Alex sedikit meneguk saliva nya kasar, ia tak pernah mengira akan bertemu Anderson lebih cepat dari dugaannya.
Bukankah Marsha mengatakan sebelumnya bahwa ayah nya belom menghubungi dirinya beberapa hari lalu ? Mengapa kini justru Anderson berada di hadapannya ?.
Seketika pertanyaan pertanyaan itu terbesit di otak Alex, yang mematung kalau saja Marsha tak memukul lengan Alex.
"Ah ... maaf, Saya Nico paman," ucap Alex sambil mengulurkan tangannya berusaha menjabat tangan Anderson.
Anderson tersenyum dan menjabat tangan Alex.
Setelah nya Anderson sesekali melirik Marsha dan juga Alex.
Terlihat sekali putri nya mendambakan Alex yang kini berdiri di samping Marsha di dalam lift.
'Ahh ... ternyata putriku mengagumi pemuda itu, ada baik nya aku juga mengenal lebih jauh dengan pemuda itu jika putri ku memang benar benar menyukainya,' benak Anderson.
***