Shen Luo'an terdiam di tengah-tengah kalimat, suara sedihnya berubah menjadi suara bisikan yang sayup-sayup.
Shen Manting merasakan sebuah pukulan yang menyakitkan dalam hatinya. Dia tanpa sadar memandangi bayi itu, yang sedang berbaring dengan tenang dalam boks bayi, tertidur lelap.
Keluarga beranggotakan tiga orang itu sekarang tinggal di bawah satu atap.
Di satu sisi, bayi kecil itu sedang tidur nyenyak. Di sisi lain, ayah anak tersebut terus menempel padanya ….
"Jangan pergi," Shen Luo'an memohon dengan suara sengau dan muram. "Tetaplah bersama kami. Aku dan bayinya membutuhkan dirimu."
Shen Manting dilanda rasa sakit yang tak dapat dijelaskan dalam hatinya. Air mata menggenang di matanya dan nyaris menetes di wajahnya.
"Jangan pergi. Kumohon, jangan pergi …"
Shen Manting mengangkat tangannya dan memeluk pria itu dengan lembut. "Tidurlah sekarang," katanya dengan suara pelan.
"Jangan tinggalkan kami …"