"Mengapa kamu meninggalkan universitas? Aku sudah memeriksa pelajaranmu, apa kamu tidak lagi menginginkan gelar sarjanamu?"
Bisakah Mo Ziyan memberitahunya bahwa itu karena dia tidak bisa lagi melanjutkan cintanya yang bertepuk sebelah tangan?
Karena Gu Qingli telah melihat surat serta mendengar pengakuannya, dari sudut pandang apa dia sedang mempertanyakannya? Apa dia akan terus berakting tidak tahu apa-apa?
"Kamu memiliki salah satu kelasku besok. Pastikan kamu datang tepat waktu."
"Baiklah," Mo Ziyan menjawab, melupakan seberapa sulit baginya untuk membuat keputusan yang telah dibuatnya.
Gu Qingli hanya mengatakan beberapa kata, tetapi itu sudah cukup untuk mengubah pikiran Mo Ziyan dan memicu kembali motivasinya.
"Tidurlah lebih awal, sampai jumpa besok."