Setelah keadaan Rayhan kembali tenang, ia keluar dari ruangan Rina -- pemilik butik untuk menghampiri calon mempelainya -- Kinan diikuti oleh ibunya yang masih setia mengusap punggungnya di samping kanannya.
Tidak perlu waktu yang lama melakukan itu, akhirnya ia menemukan gadisnya, si pemilik hati sesungguhnya. Rayhan segera menghampiri Kinan yang nampak tersenyum bahagia melihat interaksi bunda Riana dan Rina. Rayhan mencium puncak kepala Kinan begitu lama seperti menyalurkan perasaan cintanya ke Kinan sambil menutup matanya. Kinan yang menyadari itu hanya tersenyum malu-malu dengan pipi yang merona.
Rayhan menghentikan ciumannya dan mengusap pipi Kinan yang memerah,"Gimana? Kamu udah selesai milih gaun untuk pernikahan kita sayang?"tanya Rayhan yang begitu lembut.
Menyadari mata Rayhan yang sembab seperti sehabis menangis,"Ray, apa yang terjadi? Apa ada masalah yang menimpamu?"tanya Kinan dengan nada khawatirnya dan mengacuhkan pertanyaan Rayhan.
Rayhan tersenyum dan merasa bahagia ketika Kinan perhatian seperti ini. Rayhan menggeleng,"Tidak terjadi apa-apa sayang. Semua terkontrol dengan baik."jawab Rayhan.
Kinan tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Rayhan,"Jangan bohong, Ray! Mata sembabmu menjelaskan semuanya."
Rayhan kembali tersenyum dan berjongkok di hadapan Kinan,"Mataku sembab karna aku menangis bahagia di pelukan mommy tadi. Aku bahagia karna kamu akan menjadi milikku seutuhnya."jawab Rayhan sambil masih mengelus pipi mulus dan merona Kinan.
Ketiga wanita paruh baya itu merasa diabaikan, akhirnya Rina -- si pemilik butik segera menghentikan keromantisan pasangan sejoli itu,"Hemmm... Maaf Tante menginterupsi kemesraan kalian. Tapi Tante hanya ingin memberitahu bahwa kalian bisa melakukan fitting terakhir untuk baju pernikahan kalian seminggu sebelum acara pernikahan kalian."
Rayhan dan Kinan mengangguk tanda mengerti dengan penjelasan Rina.
"Kalau begitu, kami pamit dulu. Kami harus mengurus yang lainnya lagi, Rin. Bu Riana sebaiknya ikut di mobil saya saja, biarkan mereka berdua menghabiskan waktunya sebelum mereka dipingit."
Mendengar ucapan mommynya, Rayhan tersenyum bahagia,"Mommy is the best. I love you, mom."puji Rayhan sambil menghampiri ibunya dan mencium kedua pipi ibunya.
"Kalau gitu Ray dan Kinan pergi duluan. Bye mom, bunda, Tante..."pamit Rayhan dan segera mendorong kursi roda Kinan meninggalkan butik.
"Jaga baik-baik menantu mommy, son. Jangan sampai ada luka di tubuhnya. Mommy akan menghukummu jika itu terjadi."teriak mommy Berlin.
Rayhan menghentikan langkahnya dan segera menghadap ke arah ibunya,"Siap laksanakan, kapten!!!"jawab Rayhan sambil hormat kepada ibunya.
Melihat tingkah Rayhan ketiga wanita paruh baya itu tertawa, sedangkan Kinan hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah calon suaminya itu.
🍃🍃🍃
Di dalam mobil suasana begitu hening. Rayhan yang begitu fokus menyetir mobilnya sambil menggenggam tangan kanan Kinan, sesekali mengusapnya begitu lembut. Sedangkan Kinan lebih menikmati perjalanannya sambil melihat keramaian kota di balik jendela mobil yang ia tumpangi.
"Ray..."panggil Kinan begitu lembut memecah keheningan di dalam mobil.
Rayhan menengok ke arah Kinan sejenak,"Ada apa sayang? Kamu perlu sesuatu?"tanya Rayhan sesekali melirik ke arah depan.
"Aku...Aku...Pengen makan ice cream. Boleh nggak?"tanya Kinan terbata-bata dengan suara begitu lirih sambil memasang wajah puppy eyes nya.
Rayhan tertawa mendengar permintaan Kinan yang agak takut mengatakannya,"Jangankan ice cream, kamu boleh makan aku juga kok. Malah aku seneng banget kalau kamu ngelakuin itu."kata Rayhan sambil tertawa kembali.
Kinan memelototkan matanya dan segera melepaskan tangannya dari genggaman Rayhan,"Dasaarrr mesumm kamu yahhh!!!!"kesal Kinan sambil memukul lengan kiri Rayhan. Bukannya malah merintih kesakitan, Rayhan malah semakin tertawa melihat wajah kesal Kinan.
"Sayang udah dong, aku lagi nyetir nih!"kata Rayhan memperingati Kinan dengan lembut sambil meraih tangan Kinan kembali.
Kinan kembali duduk menghadap ke depan dengan wajah masamnya. Rayhan melirik sejenak ke arah Kinan,"Aku tambah gemess lihat muka kamu kayak gini."kata Rayhan sambil mencubit chubby Kinan, namun tetap memperhatikan jalan di depannya.
Kinan melepaskan cubitan Rayhan di pipinya,"Aduuhh sakit tau, Ray... Pokoknya aku mau pulang ke rumah mommy sekarang juga."kata Kinan begitu kesal sambil memandang ke arah jendela.
"Yah kok ngambek sih sayang? Oke kalau gitu singgah di kedai es krim dulu sebelum kita pulang. Gimana?"usul Rayhan.
"Nggak usah, kita langsung pulang ajah. Aku udah capek banget."jawab Kinan dengan cukup ketus.
Rayhan hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal itu. Ia tidak tahu harus melakukan apa lagi.
'Kannn dia ngambek. Kamu sih Ray, nggak bisa jaga mulut kamu.'batin Rayhan berbicara.
🍃🍃🍃
Tiba di rumah, Kinan segera dibawa ke dalam kamar oleh Rayhan. Sampai saat ini Kinan berada dalam mode 'silent'. Rayhan menurunkan Kinan di atas ranjang dan Kinan segera memperbaiki posisinya untuk tidur.
"Terimakasih udah bantu aku."kata Kinan begitu datar dan segera menutup matanya. Kinan menarik selimutnya hingga ke leher.
Melihat gadisnya yang sedang marah itu, Rayhan menghela napasnya begitu dalam. Ia bingung harus melakukan apa untuk membuat Kinan tidak marah lagi.
Rayhan berjalan menunduk untuk mencium kening Kinan,"Selamat malam sayang, mimpi yang indah yaah. Maaf juga kalau aku udah buat kamu kesel."kata Rayhan sebelum beranjak meninggalkan kamar Kinan.
🍃🍃🍃
Hai... Hai....
Nah untuk menebus rasa bersalah author karna buat kalian nunggu lama banget, makanya author ngasih surprise dengan douple up. Uhuyyy mumpung lagi punya waktu. Hihihi....
Bahagianya authorrr bisa double up👏👏
Jangan lupa divote dan dicomment yahh...
Author pamit undur diri dulu yah, byebyee...
Salam cinta author untuk kalian semuaaaa...
Ummuachhh...
— 次の章はもうすぐ掲載する — レビューを書く