Satu minggu sudah berlalu sejak makan malam terakhir Ivanka bersama Ryan di nasi goreng mas Parto.
Ryan masih penasaran kalau saja malam itu dia bertanya antara dirinya dan Riqky mana yang akan di pilih Ivanka, tapi dia merasa tidak percaya diri.
Dia takut akan jawaban Ivanka. Bagaimana kalau Riqky adalah yang di pilih Ivanka.
Ryan merasa Riqky betul, bagaimana pun ini belum hasil akhir.
Ivanka saat ini masih bisa berubah pikiran.
Sementara di departemant Ivanka semua sudah berjalan lancar kembali.
Besok hari minggu Ivanka bisa libur.
Ivanka menelepon Ryan untuk mengajaknya pergi jalan dan nonton untuk menghilangkan rasa suntuk nya.
"Ryan, besok aku bisa libur. Mau pergi nonton dan jalan-jalan dengan ku ?"
"Ya tentu saja. Apapun yang kamu suka."
"Tapi aku mau nonton film roman loh, kalau kamu kurang nyaman, nanti kita ketemu agak malam saja."
Ivanka mengetahui Ryan kurang suka nonton film roman menurutnya membosankan.
"Tidak masalah. Kita berangkat bersama".
"Ok."
Tidak lama Riqky mendatangi Ivanka.
"Besok kita bisa mengambil libur bersama karena pekerjaan kita semua berjalan dengan lancar. Aku sudah di Cina selama beberapa tahun rasanya kangen dengan kota Bandung."
"Ooh..."
"Ivanka, apa maksud mu dengan Ooh..?
Jangan bilang kamu melupakan janji mu padaku ?"
"Janji apa?"
"Minggu kemarin kamu berkata kalau minggu ini ada waktu akan mengajak ku jalan-jalan. Dan besok hari minggu adalah waktu yang paling tepat."
"Oh ia, maaf aku lupa".
" Tidak masalah, sekarang sudah ingat. Jadi besok kita jalan. Aku juga mau nonton, ada film roman yang ingin ku tonton."
"Kamu suka nonton film roman juga ?".
" Ia tentu saja. Aku suka nonton film roman dan horor."
"waahhh pas banget, sama dengan ku."
"Tapi maaf aku barusan ada janji dengan Ryan. Bagaimana kalau minggu berikutnya?"
"Mana bisa, bagaimana kalau minggu depan kita sibuk. Kita jalan bertiga saja. Aku tidak masalah. Lagian tidak bagus buat kalian berdua di dalam bioskop yang gelap-gelapan."
"Apa yang ada di pikiran mu. Kita bukan mau ke hotel tapi bioskop."
"Ok, deal. Besok kita berangkat jam 9 pagi. Kita makan dan main dulu baru nonton di sore hari nya."
"..."
Esok hari di parkiran bawah Ryan melihat Riqky yang sedang duduk. Melihat dari penampilan nya Ryan menebak, Riqky pasti hendak pergi juga.
Tidak lama berselang Ivanka muncul.
Memakai celana jeans biru panjang di padu dengan t-shirt polos agak gantung berwarna abu-abu. Ivanka terlihat lebih tinggi dan semampai, sangat menawan.
"Kamu telat sepuluh menit" ucap Riqky dengan posisi mendekati mereka
"Sorry, aku bangun telat. Lagi pula cuma sepuluh menit."
Ryan merasa bingung "Tunggu, apa maksud nya ini? ucap nya.
"Ryan, maaf belum sempat memberi tahu mu. Kita akan jalan ber tiga. Minggu lalu aku sudah berjanji ke Riqky mengajak nya jalan-jalan di hari ini. Riqky baru mengingatkan ku saat aku sudah membuat janji dengan mu. Dan dia setuju ikut bersama kita. Tidak masalah kan ?"
"Bagaimana kalau aku keberatan? ucap Ryan dengan nada kesal.
" Kalau kamu keberatan maka lebih bagus. Gimana kalau kamu tunggu di sini aja. Biarkan aku dan Ivanka jalan berdua." Ucap Riqky tidak kalah sinis.
"Oke, aku salah. Bagaimana kalau kita batalkan saja." Biar dosa karena tidak menepati janji, aku yang tanggung."
"Tidak" serempak ke dua pria itu menjawab.
"Jadi, mari kita jalan."
Mereka ber tiga berangkat, dengan tujuan an melepas lelah dan setres.
Ryan merasa kesal dengan Riqky yang di anggap nya mengganggu kencan diri nya dengan Ivanka.
Tapi Ryan tidak ingin membuat Ivanka menjadi bersusah hati.
Sementara mereka mengayuh sepeda menuju gerbang keluar perusahaan, tiba-tiba Hp Ryan berbunyi. Ternyata dari departemant nya. Anak buah nya mencari nya dan meminta dia segera datang ke departemant dimana Ryan di tempatkan.
Kepala shif yang seharusnya bertugas mengalami kecelakaan kerja, dan tidak ada pengganti nya. Departemant mereka, tidak memperbolehkan berjalan tanpa ada pengawasan dari kepala shif.
Ryan harus kembali ke tempat kerja, dan dia akan bekerja hingga malam.
"Baik lah kalau begitu kita kembali lagi. Nanti minggu depan baru kita jalan bersama"
Ivanka menghargai Ryan, dia tahu tidak mungkin bagi nya pergi berdua dengan Riqky.
Tapi Ryan memahami Ivanka. Kekasih nya membutuhkan liburan ini. Beban kerja yang berat, dan esok pasti dia harus berjuang keras lagi.
"Tidak apa, kalian berdua pergi lah bersenang - senang."
"Dan Riqky sebaik nya kamu jaga sikap mu, jangan macam - macam."
Ryan mendekati Ivanka dan memberi nya kecupan di dahi. Dia sengaja menunjukan itu depan Riqky dengan maksud mengatakan langsung dengan sikap nya "wanita ini milikku".
" Pergi lah bersenang - senang tetap waspada." Ucap nya Ryan kepada Ivanka dengan tatapan mata menusuk ke arah Riqky.
"Hmmm.. Nanti ku belikan makanan kesukaan mu" ucap Ivanka tulus
Sementara Riqky tersenyum dengan lebar.
"Tuhan pun membantu nya" ucap Riqky dalam hati.
Ivanka bersama Riqky menikmati jalan-jalan nya. Riqky mempunyai kesukaan yang sama dengan Ivanka. Membuat mereka tidak merasa canggung.
Riqky merasa kalau dia cocok dengan Ivanka. Ivanka tipe yang asik sebagai rekan kerja juga tipe yang menarik di luar kerja.
Saat di dalam kerja hanya Ivanka yang dengan cepat dan tanggap mengerti apa yang Riqky maksud.
Dan saat seperti sekarang Riqky benar-benar merasa bahagia.
Ivanka tidak sok alim atau menjaga image nya. Ivanka benar - benar natural.
Ivanka membuat Riqky makin menyukai nya.
Hari sudah mulai malam, Riqky mengajak Ivanka makan lagi sebelum pulang.
Ivanka juga sudah lapar lagi setelah seharian jalan dan bermain. Maka Ivanka pun setuju.
Riqky mengajak nya bercerita. Dari cerita tetang pekerjaan Riqky mulai memancing Ivanka.
"Iguana apa yang kamu suka dari Ryan"
"Heiii... Nama ku Ivanka !"
"Ha..ha..
Tapi mulai sekarang aku akan memanggil mu Iguana. Aku ingin mempunyai panggilan sayang untuk mu yang orang lain tidak boleh menggunakan nya. Cuma aku yang boleh memanggil mu " iguana". Sekarang jawab pertanyaan ku yang tadi.
"Apa yang ku suka dari Ryan yah ?.
Sebenar nya aku dan dia banyak sekali ketidak cocokan dalam kesukaan. Aku suka nonton, Ryan tidak. Aku suka traveling tapi Ryan sebalik nya. Masih banyak sih hal lain tapi aku merasa nyaman dengan dia. Dia tidak seperti kebanyakan para pria lain yang mengejarku. Dan aku merasa dia tulus dengan ku.
"Apa kamu mencintai nya ?"
Saat Ivanka hendak menjawab, pelayan resto datang mengantarkan pesanan mereka.
"Mas, tolong bungkusin satu paket menu yang sama ya dan tolong jangan pedas"
Ryan tidak menyukai pedas, ini satu lagi perbedaan kita. Aku suka pedas, Ryan takut pedas, ucap Ivanka ke Riqky.
Ivanka tidak suka saat makan harus bercerita, dia menikmati makan malam nya ini. Besok dia akan siap bertempur lagi di departemant penjualan.