"Jangan menangis." Li Sicheng duduk di kursi penumpang depan. Suaranya terdengar tegas. "Kau laki-laki. Apa yang sudah Ayah ajarkan padamu?"
Li Jianqian menahan tangisannya dan memalingkan kepalanya untuk melihat ke luar jendela kembali. "Bahwa aku harus kuat." jawabnya.
"Apa tujuan kita pergi ke tempat Kakek kali ini?" Li Sicheng bertanya.
"Untuk menemaninya." Li Jianqian menundukkan kepalanya. Suaranya agak pelan. Dia cepat-cepat menambahkan, "Tapi, aku tidak mau."
"Penolakanmu sia-sia." Li Sicheng memandang ke luar jendela dan berkata, "Kami akan tinggal di sana sampai kau terbiasa dengan lingkungan sekitarmu."
Su Qianci memeluk putranya dan berkata, "Jangan takut. Ada banyak hal menyenangkan yang bisa dilakukan di rumah Kakek. Kakek sudah menyiapkan sebuah kamar untukmu. Semua mainan yang kau inginkan ada di sana. kau juga akan punya banyak teman di sekolah. Kau pasti akan senang di sana."