"Sialan!" umpatku.
Aku menatap si brengsek Diego yang tengah menangis seperti anak kecil. Rasanya aku ingin merangkulnya untuk menenangkannya, tapi aku tak sanggup, tubuhku menolak untuk melakukan itu. jika sekarang aku menunjukan perhatianku pada Diego, aku yakin, bukannya aku membuatnya tenang, yang ada aku akan ikut meneteskan air mata. Kalau dipikir-pikir sebenarnya aku cengeng sekali. Sementara itu, Clara yang sejak tadi telah terisak, menggenggam erat tanganku, kurasakan seakan ada kekuatan yang membantuku untuk tetap berdiri tegak saat Clara melakukannya.
Rosa, orang paling dewasa di antara kami, orang yang dapat menghandle beberapa pekerjaan sekaligus, kemampuannya dalam memanage pekerjaan tidak perlu di tanyakan lagi. Dia manajer kami, sekaligus kakak kami.