Ryan dan kedua orang tua nya juga beberapa kerabat dekat mereka datang berkunjung ke rumah Ivanka.
Tujuan nya adalah saling berkenalan sekaligus acara tunangan dan lamaran.
Ryan dan Ivanka sengaja menggabungkan nya karena selain orang tua Ryan yang jauh, Ivanka juga sibuk. Akan sulit untuk nya selalu mengajukan cuti, terlebih Riqky akan berangkat di akhir bulan ini.
Acara berjalan dengan lancar.
Ivanka dan Ryan sudah bertunangan. Ryan memakaikan cincin dan kalung sebagai bentuk pengikat cinta nya pada Ivanka.
Tanggal pernikahan juga sudah di tentukan. Bulan tujuh tanggal tiga mereka akan menikah.
Melihat Ivanka datang setelah cuti tiga hari, Riqky melihat di jari Ivanka melingkar sebuah cincin. Hatinya sangat sakit.
"Iguana, aku sudah membereskan semua nya. Minggu depan aku akan berangkat. Dan apa kamu mau ..."
"Ky, aku akan tetap di sini."
"Baiklah, malam ini aku ingin mengajak mu makan bersama. Ajak Ryan juga. Setidaknya dia telah membuat warna di hidupku. Aku akan mengucapkan selamat tinggal kepada kalian."
"Heiii... Kenapa kata-kata mu seperti tidak akan kembali. Saat kamu kembali ke Indonesia kita bisa bertemu lagi."
-Makan malam bertiga-
"Ryan, aku akan menyerah Ivanka padamu. Aku tidak akan mengganggu kalian lagi. Ingatlah jangan pernah menyakiti Ivanka!!!
Atau aku akan datang menghajarmu."
"Tenang saja, kamu tidak akan kembali untuk menghajarku. Aku akan membahagiakannya. Dan terima kasih sudah banyak membantu Ivanka selama ini. Aku tahu dengan kehadiran mu di departemant nya, membuat pekerjaan nya lebih ringan. Ku harap kamu bisa lebih sukses kelak."
-Beberapa hari kemudian-
Riqky bersiap berangkat, Ivanka tidak bisa mengantar Riqky sampai bandara.
"Ky, aku hanya mengantar mu disini. Ku harap yang terbaik untuk mu. Ini untukmu."
Ivanka memberi Riqky sebuah pena. Ivanka bahkan menambahkan ukiran nama "Qq" di pena itu.
"Qq?"
"Ia, itu akan menjadi panggilan mu dari ku."
"Cantik sekali. Terima kasih."
Ivanka tiba-tiba menjadi ragu untuk melepaskan keberangkatan Riqky dan tanpa sadar bibirnya berkata : "Qq, kenapa tidak tetap tinggal di sini saja?" dan airmata Ivanka turun tanpa bisa tertahan lagi.
Melihat sang pujaan hati menangis, Riqky langsung memeluk nya. Memeluk nya dengan erat. Dia merasa ini akan menjadi pelukan pertama dan terakhir nya. Tanpa sadar Riqky pun meneteskan air mata.
"Jangan menahanku. Aku takut jika aku memilih tetap tinggal, aku tidak dapat menahan diri lagi. Aku akan merebut mu dari Ryan dan akan merusak pertunangan kalian."
"Ha ..ha.."
Ivanka melihat mobil yang mengantar Riqky ke bandara datang.
"Mobil mu sudah siap. Apakah semua barang mu sudah siap? Surat kelengkapan sudah di bawa? Cek lagi mungkin ada yang tertinggal."
"Ha..ha ... tenang Iguana sayang, semua sudah siap. Aku pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik."
"Baik, kamu juga harus jaga diri. Dan kabari aku, jika kamu sudah sampai."
Melihat mobil membawa Riqky, ada perasaan sesak di dada Ivanka. Dan perasaan tidak nyaman tiba-tiba hadir.
Dia berlari berusaha mengejar mobil itu, tapi mobil itu sudah berjalan jauh.
Dengan nafas yang naik-turun Ivanka akhirnya berhenti berlari lagi.
"Qq ... kamu harus berbahagia!" teriak Ivanka
Ivanka kembali ke kantor. Dia melanjutkan kesibukannya. Tanpa Riqky, Ivanka merasa departemant nya tampak kosong.
Riqky berangkat siang hari. Sampai bandara akan di perkirakan pukul enam sore. Pesawat nya akan berangkat pukul delapan malam.
Ryan yang menjemput Ivanka pulang, sudah menunggu nya di depan kantor Ivanka.
Ivanka berjalan menuju arah Ryan. Hp nya berdering, dia mengangkat nya sambil tetap berjalan menuju arah Ryan.
Ryan sudah melihat Ivanka, dia melambaikan tangan tersenyum.
Ivanka pun membalasnya.
Tapi tiba-tiba ekpresi wajah Ivanka berubah. Dari senyum manis menjadi pucat dan Ryan melihat juga Ivanka berhenti berjalan. Ryan melihat ada yang tidak beres. Dia langsung meninggalkan sepedanya dan mendekati Ivanka.
Ryan melihat badan kekasih nya gemetar dengan wajah pucat dan air mata yang menetes.
"Ada apa yank?"
"Hallo... hallo...hallo.."
Mendengar suara di HP Ivanka, Ryan lalu berinisiatif mengambil Hp Ivanka.
"Hallo.. dengan siapa ini?" tanya Ryan
"Kami dari RS XXX di jakarta. Kami menyampaikan kabar kalau kami mendapatkan pasien atas nama Riqky. Kami sudah mencoba menelepon orang tuanya tapi tidak menggangkatnya, jadi kami menghubungi nomor terdekat lain nya. Apa Ivanka adalah keluarga Riqky?."
"Bagaimana kabar Riqky?"
"Dia saat ini sedang mengalami masa koma. Kami berharap ada kehadiran keluarga nya"
Ivanka bisa mendengar suara dibalik Hp nya.
Mendengar Riqky koma, Ivanka langsung terduduk lemas. Ryan langsung dengan sigap menangkap badan Ivanka.
"Aku akan ke jakarta sekarang!."
Ucap Ivanka dengan kondisi terguncang dan menangis.
Mr Song yang melihat Ivanka hampir terjatuh langsung mendekati nya.
"Ada apa ini ? Kamu kenapa Ivanka? "
"Mr Song, barusan Ivanka menerima kabar dari rumah sakit XXX yang di jakarta. Mereka mengabarkan saat ini Riqky dalam keadaan koma. Mobil yang mengantar dia ke bandara seperti nya mengalami kecelakaan." Ryan menjelaskan ke atasan Ivanka.
"Ivanka, kamu tenang dulu. Mungkin tidak separah yang kamu bayangkan. Kamu pulang saja dulu ke mess. Biar aku yang mengatur orang untuk ke jakarta." ucap Mr Song menenangkan Ivanka.
"Tidak, Mr Song tolong ijinkan saya yang pergi langsung. Bantu saya siapkan mobil sekarang." Pinta Ivanka dengan suara yang terisak.
"Tapi Yank, aku sedang tidak bisa ijin untuk menemanimu."
"Tidak masalah. Aku akan pergi sendiri."
"Mr Song, tolong ijinkan saya yang pergi."
"Baiklah, kapan kamu akan siap berangkat?"
"Secepatnya. Sekarang pun tidak masalah. Saya hanya perlu pulang ke mess untuk mengambil dompet saya."
"Tunggu. Saya telepon bos besar dulu."
Tidak lama Mr Song kembali ke mendekati Ivanka.
"Laopan sudah memberi ijin. Dalam waktu sepuluh menit Laopan akan mengirimkan mobil dan sopir pribadi yang akan mengantar mu."
"Baik, terima kasih Mr Song."
"Kamu hati-hati di jalan. Dan kasih kabar padaku begitu kamu sampai."
"Baik Mr Song."
"Ivanka, kamu yakin tidak masalah pergi sendiri?. Kenapa tidak menyuruh anak buahmu saja?"
"Ryan, tolong ijinkan aku pergi. Aku tidak ingin menyesal. Aku ingin menemui nya."
"Tapi..."
Belum selesai Ryan berkata, mobil dan sopir datang.
Ivanka langsung berdiri dan dengan terburu-buru masuk ke dalam mobil.
Ryan hanya bisa memandangi tunangannya itu pergi.
Setelah mengambil dompet dan beberapa potong baju, Ivanka langsung pergi ke Jakarta.
Dalam waktu empat jam Ivanka tiba di RS XXX.
Dia langsung menuju meja informasi bertanya tentang Riqky.
Sang perawat : nama anda , Iguana?
Ivanka : nama saya Ivanka, tapi Riqky memanggilku Iguana. Dimana dia sekarang dan bagaimana keadaan nya?"
Sang perawat : "saat dia tidak sadar kan diri, dia memanggil iguana...iguana.. dan dia menggengam sebuah pena di tangan nya. Sekarang dia ada di ICU dan dalam keadaan kritis. Maaf harus berkata ini, mungkin waktu nya tidak banyak lagi. Kami sudah berusaha semaksimal kami, tapi benturan keras di bagian kepala sangat parah. Orang tua nya sedang menuju kemari juga. Mari saya antar."
Ivanka lalu bergegas mengikuti perawat itu.
Di ruang ICU, Ivanka bisa melihat keadaan Riqky yang penuh perban. Dari kepala, tangan hingga kaki ada terbalut perban.
Mendapatkan pemandangan seperti itu hatinya hancur, wajah Ivanka bertambah pucat dan badannya gemetar. Tanpa di sadari air matanya bercucuran. "Qq ..Qq..."
Setelah tubuh nya di seterilkan dan menggunakan pakaian khusus, Ivanka memasuki ruang ICU itu.
Dia mencoba untuk tetap tenang. Dia tidak ingin Riqky melihatnya menangis.
Ivanka langsung mendekati Riqky. Lalu dia memegang tangan nya.
"Iguana ku datang. Ku kira sedang bermimpi tapi ini sangat indah karena bukan sekedar mimpi. Aku bisa merasakan sentuhanmu." ucap Riqky dengan rintihan yang terlihat jelas mencoba menahan sakit.
"Kamu bilang akan ke Cina kenapa malah mampir ke sini?" Ucap Ivanka mencoba bercanda dengan berusaha kuat agar air matanya tidak jatuh."
"Cepat sembuh, lalu tidak usah ke Cina lagi. Bekerja lah di Bandung bersama ku."
"..."
"Qq, kenapa tangan mu menggengam pena terus. Ku simpan dulu pena nya, jika sudah pulih baru ku kembali kan lagi pada mu."
"Aku hanya takut, tidak punya waktu lagi untuk melihat mu. Jadi aku menggengam pena dari mu."
"Dasar bodoh..."
Ivanka tidak kuasa menahan tangisnya lagi.
"Jangan menangis...
Aku tidak suka melihat mu bersedih.
Iguana..
Aku punya permintaan, tolong kuburkan pena pemberian mu ini bersama jasadku nanti. Jadi aku tidak akan merasa kesepian saat disana nantinya."
"Tidak...
Aku tidak perlu melakukan itu. Kamu harus berjuang dan sembuh."
"Iguana... maaf kali ini aku tidak bisa mengabulkan permintaan mu. Aku bersyukur kamu menolak ku dan tidak ikut berangkat ke Cina bersama ku. Aku harus pergi. Jaga lah dirimu, dan hidup lah dengan kebahagiaan. Jika di kehidupan yang sekarang kita tidak berjodoh, aku berharap dikehidupan berikut aku bisa mempunyai jodoh dengan waktu yang lebih banyak dan panjang untuk dilewati bersama dengan mu..."
Lalu Ivanka mendengar suara dari mesin di samping Riqky.
"Tidak !!! Qq kamu tidak boleh pergi !!! Suster... !!!"
あなたも好きかも