Mata Jun Wu Xie dipenuhi sorot dingin yang menusuk. Ia melihat bahwa kelinci bertelinga besar diabaikan di panggung tanpa perasaan, ia tampak mendamba setelah pemuda itu berjalan pergi, binatang kecil itu jelas menganggap pemuda itu sebagai pemiliknya. Ia tidak bisa mengerti mengapa pemiliknya tiba-tiba meletakkan dirinya di hadapan seekor Binatang Roh yang sangat garang dan menakutkan seperti itu.
Kelinci itu ketakutan, dan merasa bingung serta tak berdaya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya, maka ia memeluk erat telinganya yang panjang dan berusaha untuk menyembunyikan diri dari monster di hadapannya.
Namun di panggung pertempuran yang landai dan terbuka itu, wujudnya yang mungil telah terpapar di hadapan mata sang macan garang dan macan itu kelihatannya tahu apa misinya. Sebelum pertandingan bahkan dimulai, ia sudah membuka rahangnya sambil menggeram, dan ia pun mengaum panjang di depan kelinci bertelinga besar itu.