アプリをダウンロード
17.1% Mantan suami atau mantan pacar / Chapter 83: Aku bukan orang asing

章 83: Aku bukan orang asing

Sementara di luar Ryan merokok. Pikiran nya melayang. Dia bisa melihat kalau tunangan nya sangat terpukul dengan meninggalnya Riqky.

"Apa yang harus ku lakukan untuk menghibur nya?" Ryan berbicara pada dirinya sendiri.

Ryan sudah menghabiskan beberapa batang rokok, tapi Ivanka belum juga mencari nya.

Dia memutuskan untuk menemui Ivanka. Tiba dipintu kamar, Ryan tidak melihat para sahabat Ivanka.

Dia memasuki ruangan dimana Ivanka berbaring.

Dia melihat Ivanka masih menangis.

Melihat Ryan datang Ivanka langsung menyeka air matanya.

Ryan mendekati Ivanka lalu dengan sabar membelai kepala Ivanka. Dia mencium dahi Ivanka.

"Yank, jangan perlakukan aku seperti orang asing. Jika kamu merasa berat kamu bisa menyuruh ku membantu mu membawa sebagian beban mu. Jika kamu merasa sakit kamu bisa katakan padaku jadi aku bisa mencari obat untuk mu. Jika kamu ingin menangis, menangis lah di bahu ku. Jangan sembunyikan apapun padaku."

"Terima kasih Ryan tapi maaf saat ini aku ..."

"Baiklah aku mengerti. Aku akan memberi mu waktu sendiri. Aku akan kembali ke Bandung tapi setelah mengantarmu ke rumah. Aku sudah menemui dokter. Kamu bisa pulang besok pagi. Jadi anggap lah aku tidak ada."

Ryan lalu beranjak pergi. Dia keluar dan duduk di kursi depan kamar Ivanka.

Dia duduk dan mencoba tidur. Pulang kerja dia langsung menuju Cirebon saat mendengar Ivanka di Rumah sakit. Ryan mengetahui nya saat mencoba menelepon Ivanka tapi Tonny yang mengangkat telepon Ivanka.

"Ryan saat ini Ivanka ada di Rumah Sakit permata cirebon. Dia pingsan dan belum sadarkan diri sampai saat ini."

Saat mendengar itu, Ryan hanya mandi dengan terburu-buru lalu langsung pergi menuju Cirebon. Dia tiba di samping Ivanka subuh tadi.

Ryan mungkin kecewa saat dia sudah terjaga semalaman suntuk tanpa tidur dan saat Ivanka sadar ternyata yang di dengar nya bukan namanya tapi "Qq" nama pria lain yang dipanggil pertama oleh perempuan yang di cintai itu. Tapi Ryan tidak bisa marah bahkan sampai terakhir ini Ivanka tidak ingin dia ada di samping nya.

Ryan mencoba untuk memahami Ivanka dan memberinya waktu.

Lalu ketiga sahabat Ivanka datang.

"Ryan kenapa kamu hanya duduk di sini dan tidak menemani Ivanka ?" ucap Budi ketus.

"Andai saja dia mengijinkan ku berada di samping nya akan bagus sekali. Kalian bertiga masuk lah dan cobalah hibur dia. Mungkin kehadiran kalian bertiga bisa membuat dia nyaman dan lebih menghibur dia." ucap Ryan dengan nada enggan.

Mereka bertiga lalu masuk tapi tidak lama keluar lagi.

"Maaf kawan, bukan cuma kamu. Ivanka benar-benar menginginkan sendiri. Kita tidur aja di sini malam ini. Besok baru mengantar nya pulang ke rumah." Ucap Ferry.

"Tidak perlu, kalian pulang lah istirahat. Biar aku saja yang berjaga di sini. Terima kasih sudah menjaga Ivanka saat aku belum ada."

"Heiii...Ivanka mungkin sudah bertunangan dengan mu tapi dia tetap sahabat kami juga. Lagi pula aku tidak yakin pertunangan kalian akan berlanjut... " ucap Budi sinis

Ryan langsung berdiri dari duduknya dan mendorong Budi sambil mencengkram kerah kemeja Budi.

"Apa kata mu ???

Brengs*k kamu, jangan memancing emosiku!."

"Kenapa ?? Kamu juga bisa merasakan bukan kalau Ivanka terlihat begitu terpukul di tinggalkan oleh Riqky, dan jelas Ivanka bukan cuma melihat Riqky sebagai rekan kerja." ucap Budi lagi dengan sikap siap berperang.

"Kalian berdua tenang lah, ini di rumah sakit. Dan jangan membuat Ivanka lebih tertekan." Tonny mencoba memisahkan mereka.

Akhirnya Ryan melepaskan tangan nya.

"Terserah jika kalian ingin menunggu juga tapi sebaiknya jaga juga mulut kalian."


章 84: Ku harus merelakan nya

Setelah semalam an Ryan dan tiga sahabat mereka berjaga di luar dan sesekali bergantian masuk untuk melihat keadaan Ivanka, esok pagi dokter datang.

Melihat dokter keluar setelah memeriksa keadaan Ivakapan

Ryan langsung berdiri.

"Bagaimana keadaan tunanganku dok ?"

"Secara fisik dia sudah lebih baik tapi beda dengan psikisnya. Dia masih terguncang. Keluarga dan orang terdekat adalah obat yang paling di butuhkan pasien saat ini. Saran saya ajaklah dia berlibur atau lakukan hal yang bisa membuat nya rilek dan bahagia."

"Lalu apa tidak perlu bagi nya untuk tinggal beberapa hari lagi di sini dok?"

"Pasien sudah minta pulang, dan melihat kondisi fisiknya tidak ada masalah, saya rasa itu tidak masalah. Dia saat ini akan lebih baik kalau kamu ajak berlibur."

"Baik dok, terima kasih."

Ryan dan ketiga sahabat Ivanka memasuki kamar dimana Ivanka sedang terbaring.

"Yank, apa tidak sebaiknya tetap disini dulu untuk satu atau dua hari lagi. Setidaknya sampai keadaan kamu lebih baik lagi. Muka mu masih tampak pucat."

"Kali ini aku setuju dengan Ryan. Tinggal lah dulu di sini Ivanka." ucap Budi menyakinkan Ivanka.

"Tidak ! Aku ingin pulang ke rumah ku."

"Baiklah, aku akan kembali setelah mengurus administrasinya "

"Hmmm..."

Melihat Ryan berlalu, Ivanka langsung bertanya ke Budi.

"Bud, dimana Riqky di makam kan ?".

" Aku akan mengantarmu jika kamu ingin ke makam nya. Aku tidak mengijinkan mu pergi sendirian."

"Baiklah, besok pagi jemput aku."

"Baik."

Ryan mengantar Ivanka pulang ke rumah. Ivanka menyuruh mereka tidak memberi tahu keadaan Ivanka ke orang tua Ivanka.

"Yank, bagaimana kalau kita ambil waktu berlibur bersama ?."

"Maaf Ryan, aku sedang tidak dalam mood yang bagus untuk berlibur. Hanya beri waktu padaku saja."

"Baiklah..

Aku akan langsung kembali ke Bandung. Dan telepon lah aku jika kamu membutuhkan apa pun."

"Ryan...

Terima kasih dan juga maaf, aku..."

Ryan memotong Ivanka

"Jangan berterima kasih atau minta maaf pada ku. Sudah menjadi tugasku menjaga mu."

Ryan dan ketiga sahabat Ivanka pun permisi pulang.

Ryan kembali ke Bandung, sepanjang jalan di dalam bus dia berpikir.

Hatinya sangat sedih melihat keadaan tunangan nya itu. Dan Ryan juga merasa kuatir kalau apa yang di ucapkan Budi menjadi kenyataan.

Bagaimana jika Ivanka memutuskan untuk berpisah dengan nya.

Mencari wanita yang cantik bahkan lebih cantik banyak tapi Ivanka berbeda.

Di pandangan Ryan, Ivanka adalah wanita yang special. Dia pasti akan bisa menjadi istri yang baik juga ibu yang luar biasa.

Dengan bersama Ivanka, Ryan yakin kelak masa depan mereka nanti akan bisa lebih baik.

Berbeda dengan Ivanka. Saat ini di pikiran nya hanya bayangan Riqky. Dia merasa bersalah dengan kematian Riqky. Andai saja dia melarang Riqky pergi ke Cina, saat ini Riqky pasti masih dalam keadaan baik-baik saja. Andai saja ...

Setiap kata andai terlintas, membuat dia meneteskan air matanya.

Esok paginya Budi datang. Dia menjemput Ivanka untuk ke makam Riqky.

Tiba di makam Riqky, Ivanka tidak bisa menahan tangis nya lagi. Dia kembali menangis.

Budi memeluk Ivanka.

"Berhenti lah menangis, ku rasa Riqky pun tidak menginginkan mu seperti ini."

"Bud, ini semua gara-gara aku."

"Tidak, ini adalah suratan nasibnya."

"Setiap kita akan di panggil pulang. Hanya kita yang tidak mengetahui kapan waktunya dan bagaimana cara kita pulang.

Jika kamu mengasihi Riqky, buatlah dia tenang. Jangan seperti ini, kita boleh bersedih tapi jangan berlarut-larut."

Ivanka mulai berhenti menangis.

Dia membenarkan apa yang Budi katakan.

Riqky tidak suka melihat nya menangis, Riqky akan senang jika melihatnya tersenyum.

"Qq...

Aku akan hidup dengan baik dan melakukan apa yang aku suka. Aku akan mengikuti keinginan mu padaku. Aku akan mencoba hidup berbahagia."


Load failed, please RETRY

ギフト

ギフト -- 贈り物 が届きました

    バッチアンロック

    目次

    表示オプション

    バックグラウンド

    フォント

    大きさ

    章のコメント

    レビューを書く 読み取りステータス: C83
    投稿に失敗します。もう一度やり直してください
    • テキストの品質
    • アップデートの安定性
    • ストーリー展開
    • キャラクターデザイン
    • 世界の背景

    合計スコア 0.0

    レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
    パワーストーンで投票する
    Rank 200+ パワーランキング
    Stone 0 推薦チケット
    不適切なコンテンツを報告する
    error ヒント

    不正使用を報告

    段落のコメント

    ログイン

    tip 段落コメント

    段落コメント機能がWebに登場!任意の段落の上にマウスを移動し、アイコンをクリックしてコメントを追加します。

    また、[設定]でいつでもオフ/オンにすることができます。

    手に入れました