Pada malam nya, Ryan mengajak Ivanka makan di tempat favorit Ivanka.
Setelah memesan Ivanka mencoba bertanya terlebih dahulu.
"Ryan, apa yang ingin kamu bicarakan dengan ku ? Dan hari ini kamu terlihat berbeda. Kamu sangat murung. Apakah terjadi sesuatu di departemant mu ?"
"Yank, mengenai pertemuan untuk kedua keluarga kita. Kamu mempunyai keinginan untuk bulan dan tanggalnya?"
"Mengenai itu, ku serahkan kepadamu. Bulan dan tanggal nya ku serahkan kepadamu."
"Apa kamu tidak peduli?"
"Kenapa kamu berkata seperti itu?.
Bukan tidak peduli cuma biasanya orang tua mempunyai hitungan sendiri. Dan ku tahu kalian masih kental untuk adat istiadat seperti ini."
"Ku dengar Riqky akan kembali ke Cina dalam dua bulan ke depan. Dia mengajak mu ?".
"Hmm ..."
"Kenapa kamu tidak menceritakan hal ini kepadaku?."
"Aku tidak bermaksud menyembunyikan darimu. Hanya saja ku pikir ini tidak perlu di bahas lagi. Aku juga menolaknya."
"Kenapa kamu menolaknya?".
"Apa kamu menginginkan ku menerima nya?."
"Tentu saja tidak. Tapi apa karena aku, kamu jadi menolak nya?."
"Awalnya ia, saat bos besar yang meminta ku, aku ingin sekali menerima nya. Tapi saat aku melihat mu menangis, membuat ku tidak ingin berangkat. Kamu adalah pria pertama yang menangis di depanku. Tapi Setelah ku pikir lagi, aku punya lebih banyak alasan yang menurutku disini lebih baik."
"Jadi bukan hanya karena aku?"
"Hmmm..."
"Kalau aku memberi mu ijin, kamu akan berangkat ke Cina?."
"Apa kamu mau memberi ijin itu?."
"Aku terlalu egois yank. Rasa nya berat untuk ku berkata silakan pergi, aku mendukung mu."
"Kalau begitu jangan memaksakan dirimu.Aku akan tetap di sini."
"Baiklah, aku akan menghubungi orang tua ku untuk mencari tanggal yang tepat."
"Ia, jangan lupa memberi tahu ku tanggalnya. Aku harus mengatur cutiku."
"Yank..."
Ryan merasa ragu untuk mengatakan nya.
"Mungkin aku adalah orang yang egois tapi aku tidak peduli, asalkan bisa menahan mu disini bersama ku. Mungkin dengan di Cina masa depan dan karier mu lebih bagus, tapi aku ingin kamu tetap bersamaku. Aku minta tetap lah disini. Mari kita buat masa depan bersama-sama. Aku akan berusaha lebih keras lagi. Aku akan membahagiakan mu. Aku berjanji pada mu."
"Ia, aku percaya padamu."
"Kapan tanggal pasti Riqky akan berangkat ke Cina?"
"Kemungkinan di akhir bulan."
Setelah makan malam itu, Ivanka menjadi lebih sibuk. Dia akan bekerja sendiri lagi. Riqky akan berangkat kembali ke Cina.
"Iguana sayang..."
"Ayo ikutlah bersama ku. Aku tidak akan memaksa mu menjadi kekasih ku. Kamu bisa tetap menjalin hubungan dengan Ryan. Dalam tiga tahun kamu akan kembali. Kurasa belum terlambat Kalau memang kamu dan Ryan akan menikah. Untuk umur mu juga masih muda. Aku hanya ingin kamu bisa belajar dan mencoba hal baru. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Maaf aku harus berkata jujur, Ryan bukan pria yang tepat untuk mu. Jika dia mencintai mu, dia tidak akan bersikap egois. Ku rasa dia akan dengan mudah berselingkuh. Saat kamu berangkat, aku berani bertaruh hanya dengan hitungan bulan dia akan mempunyai kekasih lain."
"Ky..."
"Aku tidak suka kamu menjelekan Ryan. Jadi tolong, kita jaga hubungan kita agar tetap baik sampai akhir, Oke ...?"
"Iguana, aku juga seorang pria. Aku bisa menilai pria lainnya. Dia bukan pria yang bisa memberi mu kebahagiaan."
"Tapi kamu menilai Ryan tidak obyektif. Kamu punya..."
"Sudah lah, aku tidak ingin membahasnya."
"Kenapa kamu tidak melanjutkan nya?.
Kamu ingin mengatakan bahwa aku tidak obyektif karena aku punya perasaan padamu?.
Itu benar, aku sangat mencintai mu. Dari aku di SMA hingga kini dan akan menjadi selamanya. Aku akan tetap mencintai mu. Tapi penilaian ku tetang Ryan bukan tidak berdasar."
"Ky, jangan membuat ku membenci mu."
Mendengar itu Riqky langsung berhenti, dia tidak ingin dibenci Ivanka.
"Seperti nya keputusan mu sudah bulat. Baiklah, aku berharap aku salah menilai Ryan. Dan aku berdoa untuk kebahagiaan kalian."
"Terima kasih Ky. Ky, aku akan mengajukan cuti di pertengahan bulan ini. Jadi sebelum kamu berangkat. Mereka sudah menentukan tanggalnya. Jujur aku berharap kami melakukan nya nanti saat kamu sudah berada di Cina tapi kedua orang tua Ryan sudah menetapkan tanggalnya. Maaf..."
"Baiklah aku akan membantu mu membereskan pekerjaan di kantor. Tapi tolong pikirkan lagi, kamu punya masa depan yang lebih baik di bandingkan hanya menjadi istri Ryan."
Ryan dan kedua orang tua nya juga beberapa kerabat dekat mereka datang berkunjung ke rumah Ivanka.
Tujuan nya adalah saling berkenalan sekaligus acara tunangan dan lamaran.
Ryan dan Ivanka sengaja menggabungkan nya karena selain orang tua Ryan yang jauh, Ivanka juga sibuk. Akan sulit untuk nya selalu mengajukan cuti, terlebih Riqky akan berangkat di akhir bulan ini.
Acara berjalan dengan lancar.
Ivanka dan Ryan sudah bertunangan. Ryan memakaikan cincin dan kalung sebagai bentuk pengikat cinta nya pada Ivanka.
Tanggal pernikahan juga sudah di tentukan. Bulan tujuh tanggal tiga mereka akan menikah.
Melihat Ivanka datang setelah cuti tiga hari, Riqky melihat di jari Ivanka melingkar sebuah cincin. Hatinya sangat sakit.
"Iguana, aku sudah membereskan semua nya. Minggu depan aku akan berangkat. Dan apa kamu mau ..."
"Ky, aku akan tetap di sini."
"Baiklah, malam ini aku ingin mengajak mu makan bersama. Ajak Ryan juga. Setidaknya dia telah membuat warna di hidupku. Aku akan mengucapkan selamat tinggal kepada kalian."
"Heiii... Kenapa kata-kata mu seperti tidak akan kembali. Saat kamu kembali ke Indonesia kita bisa bertemu lagi."
-Makan malam bertiga-
"Ryan, aku akan menyerah Ivanka padamu. Aku tidak akan mengganggu kalian lagi. Ingatlah jangan pernah menyakiti Ivanka!!!
Atau aku akan datang menghajarmu."
"Tenang saja, kamu tidak akan kembali untuk menghajarku. Aku akan membahagiakannya. Dan terima kasih sudah banyak membantu Ivanka selama ini. Aku tahu dengan kehadiran mu di departemant nya, membuat pekerjaan nya lebih ringan. Ku harap kamu bisa lebih sukses kelak."
-Beberapa hari kemudian-
Riqky bersiap berangkat, Ivanka tidak bisa mengantar Riqky sampai bandara.
"Ky, aku hanya mengantar mu disini. Ku harap yang terbaik untuk mu. Ini untukmu."
Ivanka memberi Riqky sebuah pena. Ivanka bahkan menambahkan ukiran nama "Qq" di pena itu.
"Qq?"
"Ia, itu akan menjadi panggilan mu dari ku."
"Cantik sekali. Terima kasih."
Ivanka tiba-tiba menjadi ragu untuk melepaskan keberangkatan Riqky dan tanpa sadar bibirnya berkata : "Qq, kenapa tidak tetap tinggal di sini saja?" dan airmata Ivanka turun tanpa bisa tertahan lagi.
Melihat sang pujaan hati menangis, Riqky langsung memeluk nya. Memeluk nya dengan erat. Dia merasa ini akan menjadi pelukan pertama dan terakhir nya. Tanpa sadar Riqky pun meneteskan air mata.
"Jangan menahanku. Aku takut jika aku memilih tetap tinggal, aku tidak dapat menahan diri lagi. Aku akan merebut mu dari Ryan dan akan merusak pertunangan kalian."
"Ha ..ha.."
Ivanka melihat mobil yang mengantar Riqky ke bandara datang.
"Mobil mu sudah siap. Apakah semua barang mu sudah siap? Surat kelengkapan sudah di bawa? Cek lagi mungkin ada yang tertinggal."
"Ha..ha ... tenang Iguana sayang, semua sudah siap. Aku pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik."
"Baik, kamu juga harus jaga diri. Dan kabari aku, jika kamu sudah sampai."
Melihat mobil membawa Riqky, ada perasaan sesak di dada Ivanka. Dan perasaan tidak nyaman tiba-tiba hadir.
Dia berlari berusaha mengejar mobil itu, tapi mobil itu sudah berjalan jauh.
Dengan nafas yang naik-turun Ivanka akhirnya berhenti berlari lagi.
"Qq ... kamu harus berbahagia!" teriak Ivanka
Ivanka kembali ke kantor. Dia melanjutkan kesibukannya. Tanpa Riqky, Ivanka merasa departemant nya tampak kosong.
Riqky berangkat siang hari. Sampai bandara akan di perkirakan pukul enam sore. Pesawat nya akan berangkat pukul delapan malam.
Ryan yang menjemput Ivanka pulang, sudah menunggu nya di depan kantor Ivanka.
Ivanka berjalan menuju arah Ryan. Hp nya berdering, dia mengangkat nya sambil tetap berjalan menuju arah Ryan.
Ryan sudah melihat Ivanka, dia melambaikan tangan tersenyum.
Ivanka pun membalasnya.
Tapi tiba-tiba ekpresi wajah Ivanka berubah. Dari senyum manis menjadi pucat dan Ryan melihat juga Ivanka berhenti berjalan. Ryan melihat ada yang tidak beres. Dia langsung meninggalkan sepedanya dan mendekati Ivanka.
Ryan melihat badan kekasih nya gemetar dengan wajah pucat dan air mata yang menetes.
"Ada apa yank?"
"Hallo... hallo...hallo.."
Mendengar suara di HP Ivanka, Ryan lalu berinisiatif mengambil Hp Ivanka.
"Hallo.. dengan siapa ini?" tanya Ryan
"Kami dari RS XXX di jakarta. Kami menyampaikan kabar kalau kami mendapatkan pasien atas nama Riqky. Kami sudah mencoba menelepon orang tuanya tapi tidak menggangkatnya, jadi kami menghubungi nomor terdekat lain nya. Apa Ivanka adalah keluarga Riqky?."
"Bagaimana kabar Riqky?"
"Dia saat ini sedang mengalami masa koma. Kami berharap ada kehadiran keluarga nya"
Ivanka bisa mendengar suara dibalik Hp nya.
Mendengar Riqky koma, Ivanka langsung terduduk lemas. Ryan langsung dengan sigap menangkap badan Ivanka.
"Aku akan ke jakarta sekarang!."
Ucap Ivanka dengan kondisi terguncang dan menangis.
あなたも好きかも