Pandangan Liu Yu dan Daijun terpaku pada sosok berkulit putih dan tampan, yang tiba-tiba memegang pergelangan Liu Yu. Terlihat jelas wajah geram Daijun yang melihat dengan tatapan tidak suka pada orang yang tiba-tiba menggenggam tangan Liu Yu, tapi Liu Yu berusaha menenangkan Daijun dengan tatapannya. Daijun yang mengerti sedikit mengernyitkan dahi dan menghela nafas.
"Anda siapa?" tanya Liu Yu pada sosok laki-laki yang ada di depannya.
Laki-laki itu tersenyum tanpa melepaskan tangan Liu Yu.
"Tolong lepaskan tangan saya, anda terlihat tidak sopan," lanjut Liu Yu yang mulai geram dengan orang itu.
"Ah, baiklah, baiklah, anda tidak seru," ucap laki-laki itu, suaranya dibuat-buat dan makin membuat Daijun kesal.
"Anda ini sebenarnya siapa?" tanya Daijun tegas, membuat pandangan orang-orang menuju ke arah mereka yang sedang berbicara.
"Perilaku anda sebagai laki-laki, sungguh tidak sopan terhadap calon istri orang. Apalagi di depan calon suaminya," Daijun mencacinya dengan sebal.
"Aigoo, maafkan saya, tuan," ucap laki-laki itu.
"Karena kalian terlihat sangat serasi, jadi saya ingin menawarkan sesuatu pada kalian, mari ikut saya," lanjutnya dengan mengajak Liu Yu dan Daijun ke salah satu butik di dekat pusat jajanan.
Daijun dan Liu Yu yang mengikuti laki-laki itu di belakang jadi semakin bingung dengan situasi yang terjadi, bodohnya mereka berdua hanya menurut dan mengikut. Di dalam butik mereka berdua saling pandang dengan tatapan bingung, sebenarnya apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka malah mengikuti laki-laki berkulit putih seperti porselen tadi?
"Kita kenapa ikut kesini sih?" tanya Liu Yu menggerutu pada Daijun.
"Aku juga tidak tahu," Daijun juga bingung akan pertanyaan Liu Yu.
"Kenapa juga laki-laki itu mengajak kita kemari?" lanjut Liu Yu bertanya pada Daijun.
"Jika aku tahu, aku sudah memberitahumu sejak tadi," Daijun cemberut menjawab pertanyaan Liu Yu. Mereka saling menebak-nebak apa yang sedang terjadi pada mereka.
Laki-laki itu keluar dari ruang gaun dan membawa tabletnya.
"Mohon maaf, karena tadi aku belum memperkenalkan diri dengan baik dan bersikap tidak sopan pada tuan dan nyonya," ucap laki-laki itu.
"Perkenalkan saya Nara Bong, anda bisa memanggil saya monsieur[1] Bong," lanjut laki-laki itu.
"Ah, ya, mo.. monsieur Bong. Saya Liu Yu dan pria di sebelah saya ini Daijun," ucap Liu Yu pada monsieur Bong sedikit canggung.
"Maaf atas sikap saya tadi monsieur Bong, tapi kenapa anda mengajak kami kemari?" tanya Daijun penasaran.
"Ah ya, kebetulan butik kami memerlukan model untuk photoshoot gaun pengantin, ada beberapa model yang lain juga sebenarnya, tapi chemistry mereka belum terlalu dapat. Tapi saat saya berjalan-jalan tadi, saya melihat anda berdua sangat serasi, jadi saya rasa anda cocok menjadi model gaun pengantinnya," ucap monsieur Bong.
"Apa anda berkenan? Tenang saja ada fee[2] untuk anda berdua," lanjutnya meyakinkan.
"Kami diskusikan sebentar monsieur Bong," ucap Liu Yu.
Daijun dan Liu Yu berdiskusi untuk memutuskan mengambil atau tidak tawaran itu.
---
"Hei, kak Yoongi. Apa kakak melihat dua orang yang diberi tawaran monsieur Bong di depan?" tanya Chaerin yang sedang mengintip monsieur Bong dan calon modelnya dengan Yoongi.
"Ya, padahal monsieur Bong sudah menawarkan menjadi model itu padamu," ucap Yoongi sedikit kesal.
Karena tertutup punggung monsieur Bong, Chaerin dan Yoongi tidak tahu bahwa orang yang diberi tawaran menjadi model gaun pengantin itu adalah Daijun dan Liu Yu.
"Aku penasaran, seserasi apa orang itu sampai monsieur Bong tertarik memberikan tawaran pada mereka," gerutu Chaerin yang sebal karena tawaran model itu dialihkan pada orang lain.
Chaerin sudah berada di butik monsieur Bong setelah pemotretan iklan pariwisata selesai, ia mengajak Yoongi untuk menjadi partner kerjanya kali ini.
Di sisi lain, Liu Yu dan Daijun sudah memutuskan untuk mengambil tawaran menjadi model gaun pengantin.
"Lihat, lihat Chaerin," Yoongi meminta Chaerin melihat pada orang yang diberi tawaran oleh monsieur Bong.
Mereka tak yakin dengan apa yang mereka lihat dan mendekat ke arah monsieur Bong.
"Kakak," ucap Chaerin dan Yoongi bersamaan.
"Aigoo, kalian mengejutkanku," monsieur Bong hampir saja copot jantung karena kehadiran Chaerin dan Yoongi.
"Kalian kenal mereka?" tanya monsieur Bong.
"Ya, mereka adik kami," ucap Liu Yu sambil tersenyum.
"Aigoo, ternyata kalian saling kenal. Chaerin dan Yoongi duduklah," Chaerin dan Yoongi duduk di sebelah monsieur Bong dan menjelaskan yang terjadi. Mereka mengangguk mengerti tanpa membantah sedikit pun.
"Karena kak Liu Yu dan kak Daijun yang akan jadi modelnya, kami tak apa. Justru kami akan membantu kalian," ucap Chaerin.
Liu Yu dan Daijun tersenyum puas dengan kerelaan adiknya yang manis ini.
"Maaf, monsieur Bong. Bolehkah mereka menjadi model gaun brides maid[3]?" Liu Yu memandang monsieur Bong dengan tatapan berharap agar diizinkan.
"Tentu, itu ide yang bagus, nyonya Liu Yu," monsieur Bong bertepuk tangan senang. Chaerin dan Yoongi menatap lega, mereka tak kehilangan pekerjaan.
"Anda bisa tunggu sebentar, kami akan menyiapkan baju yang akan dipakai untuk pemotretan kalian," lanjutnya.
Monsieur Bong meninggalkan mereka berempat untuk menyiapkan keperluan photoshoot. Liu Yu dan Daijun saling melempar pandang dan tersenyum. Chaerin dan Yoongi tertawa geli melihat kakaknya bertingkah seperti kucing malu-malu.
"Untung kakak bilang begitu, jadi Chaerin tidak kehilangan uang saku tambahannya," ucap Yoongi sambil tertawa menggoda Chaerin.
"Hish, kakak kebiasaan," Chaerin memukul lengan Yoongi, tingkah mereka membuat Liu Yu dan Daijun tertawa.
"Tapi terima kasih ya kak," lanjut Chaerin.
"Tentu adik-adik kecilku," Liu Yu tersenyum.
Monsieur Bong kembali dengan asistennya miss Bora. Miss Bora mengajak Liu Yu dan Chaerin ke ruang ganti perempuan. Sedangkan Daijun dan Yoongi ke ruang ganti laki-laki diantar monsieur Bong.
Tak berapa lama mereka sudah siap untuk photoshoot. Liu Yu tampak cantik dan mewah dengan gaun pengantin putih tulang berpadu biru langit, sangat cocok dengan kulitnya. Chaerin dengan gaun biru muda dengan rok mengembang selutut. Daijun mengenakan setelan jas berwarna silver dengan paduan warna biru di rompi dalam jasnya. Yoongi memakai setelan jas biru muda senada dengan Chaerin.
Mereka melakukan take foto masing-masing terlebih dahulu. Monsieur Bong terlihat puas dengan pose foto mereka.
"Oke, take sendiri-sendiri sudah. Sekarang berpasangan," ucapnya.
"Ehm, monsieur Bong. Bolehkah kami mendapat hasil fotonya untuk pre-wedding?" tanya Daijun.
"Tentu, anda bisa mendapatkannya. Pre-wedding anda kami akan memberi sponsor," jawab monsieur Bong sangat senang dengan hal itu.
Mereka mengambil pose masing-masing. Liu Yu dan Daijun mendapat arahan pose untuk saling memandang satu sama lain, membuat mereka tersenyum natural.
Setelah semua take berpasangan selesai. Mereka berempat berfoto bersama.
"Terima kasih semua. Tuan Daijun, Nyonya Liu Yu, Chaerin dan Yoongi, saya suka kerja kalian. Sekali lagi terima kasih," ucap monsieur Bong dengan terharu.
"Kami yang harusnya berterima kasih monsieur Bong," ucapan Liu Yu membuat monsieur Bong lega.
"Fotonya nanti akan dikirim ke email ya. Lain kali datanglah lagi, aku akan memberi diskon untuk kalian," laki-laki itu melambaikan tangannya.
Liu Yu dan Chaerin membalas lambaian tangan itu diiringi senyum.
Hari yang melelahkan tapi juga menyenangkan.
Monsieur[1] : panggilan tuan dari bahasa perancis.
Fee[2] : imbalan untuk melakukan sebuah pekerjaan.
Bridesmaid[3] : pendamping pengantin.
Karena tuntutan tugas yang menumpuk, akan semakin jarang up. Doakan saja author sempat-sempatin up jika ada waktu luang.
— 次の章はもうすぐ掲載する — レビューを書く