"Fang Yuan tidak datang ke kelas hari ini. Lihat, kursinya kosong."
"Dia nekad sekali! Kelas hari ini diajar sang ketua akademi, tapi dia malah tidak masuk."
"Sang ketua terlihat marah. Sepertinya Fang Yuan akan terkena masalah. Hehehe."
Di dalam akademi, para murid berbisik-bisik. Sebagian menatap kursi Fang Yuan yang kosong. Sebagian lagi menatap ekspresi sang ketua yang terlihat menyeramkan. Semenjak Fang Yuan menjarah uang mereka, ia semakin bertingkah seenaknya. Setelah melihat dia dalam masalah, mereka pun tidak sabar menanti apa yang akan terjadi.
Sang ketua akademi menjelaskan inti pengembangan celah dalam tubuh dengan ekspresi kaku. Sesekali, ia diam-diam melihat kursi Fang Yuan yang kosong.
Ia tertawa dingin dalam hati, "Fang Yuan, oh Fang Yuan. Kemarin aku khawatir tidak akan bisa menemukan kelemahanmu; tapi sekarang kau malah memberikannya kepadaku. Tentu saja; kau hanyalah seorang remaja berumur 15 tahun. Sepertinya aku terlalu meninggikanmu."
Sebenarnya, ia hanya berpura-pura marah. Ia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari masalah dengan Fang Yuan, lalu menghukum dan menghilangkan dominasinya di kelas. Semakin lama, dominasi Fang Yuan semakin besar – dan itu membuat murid yang lain bahkan tidak berani bernapas.
Sang ketua akademi tidak ingin melihat dominasi yang tak seimbang. Ia ingin melihat seluruh muridnya memiliki kekuatan yang sama.
"Penjaga!" Sang ketua mengetuk meja dengan salah satu jarinya.
"Ketua, kami di sini." Kedua penjaga di luar pintu pun masuk ke dalam.
Sang ketua akademi mendengus di depan umum, "Fang Yuan sudah sangat keterlaluan. Ia beraninya bermalas-malasan dan membolos tepat di depan mataku. Pergilah ke asrama dan bawa dia kemari."
"Baik, Ketua." Para penjaga pun pergi. Seusai melihat mereka pergi, para murid pun mulai gaduh.
Mereka terlihat sedang bercakap-cakap.
"Fang Yuan sedang dalam masalah besar sekarang," ujar seseorang dengan mata berbinar.
"Hehe, ini akan seru untuk ditonton." Seseorang yang lain tertawa puas akan nasib yang menimpa Fang Yuan.
"Kak, kau terlalu sombong. Kau sudah melawan sang ketua. Apapun hukuman yang kau terima, itu salahmu sendiri." Gu Yue Fang Zheng menghela napas sembari menatap kursi kosong itu.
Brak, brak, brak!
Sang ketua akademi memukul meja sebanyak tiga kali dengan wajah yang tegas, "Diam! Dilarang berbicara di kelas!"
Para murid ketakutan melihatnya. Ia terlihat seperti gunung berapi yang akan meletus.
Ruangan itu langsung sunyi. Murid-murid kembali ke tempat duduk masing-masing dengan ketakutan. Namun, mereka tidak bisa berhenti memikirkan kejadian barusan.
Kelas pun berlanjut, namun mereka sama sekali tak bisa berkonsentrasi.
Beberapa dari mereka terus menatap ke luar dari balik jendela.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara langkah kaki dari luar. Seketika, telinga mereka berkedut dan mata mereka terlihat berbinar.
"Kami datang…" Sang ketua akademi yang juga mendengar langkah kaki itu langsung memicingkan kedua matanya.
Ia sudah tahu hukuman apa yang akan ia berikan pada Fang Yuan. Ia akan memerintahkan anak itu untuk berdiri di luar selama tiga jam.
Meskipun hukumannya tidak berat, itu cukup membuatnya malu.
Setiap murid yang masuk dan keluar akan dapat melihat Fang Yuan berdiri di sana.
Dengan begini, reputasi Fang Yuan akan hancur. Begitu mereka menyadari bahwa ia tak ada apa-apanya, mereka tak akan terintimidasi. Mereka akan menjadi lebih berani dan bersemangat dalam bertarung.
Dan yang lebih baik lagi, reputasi akademi akan meningkat – karena akademilah yang menghukum Fang Yuan.
Hanya dengan kekuasaan, mereka akan patuh.
Meskipun metode ini sangat sederhana, namun ada maksud tersembunyi di dalamnya.
Langkah kaki itu semakin mendekat, dan akhirnya seseorang sampai di depan pintu.
Tok, tok, tok.
Terdengar suara ketukan pintu.
"Aku akan membukanya!" Seorang murid di dekat pintu menawarkan diri.
Mereka masih terdiam. Semua mata memandang ke arah pintu.
Kriek.
Pintu itu dengan mudah dibuka oleh murid tersebut.
Sinar matahari muncul dari balik pintu. Tubuh murid yang membuka pintu mendadak membeku.
"AHH!!!" Dia tercengang sesaat sebelum tiba-tiba berteriak ketakutan. Ia langsung mundur beberapa langkah. Tubuhnya menabrak meja dan ia kehilangan keseimbangan; sebelum akhirnya ia dan meja itu terjungkir ke tanah.
Wajahnya memucat. Ia terlihat ketakutan, dan kedua tangannya bergetar. Ia berusaha bangun, namun ia terus terjatuh.
"Apa yang terjadi?!" Dalam sekejap, semuanya mengerutkan kening penuh keheranan.
Mereka kembali menatap pintu.
Pintu tersebut perlahan didorong oleh seseorang.
Sang ketua akademi pun menghentikan ajarannya.
Mereka melihat sebuah tangan.
Tangan kiri milik seorang remaja.
Tangan kiri yang dipenuhi darah.
Tangan berdarah!
Setelah melihat tangan itu, banyak murid perempuan yang menutup mulut mereka dan menjerit ketakutan.
Pintu tersebut mulai terbuka seluruhnya.
Sinar mentari langsung membuat semuanya merasa silau. Setelah itu, muncul sesosok bayangan milik seorang remaja yang bertubuh kurus.
Entah kenapa, sang ketua akademi merasa tidak tenang.
"Itu Fang Yuan!" Seseorang menjerit.
Semuanya mulai bisa melihat dengan jelas siapa sosok itu.
Fang Yuan berdiri di depan pintu. Tubuhnya dilumuri darah, seakan-akan ia telah melalui pertarungan yang hebat.
Tangan kanan Fang Yuan terlihat sedang menyeret tubuh seseorang. Lengan kiri orang itu putus. Ia sama sekali tidak bernapas. Darah segar mengucur dari balik bahu kirinya.
"Itu salah satu penjaga yang tadi mencari Fang Yuan!" Seseorang mengenali sosok itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Seseorang mengamuk.
"Ia membunuh orang lagi! Kali ini ia membunuh para penjaga!" Seseorang menunjuk Fang Yuan sembari menjerit ketakutan. Suaranya semakin keras; hatinya dilanda kengerian yang amat sangat.
Suasana kelas pun seketika mulai gaduh.
Banyak murid yang langsung melupakan peraturan yang ada dan berdiri dari tempat duduknya. Mereka menatap Fang Yuan dengan gugup, terkejut, dan takut.
Mereka mengira bahwa Fang Yuan akan diseret oleh kedua penjaga itu.
Namun kenyataannya, Fang Yuan bermandikan darah. Wajahnya dingin seperti iblis. Salah satu penjaga itu menghilang, sementara rekannya berbaring tak bernyawa dengan tubuh penuh darah.
Aroma darah itu memenuhi ruangan.
Sang ketua akademi terpana. Ia sama sekali tak menyangka akan melihat hal seperti ini!
Setelah rasa terkejutnya hilang, ia langsung merasa marah.
Kedua penjaga itu hanyalah pejuang bela diri. Ia sama sekali tak peduli jika mereka mati.
Masalahnya adalah identitas mereka. Mereka adalah penjaga akademi, dan mereka merepresentasikan status akademi dan sang ketua itu sendiri.
"Fang Yuan sudah keterlaluan. Tak hanya membunuh Gao Wan, sekarang ia bahkan membunuh para penjaga akademi!"
"Tidak! Ia tidak hanya kurang ajar. Anak itu sengaja memancing martabat akademi."
Sang ketua akademi pun mengamuk dan menunjuk Fang Yuan, lalu ia membentak, "Fang Yuan! Apa-apaan ini? Kau harus memberikan penjelasan yang cukup bagus hingga aku bisa mengampunimu. Kalau tidak, kau akan masuk penjara dan menunggu keputusan dari klan!"
Semua murid di sana langsung merinding.
Bahkan jendela dan seluruh ruangan pun bergetar akibat seruan sang ketua akademi.
Hanya Fang Yuan yang terlihat tenang; tatapan matanya terlihat dalam. Ia bertingkah seperti biasa. Wajahnya sama sekali tidak menunjukkan emosi apapun.
Setelah melihat sekelilingnya, Fang Yuan melepaskan kepala sang penjaga dari genggaman tangannya. Kepala itu jatuh ke dalam genangan darah – darah pun langsung mengotori celana Fang Yuan.
Ia menangkupkan kedua tangannya di hadapan sang ketua; suaranya yang tenang memenuhi seluruh ruangan, "Ketua akademi, saya ingin melaporkan sesuatu."
"Bicaralah." Sang ketua akademi berkata dengan nada dingin. Ia meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya.
Ia tertawa dalam hati dan berpikir, "Fang Yuan, kau telah membuat banyak kesalahan. Kita lihat saja bagaimana kau akan menjelaskan semua ini!"