Gu Qishao menarik tangan Feng Ci dengan frustasi. Apa pria ini seorang masokis?! Untuk apa dia datang kemari?
"Hei, tunggu!"
Dia segera menghalangi Feng Ci. "Feng Ci, kamu pasti tidak serius, kan?"
"Sisi mana dari diriku yang tampak tidak serius?" tanya Feng Ci balik.
Gu Qishao mengamati ekspresi Feng Ci dan semakin panik saat mengetahui bahwa pria itu benar-benar tidak sedang becanda.
"Jangan menatapku seperti itu," ucap Feng Ci dengan dahi berkerut. "Kamu membuatku merasa seakan-akan aku akan mati."
Gu Qishao ikut mengerutkan kening. "Apa kamu akan baik-baik saja?"
Feng Ci mendengus kasar. "Tentu saja aku akan baik-baik saja."
Gu Qishao masih menatapnya dengan tatapan yang sama.
"Kenapa kamu tidak bisa percaya padaku?" tanya Feng Ci.
"Wajahmu tidak tampak seperti orang yang bisa dipercaya ah."
Sudut bibir Feng Ci bekedut saat mendengar betapa lugasnya Gu Qishao. "Lalu kenapa kamu masih mengikutiku, huh?"
Jadi, chapter ini belum di upload?
AAAHHHHHHHHH
Ehem.
Maaf.
Lagi.
Oke, mungkin remaja labil harus belajar untuk memegang janji?
Oh, aku mungkin juga harus memperbaiki kepribadianku...
QAQ
Sekali lagi, maaf.
Hari ini, bakal langsung up semua bab yang selama ini terpendam di laptop...
Serius. Ehe.
BOOM UPDATE!