Pukul 11 malam, baru mereka meninggalkan motel. Christi masih tersenyum-senyum tipis, namun tampak sebagai senyum kemenangan. Yongki begitu lesu. Terlalu lemas. Wajahnya pucat, seperti mayat. Ia masih berusaha mengemudikan mobilnya dengan sesekali mengerjap-ngerjapkan mata dan berkata, "Oh, mata ku jadi buram dan berkunang-kunang."
"Yah, memang begitulah akibatnya kalau terlalu kenyang menikmati pesta reuni." sindir Christi, dan Yongki hanya tersipu.
Beruntung sekali ia masih bisa membawa mobil sampai di depan rumah Pramadi. Christi turun dari mobil, Yongki tidak. Ia akan langsung pulang ke rumah. Christi hanya berkata pelan tapi jelas, "Selamat jalan, Yong! Susullah saudara mu itu…!
Yongki tidak paham maksud Christi, dan ia pun sempat terkekeh, lalu pergi. Begitu Yongki sudah pergi, Christi pun menekan bel. Pramadi pun segera membukakan pintu. Wajahnya kelihatan cemberut, ia bertanya dengan ketus kepada Christi, "Dari mana kau?"
"Memberi pelajaran pada Yongki." jawab Christi.