Di bawah langit yang gelap, lampu-lampu jalan memancarkan cahaya kuning yang redup, menerangi jalan.
Dua cahaya tiba-tiba saling bertabrakan di bawah salah satu lampu jalan.
Salah satu cahaya itu hitam seperti tinta sedangkan yang satunya berwarna ungu.
Cahaya hitam dan ungu menutupi cahaya bulan dalam sekejap dan bertabrakan satu sama lain.
Dhuar!
Sebuah ledakan keras terdengar seolah-olah ratusan petir jatuh bersamaan pada saat yang sama.
Tak satu pun dari cahaya hendak menyerah, menyebar seperti kabut. Semua lampu yang dipancarkan dari lampu jalan tertelan saat mereka lewat.
Gempa susulan akibat tabrakan itu menggerakkan atmosfer. Itu seperti melempar batu ke air yang tenang. Suasananya menyerupai gelombang, memunculkan angin agresif yang berdesir di mana-mana.