Matahari bersinar terik di puncaknya dan tempat itu dipenuhi orang. Itu adalah hari pertama pendaftaran murid baru di Akademi Angin Semilir dan semua orang bergegas menuju ke pintu utama untuk mendapatkan tempat. Matahari yang terik memancarkan sinarnya turun dan udara menjadi semakin panas, dan remaja muda yang dimanjakan kekayaan dari keluarga berada segera mengeluh dan mengerang seraya keringat membasahi punggung mereka. Tetapi untuk mempertahankan perawakan bermartabat mereka, mereka menantang panas luar biasa dengan berbagai cara. Terutama bagi mereka yang berada di barisan belakang antrian, mereka tahu itu akan berlangsung lama tetapi mereka tak mau menyerah. Pengawal mereka segera beraksi, payung dan terpal dibentangkan membentuk jamur, sejumlah pria berdiri di bawah teriknya matahari memayungi Tuan muda dan Nona muda mereka. Bahkan ada yang menyimpan es di dalam kereta mereka dan beberapa pengawal berlarian sambil menyiapkan minuman buah plum yang dingin.