apa kau mau seperti ini terus selama itu? Kita baru akan tiba besok sore di Los Angeles. Simpanlah tenagamu itu"
Andre tidak menajawab, hanya menciumi leher meri dengan tangan yang membuka rest dress yang berada di punggung meri.
"andre, mengapa kau begitu sulit di atasi" protes meri namun tak berusaha mendorong andre menjauh atau menahannya. Dia lebih memilih diam dan menerima perlakuan andre sampai pada batas yang menurut meri masih wajar. "jangan sampai meninggalkan tanda atau jika kakakku tahu, kau mungkin akan di gantung di halaman KJRI" bisik meri dengan nada mengancam.
Andre tak lagi memperdulikan perkataan meri, namun memilih berhati-hati agar tidak meninggalkan jejak.
Andre mengambil majalah yang di pegang meri dan meletakkannya secara asal. Dia menarik meri untuk duduk dipangkuannya dengan posisi saling berhadapan, meri sampai harus menekuk lututnya untuk membuatnya nyaman di posisi itu.
Andre menatap meri yang berada di pangkuannya dengan posisi lebih tinggi darinya. Meri sampai harus menundukkan kepalanya untuk menyambut ciuman andre. Andre membenamkan wajahnya di belahan dada meri yang tepat berada di depan wajahnya. Saat sedang berhasrat bermain di belahan dada meri, terdengar suara dari microphone dan menggemakan suara sopir yang memberi tahu bahwa mobil yang ditumpangi jackob berhenti jadi merekapun menghentikan laju kendaraan.
Meri segera memperbaiki pakaiannya yang sudah setengah terbuka akibat kenakalan andre. Andre membantu menaikkan rest dress wanitanya itu, meripun membantu mengelap bibir andre yang basah karena berciuman tadi.
Andre turun untuk mengetahui yang terjadi. "apa ada masalah?"
"bukan apa-apa, jackob hanya singgah ke toilet sebentar" jawab randy
"oh" andre berbalik kembali ke mobil dengan perasaan kesal. 'mengapa timing selalu saja tidak tepat' batin andre.
Kendaraan kembali melaju saat jackob sudah kembali ke dalam mobil.
Andre yang sedang kesal meminta meri untuk tidur. "tidurlah, ini sudah larut malam" ujar andre sambil mengatur kursi meri agar terasa nyaman saat wanitanya itu tertidur. Andre menyelimuti meri dengan selimut uang memang sengaja dia siapkan. Mencium lembut bibir gadis itu kemudian kembali fokus pada perjalanan.
Andre membuka sekat yang tadi sengaja ia tutup. Doa hanya bosan sendiri karena meri harus tidur jadi memilih mengajak sopirnya itu berbincang-bincang. Tak perduli setinggi apa jabatannya, andre tetaplah pria humoris yang sangat mudah akrab dengan siapapun.
Dipertengahan andre justru bersedia menggantikan Mr Robert yang merupakan sopir saat itu untuk mengemudi. Melihat meri yang masih tertidur pulas membuat andre tak enak jika harus membangunkannya hanya untuk menemaninya bercanda.
Hari masih pagi buta saat andre mendengar ponsel meri berdering. Dia begitu ingin menggapai ponsel itu agar tak membangunkan meri yang tertidur pulas namun karena fokusnya pada kemudi meri akhirnya terbangun lebih dulu.
📞"hallo maria"
📞"aku baru mau berangkat, aku akan tiba 12 jam dari sekarang. Bagaimana denganmu?"
📞Meri menatap jam tangannya. "aku juga akan tiba sekitar 12 jam lagi"
📞"baiklah, jika kau tiba lebih dulu tunggu sampai aku tiba. Kau mengerti?"
📞"iya. Berhati-hatilah"
Meri melihat sekat yang sudah terbuka dan jalanan masih begitu gelap padahal jam tangan meri menunjukkan pukul 6 pagi. Itu karena terdapat sembilan perbedaan waktu di amerika. Mereka setidaknya harus melewati dua perbedaan waktu itu. Omaha dan los Angeles memiliki perbedaan waktu 3 jam lebih cepat, itu sebabnya saat jam tangannya menunjukkan pukul 6 pagi, jalanan yang mereka tempuh masih terlihat gelap.
Melihat meri yang sudah terbangun, andre menyerahkan kembali kemudi kepada Mr Robert yang berada di sebelahnya. Andre kembali ke kursi belakang untuk menemani meri.
"apa kau tidak tidur semalaman?" tanya meri saat andre sudah berada di sampingnya.
"Mmm, aku baru akan tidur. Bisakah aku tidur sambil memelukmu?"
"kemarilah"
Andre bergabung dengan meri yang berbaring di kursinya, mereka berbagi kursi yang setengah di tegakkan agar bisa saling berpelukan. Andre menyadari posisi ini akan membuat meri sulit untuk tidur berbeda dengannya yang bisa tidur sembarangan terlebih lagi dia benar-benar mengantuk karena begadang semalaman menemani Mr Robert.
Awalnya andre yang ingin memeluk meri dari belakang, namun melihat kondisi bahwa dirinya tidak akan bisa tidur di situasi sesempit itu, dia memilih memeluk andre. Posisi mereka seperti seorang ibu yang menidurkan bayinya saat sedang menyusui. Begitu intim hingga Mr Robert yang melihat dari spion mobil tersenyum.
Mereka menikmati perjalanan itu dan hanya singgah saat waktu sarapan dan makan siang. Mereka tiba pukul 3 sore waktu california dan sudah ada maria yang menunggu di luar KJRI.
Meri memperkenalkan maria kepada semua orang kecuali jackob karena mereka sudah bertemu sebelumnya. Saat itu meri begitu semangat ingin mempertemukan maria dengan randy yang merupakan kakak tirinya dari ayah yang sama berbeda dengan meri dan randy yang terlahir dari rahim yang sama.
"kak randy, kenalkan ini maria. Dia sudah seperti saudaraku karena dia adikmu juga" ujar meri sambil memegang bahu maria untuk mendekat kepada randy.
Randy memperhatikan maria dengan baik dan menjabat tangannya.
"senang bertemu denganmu" ucap randy kaku.
Meri berharap randy akan memeluk maria karena senang, seperti saat kakaknya bertemu dengannya jika ke Los Angeles. Randy nampak tak begitu bahagia saat bertemu dengan maria. Dia hanya bersikap sopan dan menyapa seperlunya.
Mereka masuk ke KJRI yang berada di Los Angeles di pimpin oleh randy. Randy mengurus semua berkas pernikahan meri dan berbicara dengan orang yang di lihat dari seberapa hormat orang lain memandangnya, dia pasti memiliki jabatan yang tinggi.
Setelah menunggu beberapa menit, mereka di panggil ke sebuah ruangan dengan melewati lorong dan ruang kerja di sana. Meri merasa berada di Indonesia karena mendengar percakapan para pekerja kantoran itu dalam bahasa Indonesia. Sangat langka menemukan hal seperti ini ketika kau berada di luar negeri.
Andre menyerahkan sebuah sertifikat kepemilikan apartemen yang berada di cambridge sebagai mahar. Dia sengaja memilih itu sebagai mahar karena meri sangat membutuhkan hal itu saat melanjutkan studynya di harvard.
Andre duduk berdampingan dengan meri yang masih menggunakan dress putih dan andre dengan setelan jas klasik dengan kemeja putih tanpa dasi. Ini tidak seperti mempelai pada umumnya yang berdandan tebal dan pakaian mewah bak raja dan ratu, namun mereka tetap terlihat luar biasa dalam kesederhanaan.
Rido duduk di seberang meja berhadapan dengan andre untuk menjadi wali bagi adik perempuannya. Randy dan jackob serta maria serta beberapa staff KJRI berdiri mengelilingi mereka.
"saudara andre, saya nikahkan adik saya meriana rezky binti hariyanto dengan mahar sebuah apartemen di bayar tu... Nai" rido melafadzkan ijab itu sambil menggenggam erat tangan andre. Matanya berkaca-kaca seakan tak rela melepaskan adiknya kepada pria lain secepat itu.
"saya terima nikah dan kawinnya meriana rezky binti hariyanto dengan mahar tersebut tunai" andre menatap meri selepas mengucapkan lafadz qabul itu yang berarti dia siap mengambil tanggung jawab meri dari keluarganya.
Setelah terdengar kata "sah" menggema di ruangan itu, barulah air mata meri dan maria tumpah. Mereka terharu dengan kejadian pernikahan yang begitu dadakan namun tetap khidmat. Selepas mengucapkan doa yang di pimpin staff KJRI yang juga menyaksikan hal itu, rido bergegas keluar, rasanya dia tidak akan sanggup melihat andre melingkarkan cincin di jari manis adiknya itu tanpa meneteskan air mata.
Dia merasa terpukul dengan kenyataan bahwa adiknya menikah hanya dengan ijab qobul dan beberapa saksi tanpa resepsi mewah. Rido sudah memimpikan pernikahan mewah untuk adik perempuan semata wayangnya itu.
Meri melihat rido berjalan keluar, setelah menerima cincin perak dengan berlian mewah yang tak terlalu besar di atasnya sebagai bukti pernikahannya dari andre, meri menyusul rido yang berada di teras kantor itu.
"kakak, apa kau bersedih karena aku menikah dengan andre?" tanya meri setelah berdiri berhadapan dengan rido.
Rido menatap wajah adiknya itu, dia masih tak percaya waktu begitu cepat dan dia sudah harus melihat gadis mungilnya menjadi istri pria lain. Dan menggelengkan kepalanya.
"aku hanya terpukul, melihat pernikahanmu yang jauh dari mimpimu sejak kecil"
"kakak, mimpiku berubah seiring bertambah dewasanya aku. Aku bahagia kau yang menjadi waliku dan melepasku pada suamiku"
"aku tidak melepasmu bodoh, aku hanya meminta dia menjagamu, jika suatu hari dia gagal memenuhi janjinya. Akan ku ambil kembali permataku yang berharga ini" rido meneteskan air matanya saat mengucapkan kalimat itu.
"kakak" meri ikut menangis dan memeluk rido begitu erat.
"aku bahagia untukmu meri. Aku harap suamimu itu bisa menepati janjinya" rido membelai kepala meri dan mencium puncak kepalanya.
Meri dan rido kembali ke ruangan akad untuk menyelesaikan administrasi dan beberapa berkas yang perlu di tandatangani. Setelah selesai, meri dan yang lainnya kembali ke apartemen meri di Los Angeles untuk beristirahat sebelum kembali ke omaha pada malam hari.
Meri membawa maria dalam satu mobil dengan andre yang sekarang berstatus suaminya. Andre terpaksa harus duduk di kursi depan karena maria memaksa untuk duduk di tengah. Terdengar percakapan dua wanita itu memenuhi mobil andre. Maria menceritakan bagaimana dia begitu bahagia bisa melihat meri menikah dan bertemu dengan randy.
"jangan tersinggung maria, kak randy memang bukan seorang yang supel dan mudah menerima orang baru. Tapi percayalah dia juga bahagia bisa bertemu denganmu"
"aku tahu. Kami tak jauh berbeda mengenai hal itu. Aku hanya terlalu bahagia karena mengetahuinya sejak awal dan menanti waktu ini. Dia sepertinya terkejut mengetahui kau bukan adik perempuannya satu-satunya"
"sepertinya begitu"