Semakin berat napasnya, semakin sulit Ye Youyou mengendalikan rasa sakit yang meningkat dalam hatinya. Di relung terdalam hatinya, rasa sakit itu bertambah dan menggumpal hingga rasanya tak tertahankan lagi.
Li Jinnan tidak mengeluarkan suara apa pun. Dia hanya berdiri di belakang wanita itu dan terus menatapnya.
Ye Youyou merintih tanpa suara. Wanita itu tidak menangis dengan keras, tetapi air matanya yang tanpa suara itu lebih menyayat hati dibandingkan dengan suara isak tangis yang nyaring. Dengan sumpit yang berada di tangannya, dia memasukkan makanan ke dalam mulutnya sesekali. Bahkan setelah beberapa lama, dirinya belum makan banyak.
Li Jinnan mengangkat tangannya dan meletakkannya dengan perlahan di bahu Ye Youyou. Dengan tangannya yang lain, dia memindahkan mangkuknya dan mengambil sumpit dari tangan wanita itu kemudian menyerahkan dua lembar tisu padanya.