Ivanka bersama lima sabahat masih belum mau berpisah. Mereka masih asik saling berbagi dan bernostagia.
"Yank, aku ke toilet dulu"
"Oke."
Setelah melihat Ryan pergi, Tony berbisik :
"Ka, ku dengar Riqky mendapatkan pekerjaan dengan posisi bagus. Kamu harus tahu, dia dari kita di SMA sudah menyukai mu. Dia bercerita pada ku tapi melarangku mengatakan nya padamu. Dan dia mencari mu seperti Orang gila. Saat dia di Cina, dia sering menelepon ku hanya untuk menanyakan apakah ada berita dari mu. Kurasa dia serius kepada mu. Kamu tidak mau mempertimbangkan nya?"
"Ia, yang ku tahu sejak dia SMA belum pernah berpacaran dengan siapapun." ucap Ferry
"Aku sudah mengetahui nya"
"Apa Riqky menyatakan perasaan nya padamu?" Tanya Christian penasaran
"Iya, dia akan kembali ke Cina dalam beberapa bulan ini. Dia juga mengajak ku..."
"Lalu ?" Budi langsung memotong Ivanka
"Aku sudah menolaknya. Aku sudah punya kekasih."
"Apa kamu tidak mempunyai perasaan untuk Riqky walau hanya sedikit?" tanya Budi dengan hati-hati.
"Itu.."
Ivanka belum sempat menjawab dan dia melihat Ryan menuju ke arah mereka.
"Kita bicarakan hal lain saja, akan tidak nyaman buat Ryan".
Kelima pria itu mengerti Ivanka. Ivanka masih seperti dulu. Tidak mau menyakiti orang lain,dia tipe orang yang setia dan loyal. Ivanka sangat asik buat menjadi teman. Ivanka selalu menjadi dirinya sendiri dan tidak munafik. Dia selalu tampil biasa dan apa adanya tapi banyak perempuan lain yang selalu cemburu dengan dirinya. Padahal Ivanka tidak berusaha tampil menonjol tapi kehadiran nya selalu membuat nya terlihat menarik.
"Ka, kamu ingat tidak dengan Rita?" ucap Ferry
"Rita kekasihnya Tony ?"
"Ia betul"
"Heiii... kami sudah putus". bantah Tony kesal
"Kenapa dengan Rita, Fer?"
"Dulu kamu juga sering membuat para kekasih kita cemburu dan Rita yang paling gila. Dia ngajakin kamu balap motor."
"Apa balap motor ?"
Ryan tahu Ivanka bisa mengendarai motor tapi dia terkejut saat mendengar Ivanka melakukan balapan.
"Ia, Ivanka menang. Kami taruhan siapa pemenangnya. Dan karena itu lah aku mendapatkan banyak uang dari Tony."
"Ha..ha..ha.."
Mereka semua tertawa cuma Tony yang kini dengan wajah terlihat lebih kesal.
"Saat itu aku terpaksa bertaruh untuk Rita padahal aku tahu dia akan kalah".
"Kalian jangan memojokan Tony donk." ucap Ivanka
"Yank, dengarkan baik-baik. Aku tidak mengijinkan mu balapan motor lagi. Mengerti!!".
"Ia, tentu saja."
"Ivanka dulu melakukan balap motor liar dengan anak SMA lain dan hanya balapan di tengah malam minggu saja. Dan lawannya hanya sesama perempuan. Dia melakukan itu untuk mendapatkan uang. Dia tidak ingin membebani orang tuanya. Dan dia juga sering berjualan banyak hal, ada sepray, bed cover juga banyak lain nya. Kamar kita pun isi nya barang jualan dia."
"Ha..ha..ha.."
"Ia, tapi aku berterima kasih. Kalian dulu selalu membantu ku dengan membeli barang-barang yang aku jual."
"Kita lebih suka membantu mu dengan memberi uang langsung tanpa kamu harus berlelah jualan juga balap motor tapi kamu selalu menolak nya. Kamu tidak tahu betapa cemasnya kami menunggu mu di garis final."
"Iya, hanya dengan membeli barang jualan mu, kamu mau menerima uang kami."
Ivanka hanya tersenyum menanggapi teman-teman nya Itu.
Dalam hati kecilnya dia sangat bersyukur punya banyak teman yang mendukungnya
Ryan bisa merasakan bahwa calon istri nya di sayangi oleh banyak orang. Buat yang belum kenal Ivanka, dia akan terlihat ketus. Dia bukan tipe orang yang akan tersenyum tanpa alasan.
Tapi buat yang sudah mengenalnya, dia pasti akan menyukai nya. Ivanka tipe orang yang bisa membuat orang merasa nyaman.
Dan saat dia sudah tersenyum kepada seseorang, orang itu akan terpikat. Kedua lesung pipi nya yang dalam membuat Ivanka terlihat manis sekali saat tersenyum.
Ryan ingat pertama dirinya menyapa Ivanka yang saat itu sedang bersepeda. Sangat ketus dan dingin.
Sehari sebelum nya sekitar jam sembilan malam dia melihat Ivanka sedang duduk bersama teman-teman perempuan nya di atas teras lantai atas.
Ryan yang waktu itu kebetulan melihat ke atas, melihat Ivanka sedang tertawa. Dia langsung terpesona.
Hati nya berdebar dan jantungnya memompa dengan cepat. Rasanya terlalu sayang untuk tidak menyaksikan keindahan lesung itu.
Ivanka telah mencuri hatinya langsung. Ryan yang tidak pernah percaya cinta pada pandangan pertama, akhirnya dapat merasakan nya juga. Bagaimana rasanya jatuh cinta pada pandangan pertama.
Ivanka membuat diri nya tidak sadar memandanginya terus dari bawah.
Dan saat Ivanka melihat ke bawah, dan tatapan mata mereka bertemu membuat Ryan merasa seperti seorang pencuri yang tertangkap basah.
Tapi Ivanka hanya menatap nya sesaat, lalu kembali memalingkan wajah.
Ryan yang hatinya sudah tercuri tentu membuat nya tidak bisa tidur. Malam itu Ivanka selalu bermain-main di pikiran nya.
Esok hari nya yang secara kebetulan dia melihat Ivanka sedang mengendarai sepedanya,langsung dia memberanikan diri mendekati nya. "Kalau tidak malam ini aku bisa tidak tertidur lagi."
"Hai kenalkan namaku Ryan" itu adalah kata pertama yang di ucap kan Ryan kepada Ivanka.
Walaupun saat itu Ivanka hanya memandangnya dengan cuek dan tidak menganggapnya ada, tapi Ryan merasa puas bisa melihat lagi wajah manis itu.
Malam harinya Ryan bisa tertidur dan Ivanka masuk mengganggu nya dalam mimpi. Itu pula yang telah membuat Ryan memutuskan untuk mengejar Ivanka.
Ivanka yang tersenyum manis telah membuat nya sakit insomia. Dia tidak bisa tidur jika tidak melihat wajah Ivanka. Kerinduan untuk bisa melihat wajah manis itu selalu mengganggu tidur nya.
Ivanka yang seperti gunung es membuat nya penasaran.
Ivanka bahkan terlihat manis saat sedang marah. Awalnya Ryan merasa kalau dirinya sudah gila.
Selama ini mudah bagi Ryan untuk mendapatkan kekasih.
Walaupun tinggi badan Ryan hanya sebatas rata-rata tapi Ryan punya wajah putih bersih yang tampan dan mampu membuat para gadis akan memandang dirinya lebih dari sepuluh detik saat tatapan pertama.
Saat Ryan mendekati seseorang cukup hanya berkata beberapa kalimat, si perempuan akan kehilangan kesempatan untuk menghindari nya bahkan akan membuat si perempuan itu menempel dan langsung patuh padanya.
Tapi tidak dengan Ivanka. Tatapan pertama Ivanka pada dirinya hanya sekilas.
Saat dirinya memperkenalkan diri, Ivanka bahkan cuek dan tidak menganggapnya ada.
Ryan juga berjuang dan melalukan banyak hal untuk dirinya bisa bertemu terus dengan Ivanka.
Saat dia bisa mendapat kan nomor telepon Ivanka pun, dia lah yang selalu mengirimkan pesan. Ivanka hanya membaca dan hanya sesekali saja menjawab.
Ivanka adalah perempuan pertama yang sulit di taklukan Ryan.
Saat Ryan pulang mendadak ke kalimantan karena sang kakek meninggal dunia, Ryan sangat tersiksa di sana.
Bukan hanya tidak bisa melihat wajah Ivanka tapi mendengar suara bahkan kabarnya pun dia tidak bisa.
Bahkan ada kekuatiran kehilangan Ivanka. Itu yang membuat Ryan langsung memeluk Ivanka saat melihat nya kembali. Rasa kangen yang sudah menggunung.
Saat memeluk Ivanka hati Ryan baru terpuaskan.
Dan kini dia bukan hanya jatuh hati tapi juga kagum dengan sosok perempuan disamping nya itu.
"Aku akan menjagamu dengan baik, kamu sudah berjuang sendirian dengan sangat baik selama ini." ucap Ryan dalam hatinya