Arani berkata sambil merayu suaminya. Ia melihat wajah Jonathan yang sudah gelap karena amarah dan Ia tidak menyalahkan kemarahan suaminya. Ia tahu kalau kemarahan suaminya karena Ia sangat menyayangi dirinya.
"Ayolah Sayang, kau kan tahu kalau Yang Mulia Nizam bukan orang yang jahat. Ia sangat melindungi diriku. Jadi jangan marah kepada dirinya" Kata Arani sambil mengelus tangan Jonathan dengan lembut.
"Mau sampai kapan, Kau berada disisinya terus ? Kau bahkan mengabaikan diriku hanya untuk menyenangkan dirinya" Kata Jonathan masih tetap memasang wajah cemberut. Di dadanya masih bergejolak amarah kepada Nizam. Laki - laki itu sudah menghapus harapannya menjadi suami Alena dan sekarang setelah Ia menikah, Jonathan juga masih merasakan kalau ternyata istrinya lebih memilih mendampingin Nizam daripada bersama dirinya.
Bagaimana Jonathan bisa tahan dengan situasi seperti ini. Lagipula di Kampus, Ia memang tidak terlalu dekat dengan Nizam.