- Di tempat kerja departemant penjualan -
"Iguana, kalau aku mempunyai masalah apa kamu akan menolong ku?"
"Itu tergantung pada masalah mu. Memang ada masalah apa? Hari ini kamu terlihat cemas Ky."
Riqky mendekati Ivanka, bahkan sangat dekat. Ivanka dapat merasa hembusan nafas Riqky di wajah nya.
"Hei... apa yang kamu lakukan?" ucap Ivanka dengan gerakan memundurkan badan nya berusaha menjaga jarak.
"Iguana sayang, dengar baik-baik. Kamu harus menolong ku apapun yang terjadi!."
"Katakan dulu masalah apa yang kamu perbuat?."
"Ini masalah hidup dan mati, aku akan menjelaskan nya saat kita sudah di lokasi. Tolong lah aku mohon padamu".
Riqky terlihat serius dan Ivanka merasa tergerak untuk menolong nya.
" Baik lah dengan catatan tidak melanggar hukum dan tidak melanggar aturan perusahaan."
"Makasih banyak, aku tahu kamu tidak akan membiarkan ku menghadapi masalah sendiri."
Malam nya Riqky menunggu Ivanka lalu mereka bersama keluar gerbang perusahaan. Riqky hanya mengajak nya ke salah satu cafe dekat perusahaan.
Sampai di cafe itu, Riqky melambaikan tangan ke seseorang dan orang tersebut pun membalas. Melihat wajah nya, Ivanka merasa tidak asing.
Berjalan menuju meja di mana orang itu duduk, Riqky tiba-tiba menggandeng tangan Ivanka.
Ivanka kaget dan berusaha melepaskan pegangan tangan Riqky tapi tangan Riqky makin erat menggenggam tangan nya.
Tiba di depan wanita paruh baya itu Riqky langsung memeluk nya dengan tangan satu dan tangan yang lain tetap menggenggam tangan Ivanka.
"Mam... apa kabar ?. Kenapa tidak tunggu aku pulang cirebon, buat mama lelah."
"Tunggu kamu pulang ? Apa kamu masih ingat jalan pulang ke rumah ?"
Melepaskan pelukan itu, wanita paruh baya itu melihat anak lelaki nya menggandeng tangan wanita.
"Ohh...kamu bersama seseorang ?. Apa dia yang membuat mu melupakan kalau aku masih hidup"
Merasa wanita di depan nya salah paham, Ivanka langsung berkata : "Bukan seperti itu tante, kami hanya..."
Belum selesai Ivanka bicara, Riqky langsung memotong nya.
Mari kita duduk, dan pesan makanan dulu. Baru kita melanjutkan bincang-bincang nya.
"Baiklah, mamah sudah memesan. Kalian pesan lah yang kalian suka."
Riqky terlihat aneh, ia terlalu aneh dan semakin aneh. Sikap nya romantis sekali. Ivanka merasa Riqky memperlakukan dirinya seperti sedang memperlakukan seorang kekasih.
"Ky.. kenapa belum memperkenalkan dia pada mama mu ini ?"
"Oh ia .. Mam, kenalkan ini Ivanka. Kami sudah lama saling kenal dari kami di SMA dulu.
'Ivanka ini mamah ku"
Ivanka bersikap sopan, dia berdiri dan mendekati wanita paruh baya itu lalu menjabat tangan nya.
"Hallo tante, aku Ivanka. Apa kabar nya?"
"Baik. Tante kira anak tante gay. Tidak pernah pulang membawa kekasih, setiap di jodohkan lari. Syukur lah ternyata anak ku normal. Duduk lah lagi"
Walaupun Ivanka bingung, tapi dia hanya menjawab "baik Tan".
Pelayan membawa minuman yang mereka pesan, menghadapi suasana yang tegang dan aneh ini Ivanka langsung meminum es jeruk nya.
" Lalu apa waktu nya sudah di bicarakan? Kapan kita akan ke rumah orang tua Ivanka?
Kalian sudah menetapkan kapan kalian akan menikah ?"
Mendengar pertanyaan itu Ivanka langsung tersedak dan terbatuk - batuk.
Riqky langsung membantu nya memberi air putih dan menepuk punggung Ivanka sambil dia membisikan kata-kata dekat telinga Ivanka, yang cukup membuat Ivanka makin ter batuk - batuk.
"Tolong bantu aku, jadilah pacar ku malam ini. Mamah ku memaksa ku akan menjodohkan ku. Cuma dengan cara ini, sementara aku akan aman dari hal ini."
Ivanka melotot ke arah nya. Melihat wajah Riqky yang terlihat sangat memohon Ivanka pun iba.
"Maaf tante, entah mengapa tiba-tiba leher ku gatal"
"Tidak apa-apa. Ini pasti Riqky yang kurang perhatian. Kekasih sakit batuk masih di pesan kan es. Tante pesankan minuman yang hangat ya."
"Tidak usah tan, tidak apa-apa. Riqky tahu kalau aku suka minuman dingin."
"Ohh.. ha..ha..seperti nya kalian sudah saling mengenal. Riqky tadi kamu belum jawab pertanyaan mamah. Kapan kalian akan menikah?"
"Mam, aku baru aja balik ke indonesia. Aku dan Ivanka perlu waktu untuk kita bisa penyesuaian diri lagi. Yang mamah harus lakukan sekarang berhenti menjodohkan aku, aku sudah punya seseorang yang sangat ku cinta." Riqky mengucapkan itu dengan pandangan lembut dan sungguh-sunguh ke Ivanka.
Walaupun Ivanka tahu kalau Riqky saat ini sedang bersandiwara tapi pipi Ivanka merona merah. "Akting nya sungguh berasa nyata, itu kenapa aku bisa merasa wajah ku panas memerah" pikir Ivanka dalam hati.
Menyelesaikan misi bertemu mamah dari Riqky membuat Ivanka merasa tidak nyaman.
Malam nya di atas tempat tidur, Ivanka mengingat lagi. Seperti nya dia sudah bersalah karena berbohong. Dia juga bisa membayangkan kalau Ryan mengetahui ini, pasti dia akan sakit hati. Tapi yang membuat Ivanka lebih kacau, dia selalu mengingat tatapan mata Riqky.
"Riqky hanya seorang aktor hebat atau dia betul menyukai ku?" bisik hati Ivanka.
"Lebih baik aku tidak memikirkan nya."
- Beberapa hari kemudian -
Terdengar perkelahian di depan pintu gerbang.
Beberapa orang berlari penasaran ingin mengetahui siapa gerangan.
Ivanka sedang bersama tiga sahabat nya pun penasaran. Mereka ikut keluar gerbang untuk melihat siapa yang berkelahi.
Terkejut dia saat melihat ternyata dua orang itu yang sangat di kenalnya.
Ryan dan Riqky!
Di lihat tidak ada yang memisahkan mereka berdua, Ivanka maju mencoba memisahkan mereka.
"Berhenti !!! Apa yang kalian berdua lakukan?."
Melihat Ivanka berdiri di antara mereka, mereka langsung berhenti.
Terlihat darah dan luka di wajah ke dua pria itu.
Ivanka langsung menarik mereka berdua.
Mencari tempat agak menjauh dari kerumunan orang.
Dan Ivanka meminta salah satu sahabatnya mengambil tempat obat di kamarnya.
Menunggu kotak obat datang, kesunyian hadir di tengah mereka.
"Ini kotak obat nya"
"Terima kasih"
Ivanka mengambil kapas dan obat untuk luka.
"Sini, aku oleskan obat"
Kedua pria itu maju serentak mendekatkan muka nya ke Ivanka.
"Satu per satu."
"Aku kekasih mu berarti aku lebih berhak"
"Aku orang yang selalu ada untuk mu" jawab Riqky tidak mau mengalah.
Keadaan mulai memanas lagi.
"Kalian berdua duduk!!"
"Ini"
"silakan kalian lakukan saja sendiri"
"Baik lah, sambil kalian mengoleskan obat itu ceritakan pada ku apa yang membuat kalian berdua berkelahi seperti anak kecil?"
"Kalian berdua tahu kan ada peraturan, berkelahi di dalam perusahaan akan di PHK ?"
"Kami tidak berkelahi di dalam perusahaan"
"Lalu apa yang membuat kalian berdua berkelahi ?"
"Orang gila ini tiba-tiba datang dan menyuruh ku keluar gerbang perusahaan lalu memukul ku lebih dahulu, aku hanya membalasnya saja" Tunjuk Riqky ke wajah Ryan.
"Ryan, kenapa kamu membuat keributan dengan Riqky ?"
"Aku muak dengan dia!!"
"Aku sudah mendengar, Riqky membawa mu bertemu orang tua nya dan memperkenalkan kamu sebagai kekasih nya. Dia tidak punya hak itu. Kamu adalah kekasih ku, wanita ku dan kamu adalah calon menantu untuk mamah ku, bukan calon menantu orang tua lain!" Ucap Ryan dengan nada emosi.
"Dan kamu yank, kenapa kamu mau melakukan itu ?"
"Apakah ada sesuatu di antara kalian berdua ?"
"Kalau ada sesuatu di antara kami, apa kamu akan melepaskan Ivanka ?" pancing Riqky
"Riqky jangan mempersulit keadaan!.
Ryan, aku salah, aku minta maaf pada mu. Saat itu waktu nya mendadak aku tidak sempat berpikir lain. Antara aku dan Riqky tidak ada hal yang seperti kamu pikirkan".