Ia tak pernah menyadari bahwa rasa sakit yang begitu menyiksa ada di dunia ini di mana setiap sentimeter tulangnya terasa seakan dipatahkan oleh seseorang, setiap potongan dagingnya bagaikan dibakar api, organ dalamnya ditusuk-tusuk dengan besi panas yang merah. Di bawah rasa sakit yang begitu mematikan, ia berpikir ia akan mati, tetapi nyatanya, kesadarannya lebih jernih daripada biasanya, dan bahkan jika ia ingin pingsan lalu mati, itu mustahil.
Ia terus sadar, merasakan setiap cengkeraman rasa sakit yang dapat membuat orang menjadi gila.
Guru Besar He sama sekali tidak bersimpati pada Kaisar Negeri Kondor yang menggeliat dan berjuang melawan rasa sakitnya, air mata yang hangat mengalir keluar dari matanya.