アプリをダウンロード
16.9% Mantan suami atau mantan pacar / Chapter 82: Dia pergi selamanya

章 82: Dia pergi selamanya

"Riqky !!! Kamu akhirnya sadar ?. Setelah membuat ku menangis ? Apa ini yang kamu bilang sayang ? Kamu tahu aku sangat mengkuatirkan mu !"

Riqky hanya membalas semua ocehan Ivanka dengan senyum.

"Qq, dengarkan aku. Jangan pernah lakukan ini lagi, atau aku akan memusuhimu selamanya. Tidak usah berangkat ke Cina lagi. Tetaplah di samping ku. Kita jadi partner terhebat saja."

"Iguana ku...

Aku tidak akan pergi ke Cina, tapi aku juga tidak bisa menjadi partner mu lagi. Mulai sekarang jagalah dirimu dengan baik. Lakukan apapun yang ingin kamu lakukan. Kita tidak tahu kapan umur kita di bumi ini habis. Seperti halnya aku...

Tapi aku tidak menyesal karena di umurku yang pendek dan singkat. Yang Maha Kuasa memberi ku kesempatan untuk dekat denganmu. Selama beberapa bulan terakhir ini aku sangat bahagia."

"Qq...jangan bicara yang aneh. Umur pendek apa. Lihatlah keadaan mu sekarang. Kamu baik-baik saja, bahkan semua luka mu juga hi..lang..."

Ucapan Ivanka mendadak mengambang di angin. Dia baru menyadari ada yang aneh dengan Riqky. Bagaimana mungkin secara tiba-tiba Qq terlihat sangat baik.

Qq tersenyum padanya dengan lembut

"Iguana ku...

Seperti nya waktu ku sudah habis. Aku harus pergi. Terima kasih buat semua nya..."

Ivanka melihat Riqky mulai semakin menjauh

"Qq tunggu!!!"

Ivanka tersadar dari tidur panjang nya. Dia tidak sadar diri selama dua malam.

"Yank...

Gimana keadaan mu ?"

"Ryan ..."

Ivanka melihat sekeliling, dia menyadari dirinya saat ini ada di salah satu kamar rumah sakit. Ada Ryan dan juga Ferry, Tonny dan Budi para sahabatnya.

Mereka terlihat sangat mengkuatirkan Ivanka.

"Riqky... Bagaimana dengan Riqky?"

"Kemarin dia telah di makamkan. Dia sudah beristirahat dengan tenang sekarang. Kamu harus merelakan nya Ivanka." ucap Budi.

"Maaf, aku butuh waktu sendiri. Kalian semua Silakan pulang dan beristirahat lah. Kalian pasti sangat cape. Terima kasih buat semuanya. "

"Baiklah.. tapi telepon lah kami jika ada apa2. Kami hanya akan di luar pintu ini." ucap Tonny

"Hmmm..."

Melihat semua pergi, Ivanka meneteskan airmatanya lagi, hanya tanpa suara.

Dia menangis...

Dia masih belum bisa merelakan Riqky.

Tanpa suara hanya airmata nya yang mewakili kesedihan nya yang terdalam.

Di luar Ryan merasa cemas. Tapi dia mengerti saat ini Ivanka butuh waktu sendiri buat menenangkan diri.

"Apa yang akan terjadi dengan Ivanka. Dia sangat terpukul. Ku rasa Ivanka mempunyai perasaan khusus untuk Riqky. Kalian juga melihat bagaimana keadaan nya kan?" ucap Budi tanpa menyadari kalau Ryan ada di situ.

Tonny : "Apa yang kamu bicara kan. Kita semua tahu Ivanka, anaknya peduli pada orang lain." Ucapnya untuk mencairkan suasana yang tegang dan tidak nyaman untuk Ryan.

Ferry : "Ia, berilah dia waktu. Saat ini dia butuh dukungan dari orang-orang terdekatnya. Ryan ku harap kamu bisa memakluminya."

Ryan : "Ia aku tahu... Aku akan keluar sebentar. Aku hanya mau merokok."

Ryan pergi tanpa menunggu jawaban dari mereka bertiga.

Melihat Ryan sudah jauh Ferry bersuara

"Ku rasa bukan cuma Ivanka yang perlu menenangkan diri."

"Benar Ryan juga harus menata hatinya. Dia pasti bisa merasakan juga kalau Ivanka kita terlalu peduli pada Riqky." ucap Budi

"Masih beruntung dia tidak melihat keadaan

Ivanka tiga hari yang lalu. Dia baru tiba dan melihat Ivanka sadar tapi yang di dengarnya teriakan Qq dari mulut kekasih nya itu." ucap Tonny

Ferry : "Menurut kalian apa mereka akan putus?"

Budi : "Entahlah tapi kalau Ryan yang membuat Ivanka menangis aku akan menghajarnya."


章 83: Aku bukan orang asing

Sementara di luar Ryan merokok. Pikiran nya melayang. Dia bisa melihat kalau tunangan nya sangat terpukul dengan meninggalnya Riqky.

"Apa yang harus ku lakukan untuk menghibur nya?" Ryan berbicara pada dirinya sendiri.

Ryan sudah menghabiskan beberapa batang rokok, tapi Ivanka belum juga mencari nya.

Dia memutuskan untuk menemui Ivanka. Tiba dipintu kamar, Ryan tidak melihat para sahabat Ivanka.

Dia memasuki ruangan dimana Ivanka berbaring.

Dia melihat Ivanka masih menangis.

Melihat Ryan datang Ivanka langsung menyeka air matanya.

Ryan mendekati Ivanka lalu dengan sabar membelai kepala Ivanka. Dia mencium dahi Ivanka.

"Yank, jangan perlakukan aku seperti orang asing. Jika kamu merasa berat kamu bisa menyuruh ku membantu mu membawa sebagian beban mu. Jika kamu merasa sakit kamu bisa katakan padaku jadi aku bisa mencari obat untuk mu. Jika kamu ingin menangis, menangis lah di bahu ku. Jangan sembunyikan apapun padaku."

"Terima kasih Ryan tapi maaf saat ini aku ..."

"Baiklah aku mengerti. Aku akan memberi mu waktu sendiri. Aku akan kembali ke Bandung tapi setelah mengantarmu ke rumah. Aku sudah menemui dokter. Kamu bisa pulang besok pagi. Jadi anggap lah aku tidak ada."

Ryan lalu beranjak pergi. Dia keluar dan duduk di kursi depan kamar Ivanka.

Dia duduk dan mencoba tidur. Pulang kerja dia langsung menuju Cirebon saat mendengar Ivanka di Rumah sakit. Ryan mengetahui nya saat mencoba menelepon Ivanka tapi Tonny yang mengangkat telepon Ivanka.

"Ryan saat ini Ivanka ada di Rumah Sakit permata cirebon. Dia pingsan dan belum sadarkan diri sampai saat ini."

Saat mendengar itu, Ryan hanya mandi dengan terburu-buru lalu langsung pergi menuju Cirebon. Dia tiba di samping Ivanka subuh tadi.

Ryan mungkin kecewa saat dia sudah terjaga semalaman suntuk tanpa tidur dan saat Ivanka sadar ternyata yang di dengar nya bukan namanya tapi "Qq" nama pria lain yang dipanggil pertama oleh perempuan yang di cintai itu. Tapi Ryan tidak bisa marah bahkan sampai terakhir ini Ivanka tidak ingin dia ada di samping nya.

Ryan mencoba untuk memahami Ivanka dan memberinya waktu.

Lalu ketiga sahabat Ivanka datang.

"Ryan kenapa kamu hanya duduk di sini dan tidak menemani Ivanka ?" ucap Budi ketus.

"Andai saja dia mengijinkan ku berada di samping nya akan bagus sekali. Kalian bertiga masuk lah dan cobalah hibur dia. Mungkin kehadiran kalian bertiga bisa membuat dia nyaman dan lebih menghibur dia." ucap Ryan dengan nada enggan.

Mereka bertiga lalu masuk tapi tidak lama keluar lagi.

"Maaf kawan, bukan cuma kamu. Ivanka benar-benar menginginkan sendiri. Kita tidur aja di sini malam ini. Besok baru mengantar nya pulang ke rumah." Ucap Ferry.

"Tidak perlu, kalian pulang lah istirahat. Biar aku saja yang berjaga di sini. Terima kasih sudah menjaga Ivanka saat aku belum ada."

"Heiii...Ivanka mungkin sudah bertunangan dengan mu tapi dia tetap sahabat kami juga. Lagi pula aku tidak yakin pertunangan kalian akan berlanjut... " ucap Budi sinis

Ryan langsung berdiri dari duduknya dan mendorong Budi sambil mencengkram kerah kemeja Budi.

"Apa kata mu ???

Brengs*k kamu, jangan memancing emosiku!."

"Kenapa ?? Kamu juga bisa merasakan bukan kalau Ivanka terlihat begitu terpukul di tinggalkan oleh Riqky, dan jelas Ivanka bukan cuma melihat Riqky sebagai rekan kerja." ucap Budi lagi dengan sikap siap berperang.

"Kalian berdua tenang lah, ini di rumah sakit. Dan jangan membuat Ivanka lebih tertekan." Tonny mencoba memisahkan mereka.

Akhirnya Ryan melepaskan tangan nya.

"Terserah jika kalian ingin menunggu juga tapi sebaiknya jaga juga mulut kalian."


Load failed, please RETRY

ギフト

ギフト -- 贈り物 が届きました

    バッチアンロック

    目次

    表示オプション

    バックグラウンド

    フォント

    大きさ

    章のコメント

    レビューを書く 読み取りステータス: C82
    投稿に失敗します。もう一度やり直してください
    • テキストの品質
    • アップデートの安定性
    • ストーリー展開
    • キャラクターデザイン
    • 世界の背景

    合計スコア 0.0

    レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
    パワーストーンで投票する
    Rank 200+ パワーランキング
    Stone 0 推薦チケット
    不適切なコンテンツを報告する
    error ヒント

    不正使用を報告

    段落のコメント

    ログイン

    tip 段落コメント

    段落コメント機能がWebに登場!任意の段落の上にマウスを移動し、アイコンをクリックしてコメントを追加します。

    また、[設定]でいつでもオフ/オンにすることができます。

    手に入れました