Dua keanehan telah di lewati. Apakah Pramadi harus berhenti dan membuang tulang belulang manusia yang ada di bagasi mobilnya? Oh, tidak! Pramadi tidak mau menyerah begitu saja. Ia tidak mau menghubung-hubungkan hal-hal aneh itu dengan tulang manusia yang di ambil dari dalam makam.
Sampai di rumah, tulang-belulang itu di cuci. Di bersihkan, bahkan di beri parfum segala untuk menghilangkan bau yang kurang sedap. Sangat kebetulan sekali, Pramadi ttinggal di rumah itu hanya dengan seorang pelayan, dan adiknya yang perempuan. Kiki, namanya.
Sedangkan keluarga lainnya tinggal di rumah mereka yang baru, dan Kiki hanya sessekali pulang ke rumahnya yang baru. Rumah itu sendiri akan di jual, tapi sampai saat itu belum ada peminat yang cocok. Maka, Pramadilah yang di tugaskan untuk menunggu rumahnya, dari pada kosong.