Mereka yang sudah beberapa tahun berpisah tentu saja banyak yang menjadi bahan obrolan.
Kerinduan satu dengan yang lain membuat mereka tidak menyadari kalau mereka ada di tempat umum.
Mereka saling bercerita dan tertawa.
"Tiba - tiba datang perempuan dan langsung menyiramkan air di botol aqua nya".
" Ahhh.."
Ivanka sontak berdiri karena terkejut.
Begitu pun dengan Ryan dan kelima pria itu langsung berdiri.
Tony langsung mendorong perempuan itu, lalu Anton mencengkram kemeja perempuan itu sementara Christian dan Budi langsung hendak menghajar nya.
Ivanka langsung menghampiri mereka.
Mencoba menenangkan teman-teman nya.
Ryan menarik Ivanka, dan dia ingin langsung menampar perempuan itu. Tapi Ivanka dengan cekatan menarik tangan Ryan.
"Oke, tenang semua. Atau security akan menendang kita semua dari sini."
Perempuan itu masih berdiam dengan sikap pasrah nya tapi dengan tatapan yang penuh dengan kebencian melihat arah Ivanka.
"Duduk lah semua"
Anton lalu menarik paksa perempuan itu untuk duduk.
Tony lalu melepaskan jaket kulitnya dan memakaikan ke badan Ivanka.
Mereka mempagari perempuan itu, seakan mereka bersiap kalau perempuan itu akan kabur.
"Jangan harap bisa lari setelah menyiram air ke sahabat mereka."
"Baik lah, siapa kamu ?? Kenapa kamu menyiram ku dengan air ?."
"Ha...ha..
Ivanka, kamu masih seperti dulu. Tidak berubah. Dimana ada kamu, di situ ada sekumpulan para lelaki. Pelac*r adalah sebutan yang tepat untuk mu."
"Tapi apa hubungan nya dengan mu. Apa salah satu pria ini kekasihmu ?"
"Tidak mungkin"
Yang menjawab bukan perempuan itu tapi ke lima pria itu menjawab nya dengan serentak.
"Untuk di jadikan teman aja perempuan seperti ini tidak layak apalagi kekasih" ucap Christian.
"..."
"Haiii ... Kamu belum menjawab ku, kalau kamu tidak menjawab dan memberi alasan melakukan ini pada ku, jangan salahkan aku kalau aku akan menyuruh mereka menyeret mu ke belakang lalu aku akan "membalasmu"
Kalau kamu mengenalku kamu tentu tahu siapa aku bukan? "
Ke lima pria itu langsung tersenyum, beda dengan Ryan yang tampak terkejut melihat sorot mata Ivanka saat itu.
Ivanka menjadi sosok yang lain. Sosok yang tidak pernah di lihatnya. Ivanka yang telihat cuek, ketus, galak dan manis Ryan tentu saja pernah melihatnya. Tapi kali ini Ivanka terlihat bengis, seakan dia mampu merobek mulut perempuan yang di depan nya itu. Tatapan matanya seakan bisa membunuh lalat.
Perempuan itu yang tadi nya menatap Ivanka dengan kebencian menjadi ciut nyalinya. Dia menurunkan pandangan nya ke lantai, tidak berani menatap Ivanka.
"Angkat wajahmu" Teriak Ferry
Tony langsung mengangkat dagu perempuan itu dengan kasar.
"Aku.. membenci..mu.. da..ri..dulu..."
Jawab perempuan itu terbata-bata.
"Baiklah semua orang punya kebebasan untuk menyukai atau membenci seseorang tapi tidak dengan melakukan penyerangan. Bagaimana kalau kita ke kantor polisi, aku akan melaporkan mu dengan tuduhan penyerangan. Aku rasa itu saja sudah cukup memberimu pelajaran."
"Tidak! Jangan ke kantor polisi. Aku tadi hanya emosi sesaat, pikiran ku kacau. Melihat mu tertawa riang seperti dulu membuat ku hilang kontrol diri."
"Baiklah, jadi siapa kamu ? dan apa salah ku?"
"Aku adalah Veronika, kita dari SMA yang sama. Kesalahan mu karena setiap kehadiran mu membuat pria hanya bisa menatapmu."
"..."
"Maaf tapi aku tidak mengenal mu, kalian berlima kenal dia ?"
"Tidak"
"Aku seperti kamu, perempuan biasa. Tapi bedanya kamu mempunyai banyak teman dan selalu di kelilingi pria - pria. Tapi aku tidak terlihat. Bahkan saat aku jatuh cinta dan mencoba menyatakan perasaan ku pada leleki itu, dia bukan nya merespon ku. Posisi kami berhadapan tapi dia sama sekali tidak melihat ku. Saat aku menyatakan perasaan ku, lelaki itu hanya melihat mu. Dia di depan ku tapi mata dan hati nya ada bersama mu."
"Dan lelaki itu meninggalkan ku begitu saja, dan dia beranjak pergi mengikuti mu saat melihat mu berjalan. Aku tidak terlihat sama sekali. Aku membenci mu, sangat membenci mu."
Tony : "Harus nya kamu berkaca sebelum menyatakan cinta!" Berani menyamakan diri mu dengan Ivanka lagi. Benar-benar tidak ada kaca di rumah mu kah ?"
Ferry : "Kamu yang di abaikan apa hubungannya dengan Ivanka?."
Christian : "Kenapa kamu tidak menyiram pria itu?"
Budi : "Kamu memang gila! Kamu yang di abaikan, tapi mengalah orang lain."
Ryan : "Lelaki itu tepat tidak melihat mu!."
"..."
"Jadi karena lelaki itu melihat ku dan mengikuti ku dari pada menerima pernyataan cinta mu, aku di sebut pelac*r ?"
"Aku tidak tahu siapa pria yang kamu maksud juga tidak ingin tahu. Tapi sebaiknya kamu tidak melakukan ini pada orang lain. Sekarang pergilah."
Perempuan itu berdiri dan membalikkan badannya dan melangkahkan kaki hendak pergi.
"Tunggu, kamu belum meminta maaf pada Ivanka" ucap Ryan.
"Maaf" ucapnya tanpa membalikan badan menatap Ivanka.
Christian: "Mana ada minta maaf seperti itu. Kamu minta maaf pada siapa ?"
Veronika memutar badannya dan menatap Ivanka. "Maaf"
Lalu dia bergegas pergi.
Budi : "Tunggu, kamu pernah dengar ada perkataan kalau mata balas mata dan gigi balas gigi." Budi lalu menyiramkan air cola ke baju perempuan itu.
Perempuan itu berlari menangis dan ke enam pria itu kembali duduk.
Ivanka yang tampak cemas
"Hai Bud, kamu terlalu keras padanya. Dia menyiram ku hanya dengan aqua dan aku memakai kaos agak tebal, tapi dia memakai kemeja putih tipis. Bagaimana dia akan pulang nanti?"
"Duduk lah, tidak usah pikirkan dia!.
Berani berbuat, harus berani bertanggung jawab."
"Dan untuk mu Ryan, jika kamu membuat Ivanka kami menangis maka sama artinya kamu mencari penyakit. Ivanka tampak garang dan kuat di luar tapi dia punya hati yang lembut." Ucap Budi di iya oleh ke empat teman nya.
"Kalian tidak perlu kuatir, tanpa kalian pun aku akan menjaganya dengan baik. Aku tidak akan membuatnya menangis."