Saat Su Qianci berjalan menaiki tangga, dia mendengar orang-orang berteriak. Seseorang dengan topi dan masker dengan cepat berlari keluar. Dirinya hanya bisa melihat mata orang itu. Ketika pria itu melihat dirinya, dia menatap sejenak sebelum berlari ke depan. Namun, orang-orang mulai berkumpul mengelilinginya.
Beberapa orang dengan pakaian kasual sedang memegang pistol, berteriak, "Jangan bergerak, polisi!"
Pria itu melangkah mundur, tetapi dirinya dikelilingi oleh para petugas berpakaian biasa. Semua orang berlari, takut mereka akan menjadi korban dalam baku tembak. Dan Su Qianci pun tidak terkecuali.
Akan tetapi, Su Qianci adalah orang yang berada paling dekat dengan pria itu di dalam kerumunan. Pria itu datang dan meraih tangan wanita itu, menariknya mendekat. Su Qianci menjerit ketakutan. "Jangan sentuh aku. Lepaskan!" Sebuah pisau tajam diletakkan di wajahnya. Reaksi pertamanya adalah memberontak.
"Jangan bergerak!" Suaranya teredam di balik masker dan terputus-putus karena napasnya terengah-engah. Namun, Su Qianci merasa bahwa suara itu entah bagaimana terdengar tidak asing. "Aku tidak akan melukaimu jika kau menurut padaku." Suara pria itu sangat pelan sehingga hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya.
Su Qianci menjadi diam, tetapi jantungnya masih berdetak kencang. Sambil menggigit bibir bawahnya, dia mendapati dirinya gemetar ketakutan.
"Pergi! Atau aku akan mati bersama wanita ini!" Pria itu meraung.
Ketika berjalan keluar dengan Li Jinnan, Li Sicheng segera mendengar suara berisik itu. Memiliki sebuah perasaan buruk, dia berjalan dan melihat istrinya sedang disandera. Jantungnya hampir berhenti berdetak. Dengan kulitnya yang pucat, dia berjalan menghampiri dan berkata dengan tenang, "Jangan bersikap
Melirik ke arah Li Sicheng dan kemudian ke arah Li Jinnan, pria itu mempererat cengkeramannya pada Su Qianci dan melangkah mundur. "Minta mereka untuk melepaskanku. Kalau tidak, aku tidak bisa menjamin apa yang akan kulakukan."
Meskipun wajahnya pucat dan gelisah, mata Li Sicheng sangatlah tenang. "Oke. Dengarkan aku, istriku sedang hamil dan tidak bisa mengambil risiko apa pun. Jika dia atau bayinya terluka, kau harus tahu bahwa aku pastinya mampu membunuhmu."
Pria itu mencibir. "Tentu saja. Li Sicheng, siapa yang tidak mengenalmu? Namun, aku bukanlah orang yang membahayakan istrimu, para polisi ini yang melakukannya! Mintalah mereka untuk pergi."
"Apakah kalian tidak mendengarnya? Minggir!" Li Sicheng meraung. "Biarkan dia pergi!"
"Mundur!" Seorang petugas berteriak. "Prioritas kita adalah keselamatan sang sandera."
Para polisi dengan perlahan bergerak mundur. Seorang polisi wanita menggertakkan gigi dan berkata dengan enggan, "Ini bukan pertama kalinya orang ini menyelundupkan dan menjual narkoba. Kami butuh banyak usaha untuk menangkap basah pria ini …."
Namun, tatapan mata berbahaya Li Sicheng membuat polisi wanita itu menelan kembali kata-katanya. Penjahat itu melangkah mundur dengan Su Qianci di tangannya dengan perlahan dan mantap. Dia melihat ke belakang dari waktu ke waktu kalau-kalau ada orang yang mendekatinya. Saat memeriksa keadaan di sekitarnya, dia sangat waspada.