Aku menarik napasku dan mengembuskannya kuat untuk menenangkan jantungku yang sudah berdebar sejak tadi. Setiap meter jarak yang membawaku ke tempat tujuanku menambah kecepatan detak jantungku. Awalnya memang karena ketegangan akibat usaha kabur dari acara pesta yang diselenggarakan ayahku. Jujur aku tidak terlalu suka acara seperti itu, kecuali desertnya tentu saja. Setelah berhasil kabur barulah perlahan detak jantungku yang cepat mereda sebelum akhirnya kembali berpacu dengan cepat karena teringat bahwa saat ini aku sedang menuju tempat di mana Elang berada. Selain Elang, memangnya siapa yang bisa membuatku berdebar hingga seperti ini?
"Ok, kalo gitu aku turun dulu, kakak jalan-jalan dulu aja cari angina atau cewek, bye…" kataku lalu beranjak dari dudukku.
"Eh eh, bentar" tahan kak Abel, membuatku terpaksa duduk kembali, aduh… kenapa algi sih?
"Apa…?!" tanyaku tidak sabar, tidak tahukah dia bahwa setiap detik yang kuhabiskan bersama Elang begitu berharga?
Bab ini muncul sebagai pengalihan atas tidak mampunya author memahami tugas statistika dan keinginan untuk menikmati martabak telur spesial yang sudah lama tidak author makan. Happy reading... jangan lupa tinggalkan komentar...;)