Ivanka berlibur bersama ke lima sahabat nya selama tiga hari sejak dia pulang dari makam nya Riqky.
Merasa sudah lebih baik, Ivanka memutuskan untuk kembali bekerja ke Bandung.
Dia juga tidak ingin membuat para sahabat nya terkena masalah karena terlalu lama meninggalkan pekerjaan mereka.
Ivanka kembali ke Bandung bersama Budi yang satu arah dengan nya.
Ivanka tidak memberi tahu Ryan dirinya akan kembali hari ini. Tapi saat dia tiba di mess tanpa sengaja bertemu Ryan.
Dengan rasa canggung Ivanka menyapa Ryan.
"Hai..."
"Yank... kamu sampai. Kenapa tidak memberi tahu ku, aku bisa menjemputmu."
"Tidak apa, ku pikir kamu sibuk. Aku tidak ingin mengganggu mu."
"Kesibukan ku tidak berarti di bandingkan dirimu. Sekarang naik lah dulu dan istirahat. Malam nanti ku belikan makanan."
"Hmm.."
Ivanka melanjutkan langkahnya. Dan Ryan hanya menatap nya menjauh.
"Apa Ivanka menghindariku? Dia bahkan tidak memberi tahu ku tentang kepulangan nya." ucap Ryan dalam hatinya.
Malam nya Ivanka menerima sms dari Ryan
"Yank... aku di bawah. Mau ku bungkuskan makanan nya atau kita pergi makan bersama?."
"Kita makan bersama, tunggu lah di bawah dalam lima menit aku akan turun"
"Oke"
Melihat Ivanka turun dari tangga, Ryan bisa melihat kalau Ivanka sudah lebih baik tapi Ivanka terlihat lebih kurus.
Sepanjang jalan kebisuan menyelimuti mereka. Dalam pikiran masing-masing dan dalam keadaan bingung bagaimana harus mencairkan suasana yang kaku.
Setelah memesan Ryan membuka percakapan.
"Yank, kamu terlihat lebih kurus. Tapi tetap cantik." ucap Ryan dengan gurauan nya.
"Ha.. ha...
Aku lebih kurus jadi membuat ku lebih cantik, aku akan diet lebih keras."
"Tidak perlu diet, nikmati saja apa yang ingin kamu makan."
"Ryan...
aku ingin meminta maaf padamu. Sikap ku beberapa hari lalu sangat kejam. Kamu datang dari jauh mengkuatirkan ku tapi aku..."
Ivanka tidak lagi menyelesaikan kalimatnya.
"Sejujurnya aku merasa kecewa tapi aku mengkuatirkan juga mengerti keadaan mu. Jadi tidak usah kamu pikirkan."
"Ryan tapi aku merasa bersalah padamu. Kamu tentu sudah menyadari perasaan ku ke Riqky ..."
"Aku selalu merasa cemburu ke Riqky karena dari awal aku tahu tentang perasaan mu terhadap nya. Tapi lalu kenapa ?
dulu kamu memilihku dan juga sekarang Riqky sudah beristirahat dengan tenang di sana. Aku minta jangan merubah hubungan kita yank."
"Kita akan mulai mempersiapkan pernikahan kita. Kamu pasti akan disibukan dalam minggu ini karena kamu absen selama lima hari. Kita akan mulai melakukan nya minggu berikutnya. Kita akan melihat beberapa gedung lalu mencari salon dan segala yang kita perlukan untuk acara pernikahan kita."
Ivanka hanya diam dan mendengarkan yang Ryan katakan.
Malam itu Ivanka lebih menjadi pendiam.
Bahkan sampai mereka pulang dan tiba di mess nya Ivanka tidak berkata apapun mengenai persiapan pernikahan mereka.
Ryan menyadari hal itu. Ketakutan akan kehilangan Ivanka datang mengusiknya.
Tapi Ryan juga tahu dia tidak bisa terlalu mendesak Ivanka, karena itu yang akan membuatnya kehilangan Ivanka.
Dia hanya akan memilih kesempatan yang tepat untuk meyakinkan tunangan nya itu.
Akibat Ivanka absen kerja mendadak membuat pekerjaan Ivanka bertumpuk. Dia setiap hari datang pagi dan pulang malam.
Setelah seminggu pekerjaan Ivanka sudah berjalan normal lagi. Dan Ryan mengetahui nya.
Ryan mengajak Ivanka makan malam.
"Yank... aku boleh bertanya dan mendapatkan jawaban jujur dari mu?."
"Ia tentu, apa yang ingin kamu tanyakan ?."
"Aku sejujurnya menyimpan ketakutan untuk bertanya tapi lebih baik di bicarakan. Apakah kematian Riqky mempengaruhi perasaan mu pada ku ?"
Ivanka diam sejenak lalu menjawab
"Kalau perasaan ku padamu sama hanya bertambah hal lain. Aku merasa malu dan tidak layak untukmu. Aku merasa seperti wanita murahan. Aku yang sudah mempunyai tunangan tapi masih memikirkan pria lain dan bersedih untuk pria lain. Aku merasa ini tidak adil bagimu."
"Yank, jangan berkata seperti itu. Aku tahu kamu sudah sangat berusaha mengatur perasaan mu untuk Riqky tapi perasaan adalah hal yang sulit kita kontrol. Seperti hal nya aku jatuh cinta padamu."
"Ryan apakah ini adil bagi mu?"
"Lalu apakah kamu masih mencintai ku ?"
"Ia tentu, aku bukan wanita yang mudah merubah perasaan ku."
"Itu lah kelebihan dan kekurangan mu. Menjadi kelebihan mu saat kamu telah jatuh cinta padaku juga menjadi kekurangan mu karena kamu juga memiliki perasaan khusus untuk Riqky. Tapi ku mohon, jangan tinggalkan aku. Aku tidak bersaing dengan orang yang sudah tiada. Jika Riqky masih ada aku akan bersaing hingga akhir dengan nya. Tetap lah menikah dengan ku. Aku tahu aku punya banyak keterbatasan, tapi aku akan berusaha menjadi yang terbaik dan menyiapkan pesta pernikahan terbaik untuk kita."
Ivanka melihat ada ketulusan di mata Ryan.
"Baiklah, dan aku dengan tulus meminta maaf padamu. Aku telah membuat mu merasa tidak nyaman. Tapi aku tidak memerlukan sebuah pesta pernikahan yang mewah. Bagaimana jika di adakan di kampung halaman ku. Di sana ku rasa gedung dan yang lain nya akan lebih murah. Aku tidak ingin kita memiliki pesta mewah tapi setelah menikah kita di pusingkan dengan hutang. Bagaimana menurut mu ?"
Ryan yang tadi nya matanya merah karena kesedihan berubah menjadi bersinar. Dia sangat senang juga bangga pada Ivanka. Ivanka memang wanita yang berbeda.
"Ia, tentu saja sayank."