Li Sicheng membawa Su Qianci ke kamar Tang Mengying. Dengan sebuah infus yang menempel di tangannya, wanita itu menatap langit-langit dengan tatapan kosong di tempat tidur. Menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya, matanya menyala tetapi masih tidak fokus. Saat memalingkan kepalanya dan melihat pasangan itu, matanya terbakar oleh kebencian. Tang Mengying tiba-tiba bangkit dari tempat tidur dan mencabut jarum infus keluar dari tangannya. Sambil melemparkan diri ke arah Su Qianci, dia berteriak, "Dasar wanita j*lang!" Suara nyaringnya bahkan bisa terdengar hingga ke koridor rumah sakit.
Merasa terkejut, Su Qianci melangkah mundur. Menarik istrinya ke belakang, Li Sicheng melirik ke arah Tang Mengying dengan dingin dan menahan serangannya. Lalu dia mendorong wanita itu menjauh tanpa ampun.
Sambil memegangi perutnya, Tang Mengying berdiri dan menatap Li Sicheng. "Li Sicheng, Li Sicheng … ha ha ha … akhirnya kau di sini!" Lalu dia melemparkan dirinya ke arah pria itu, menggeram histeris, "Beraninya kau!"
Li Sicheng dengan cepat melangkah keluar dari kamar dengan Su Qianci di pelukannya, menutup pintu di belakangnya dan memegangi handel pintu dengan erat.
"Ah! B*jingan! Buka pintunya! Li Sicheng, kau binatang!" Menarik pintu dengan sekuat tenaganya, Tang Mengying tidak berhasil membukanya. Dia akhirnya menyerah. Bersandar di pintu kaca itu, dia memelototi mereka dan berteriak dengan keras, "Kemarilah dan bunuh aku! Li Sicheng, kau pengecut!" Sembari dia berteriak-teriak, dia terus memukul-mukul kaca buram itu dengan telapak tangannya. Jejak telapak tangan berdarah tertinggal di kaca itu.
Ketakutan karena Tang Mengying, Su Qianci menyusup ke pelukan Li Sicheng, menatap pintu itu. Kacanya dipenuhi oleh jejak telapak tangan berwarna merah. Merasa terkejut, dia memegang baju suaminya dan berteriak, "Panggil dokter!" Tang Mengying telah melalui operasi sesar, dan dengan gerakannya yang brutal tadi, luka bedahnya menjadi terbuka kembali dan menyemburkan darah. Kondisi wanita itu jauh dari ideal. Su Qianci merasa tercengang ketika dia melihat Tang Mengying dibius dan kemudian didorong ke ruang operasi.
"Mari kita pulang." Li Sicheng merangkul istrinya. "Apakah kamu takut?"
Su Qianci menggelengkan kepalanya perlahan dan menatap suaminya. "Ayo kita pulang sekarang."
Ketika mereka masuk ke dalam mobil, Li Sicheng menerima sebuah telepon dari rumah tua. "Ya, dia telah meninggalkan rumah sakit …. Oke …. Bagaimana dengan besok? Dia sedang merasa kurang sehat sekarang …. Oke."
Li Sicheng menutup telepon dan berkata, "Kakek memintamu untuk pergi ke rumah tua, dan aku menolaknya."
"Baiklah." Su Qianci sedang tidak ingin pergi ke sana sekarang. Dia berbaring diam di pelukan suaminya.
Ketika mereka tiba di rumah, Nanny Rong telah memasak makan malam untuk mereka. Dia dengan penuh pengertian membuatkan Su Qianci beberapa makanan ringan. Su Qianci makan beberapa hidangan dan merasa mengantuk. Dia pergi tidur, dan ketika dia terbangun, hari sudah tengah malam.
Li Sicheng tidak berada di tempat tidur. Su Qianci memeriksa jam dan waktu menunjukkan pukul 11 malam. Dia berjalan keluar dari kamar tanpa alas kaki dan segera melihat suaminya sedang menelepon dengan piamanya di balkon. Melihat dirinya, Li Sicheng langsung melirik ke kakinya yang telanjang. Pria itu mengerutkan kening dan menunjuk ke arah kakinya, merasa tidak senang.
Dia dengan segera keluar kembali, menutup pintu, dan kembali ke tempat tidur.