Beban kerja yang berat dan tanggung jawab yang besar tidak membuat Ivanka menyerah. Bahkan membuat nya semakin gigih.
Walaupun dirinya berharap kelak bisa kerja lebih santai.
Perubahan sikap dari Mr Song pun Ivanka tidak berpikir negatif. Dia hanya berpikir kalau atasan nya itu juga mengalami kelelahan dan stress seperti dirinya.
Jam tidur yang kurang dan kesibukan yang padat. Beruntung ada Ryan di sisi nya.
Muncul gosip baru yang membuat Ivanka kali ini cukup penasaran. Ada masuk staf baru di departemant pengiriman barang dengan wajah yang mirip dengan nya.
Bukan cuma Ivanka, bahkan Ryan pun sudah mendengar nya.
"Cie, ada masukin adik nya yah ?" tanya Leny staf Ivanka.
"Adik ku yang Perempuan masih duduk di bangku SMA."
"Ada anak baru masuk, muka nya mirip banget cie Ivanka. Dia asli Medan."
"Aku juga dengar sih cuma belum lihat langsung."
Belum lama Ivanka berkata pintu kantor nya di ketuk.
"Permisi..."
"Masuk lah !".
" Cie mau cari cie Ivanka. Apa dia ada ?."
"Ada, itu meja di pojok. Langsung aja kesana. Kebetulan beliau sedang ada di meja nya."
"Makasih cie."
Melihat tamu itu melangkah menuju meja Ivanka, para staf lain nya di ruangan itu langsung berkumpul.
"Itu khan yang di gosip kan mirip cie Ivanka. Ternyata gosip nya benar. Mereka mirip sekali cuma bedanya saat tersenyum cie Ivanka punya lesung di pipi nya dan perempuan itu tidak punya lesung." Ucap Leny yang di iya kan oleh yang lain nya.
"Maaf, cie bisa mengganggu sebentar?"
"Ohhh ia tidak masalah. Ada apa?" ucap Ivanka sambil mempersilakan tamu nya duduk.
"Kenalkan cie nama ku Melina, aku di suruh bertemu cie Ivanka dan belajar langsung dengan cie Ivanka."
"Oke, Baiklah. Sementara ikut in aku dulu saja sambil belajar, jika ada yang tidak kamu mengerti silakan bertanya. Hanya jangan bertanya saat kita sedang bersama buyer."
Mr Song terlalu sering mengganti orang baru jadi bukan hal yang mengejutkan lagi buat Ivanka jika ada yang mencari nya dan minta di bimbing.
Tak lama Mr Song pun tiba di kantor.
"Ivanka, kamu ajarkan semua ke dia, dia akan jadi wakil mu." ucap Mr Song
"Baik Mr. Song."
Awalnya Ivanka tidak menyadari kalau staf perempuan yang itu, yang dikatakan mirip dengan nya.
Dia baru selesai sekolah, lebih muda sekitar empat - lima tahun dari Ivanka.
Ivanka seperti biasa mengajari staf baru pilihan Mr Song.
Saat dia berkeliling dan mengajari Melina, beberapa staf bertanya : " Cie, adik nya yah ?"
Ivanka lalu menyadari ternyata staf baru pilihan Mr Song ini yang dikatakan orang mirip dengan nya.
Dia sejenak mengamati Melina, "tidak mirip kok" Ucap Ivanka dalam hati.
Tapi itu bukan masalah buat Ivanka, jika saja ada orang yang mempunyai keinginan dan semangat kerja bagus itu akan sangat membantunya.
"Seperti saat ada Riqky dulu..."
Dengan membuat Melina bekerja bersama Ivanka, Mr Song berharap Melina bisa menggantikan posisi Ivanka.
Mr Song berpikir bos besar tentu tidak akan menaruh perhatian. Melina mempunyai wajah yang mirip Ivanka.
Saat Melina sudah bisa menguasai pekerjaan yang biasa dilakukan Ivanka, Mr Song hanya perlu mencari alasan yang tepat untuk menurunkan posisi Ivanka tapi tetap di departemant pimpinan nya. Dia tidak ingin kelak Ivanka di departemant lain dan berbalik jadi pesaing nya.
Ivanka mengajari banyak hal kepada Melina. Dia berharap Melina cepat mengusai.
Ivanka melihat kalau Melina pandai dan dia juga bisa berbahasa mandarin hanya saja dia mudah gugup. Dan saat dia gugup akan membuatnya bicara dengan gagap. Tapi Ivanka tidak melihat kekurangan Melina. Bahkan selalu memberi dorongan untuk Melina agar tidak rendah diri.
Ini membuat Melina merasa nyaman berada disamping Ivanka, jadi saat dia bersama Ivanka dia bisa berbicara lebih lancar.
Beberapa hari ini Ivanka merasa tidak enak badan. Dia merasa cepat lelah dan sering mual. Ivanka merasa dirinya saat ini masuk angin karena pergi kerja pagi hari dan pulang kerja sampai malam hari.
Hari ini dia memaksakan diri pulang lebih awal. Ivanka merasa sangat tidak nyaman. Pusing, mual dan lemas dirasa sangat mengganggu nya.
Setiba di mess, Ryan melihat Ivanka datang tapi dengan wajah yang terlihat pucat dan bermandikan keringat.
Segera Ryan memapahnya ke kamar.
Ryan lalu menyiapkan baju ganti untuk Ivanka.
"Yank, apa yang kamu rasakan ?"
"Beberapa hari ini aku merasa cepat lelah, pusing dan juga mual. Aku seperti nya masuk angin."
"Kamu kecapean, besok tidak perlu pergi kerja. Istirahat lah untuk dua sampai tiga hari di mess. Aku akan memasak nasi dulu lalu membuat bubur untuk mu. Kamu istirahat lah."
Ivanka patuh dan tertidur dengan pulas.
"Yank... bangun makan lah dulu bubur nya lalu bisa kembali istirahat."
Ivanka bangun dan mencoba makan tapi baru beberapa suap dia menjadi mual kembali. Dan dia langsung bangun menuju toilet.
Makanan yang baru di makan pun kembali keluar. Ryan langsung mendekati Ivanka dan membantu nya kembali ke tempat tidur.
Ryan lalu mengambil telepon nya.
"Mah... Ivanka merasa tidak enak badan. Dia mual juga pusing. Baik nya minum obat apa ?"
"Mual, pusing dan muntah-muntah ?
Jangan-jangan lagi hamil. Sudah ke dokter belum?"
"Belum mah, ini tiba-tiba pulang sudah gitu Keadaan nya."
"Kapan Ivanka terakhir haid?
Apa bulan ini sudah dapat haid lagi ?"
Ivanka yang mendengar mulai mengingat.
"Bulan ini Belum dapat haid. Terlambat satu minggu. Tapi kata dokter, aku mungkin akan agak susah buat aku punya anak cepat."
"Coba beli test kehamilan dulu. Jangan minum obat sembarangan dulu."
"Baik mah, nanti kita telepon lagi kalau sekiranya ada masalah."
"Ia, kabarin kalau perlu apapun".
Setelah menutup telepon nya Ryan kembali fokus ke Ivanka.
" Yank, aku akan ke apotik terdekat dulu beli test kehamilan. Apa kamu ingin makan sesuatu ?."
"Tidak, aku mau kembali tidur lagi."
Sekitar satu jam Ryan sudah kembali dengan membawa test kehamilan dan buah mangga.
Mendengar Ryan datang, Ivanka langsung terjaga. Dia menjadi penasaran juga, apa ia dirinya bisa hamil secepat ini.
Melihat Ryan membawa mangga Ivanka langsung ingin sekali makan. Ryan membantu Ivanka mengupas mangga itu.
Ivanka makan dengan lahap tanpa rasa mual.
Setelah menghabiskan lima buah mangga, Ivanka lalu ke toilet.
Dia membaca petunjuk lalu mengikuti arahan nya.
Menunggu hasil nya membuat Ivanka berdebar-debar.
Tak lama hasil nya muncul.
Dua garis... artinya dia hamil...