Ternyata erdilna telah menyiapkan semuanya dengan baik. Bahkan para guardian terdahulu tidak tau apa yang akan erdilna lakukan karena mereka hanya disuruh ikut untuk melihat istana para dewa. Berbeda dengan erdilna yang memasang wajah senang akan tetesan darah yang berada di atas kertas miliknya. Kertas yang bertuliskan soal janji hades yang tidak akan menangkap jiwa para guardian yang menjadi makhluk immortal.
"Anda sungguh baik dewa hades" ucap erdilna dengan senyuman manisnya
Hades tidak langsung menyuruh mereka pergi bahkan dia langsung menyuruh pelayan untuk mencari dewi kesuburan yang selalu berada di taman istana. Tidak mungkin erdilna langsung masuk ke taman istana, bisa bisa dia akan dibunuh ditempat karena mengusik tempat dewi agung demeter sang dewi kesuburan. Hades menatap kelima guardian terdahulu yang hanya bisa tersenyum canggung. Erdilna masih menikmati teh hangat yang di seduh oleh pelayan hades. Memang benar teh di istana dewa sangatlah berbeda dengan teh yang lain. Dewi kesuburan bukanlah sebuah omong kosong karena tumbuhan dan bunga bunga yang tumbuh di istana ini adalah tugas dewi demeter. Bahkan tumbuhan disini tak bisa dilihat di dunia mereka.
"Kau sangat menyukai teh itu bukan, sejak dulu kau selalu tertarik dengan teh itu dari pada berbicara denganku atau yang lain" ucap hades menatap erdilna yang tersenyum dengan wajah yang memerah malu
"Maafkan saya" sahut erdilna menatap guardian yang tertawa kecil karena sikapnya
"Aku ingin tau selama ini kalian ada dimana, bahkan erdilna sampai marah marah karena kontak dengan kalian terputus begitu saja" tanya hades menatap kelima guardian terdahulu
"Kami berpindah pindah tempat untuk mengelabui para iblis" jawab jeffry membuat hades mengangguk
"Bukankah kalian kaum bintang biasa tapi kenapa apa mereka berfikir bahwa kalian masih menjadi guardian" ucapan hades membuat erdilna mengangguk dia menatap emel yang hanya bisa diam bingung harus menjelaskan bagaimana
"Kalau dewa agung memperbolehkan saya bertanya, saya ingin tau soal kucing hitam peliharaan iblis" tanya erdilna menatap hades yang terkejut
"Kucing hitam dengan mata biru dan hijau itu bukan, kalian bertemu dengan kucing itu" kaget hades membuat mereka mengangguk
"Kucing itu bisa menyebabkan ilusi, bahkan banyak diantara dewa yang membenci kucing itu karena dianggap kutukan" ucap hades
"Apakah anda tau dimana kucing itu berasal karena kami butuh informasi soal kucing itu" tanya eden menatap hades yang tengah mengingat jelas soal kucing itu
Selembar kertas putih dengan tinta hitam yang tiba tiba muncul membuat mereka terkejut sampai hades menunjukkannya pada mereka. Erdilna tentu terkejut karena ternyata kucing itu bukanlah peliharaan biasa. Kucing hitam itu adalah makhluk neraka yang rakus akan kekuatan dan tertulis juga jika kucing hitam itu kabur sejak 8 tahun yang lalu tanpa ada hubungannya dengan iblis kembali. Tak bisa dipercaya bahwa kucing itu adalah makhluk yang sangat berbahaya di bandingkan melawan para iblis yang kejam. Tapi bukan berarti mereka menganggap iblis adalah lawan yang lemah, malah mereka menganggap iblis adalah lawan yang sebanding dengan mereka. Walau mereka tau bahwa perang ini terjadi karena keseimbangan di dunia tidak bisa memuaskan beberapa makhluk termasuk dengan kaum iblis.
"Hades kenapa kau memanggil ku" ucap dewi demeter dengan gaun keemasan yang sangat panjang, dewi demeter terbang mendekat dan melihat erdilna yang hanya tersenyum canggung diikuti oleh guardian terdahulu
"Kau sungguh lama demeter, mereka mencarimu tapi kau tau penjaga disana akan membunuh mereka jika sampai mendekati taman istana" kesal hades menatap demeter yang berdecak malas
"Lalu kenapa kalian mencari ku" ucap dewi demeter menatap erdilna yang berdiri dengan anggun dan memberi hormat pada sang dewi agung
"Salam pada dewi agung demeter sang dewi kesuburan" ucap erdilna diikuti guardian lain yang juga memberi salam
"Saya datang kemari untuk meminta pada anda sang dewi kesuburan yang rela memberikan kami belas kasih selama ini. Jika anda tidak keberatan kami sangat membutuhkan bunga milik anda yang sangat anda jaga dengan baik selama ini" lanjut erdilna melirik emel yang berharap permintaannya dikabulkan
"Bunga, kau menyuruh ku mencabut bunga kesayanganku tak dapat dipercaya ternyata kau sangat lancang" sahut demeter menatap marah erdilna yang menutup matanya rapat karena ketakutan
"Dilna itu sudah dianggap saudara oleh zeus jangan selalu menganggap mereka itu sebagai makhluk rendahan" ucap hades menatap kesal akan sikap demeter yang selalu saja merendahkan kaum dibawah mereka
"Terserah, tapi tak semudah itu kau mendapatkan apa yang menjadi milikku" ucap dewi demeter menatap erdilna yang meremat tangannya
Sejak awal dia sudah jika akhirnya pasti akan seperti ini. Dewi demeter bukanlah dewi yang bisa dengan mudah didekati bahkan hades sendiri juga selalu kesal karena demeter yang selalu mengurung diri di taman istana. Tidak hanya itu zeus sang raja para dewa dan dewi juga sangat sulit bertemu dengan demeter kecuali demeter yang diseret. Untung saja pelayan hades mampu membujuk demeter yang keras kepala itu, jika tidak mungkin akan ada keributan di istana yang tenang ini.
"Aku hanya butuh dua dari mereka, apa kau setuju" ucap demeter membuat erdilna menatap para guardian terdahulu yang terkejut
"Saya tidak bisa meninggalkan mereka berdua, maaf jika saya lancang dewi agung" sahut erdilna meremat tangannya kuat
"Wah..aku kira kau akan setuju saja, ternyata kau begitu menyayangi mereka" kaget demeter menatap hades yang menggeleng
"Baiklah, kau bisa ikut denganku dan ajak satu saja yang lain terserah" lanjutnya
Erdilna langsung menatap emel membuat pria itu mengangguk. Hades yang mendengar hal itu menyuruh yang lain menemani dirinya sama. Demeter yang melihat itu mulai melangkah yang di ikuti erdilna dan emel di belakangnya. Sejak keluar dari ruangan hades erdilna menyadari perubahan demeter yang lebih kejam. Bahkan sampai nya di depan pintu masuk taman istana demeter langsung menyuruh mereka berhenti. Demeter menatap kedua penjaga nya dan menyuruh membawa erdilna dan emel pergi. Erdilna dan emel tentu terkejut sampai mereka dibawa ke dalam gudang di taman istana. Demeter tersenyum miring menatap erdilna dan emel yang merasa kesakitan. Tak lama cahaya di gudang itu menyala membuat erdilna dan emel terkejut saat melihat banyak sekali bunga bunga langka yang bahkan tak pernah mereka lihat sebelumnya.
"Maafkan aku jika membuat kalian ketakutan, tapi aku perlu tempat yang bagus untuk membicarakan soal bunga ku" ucap demeter memberikan air pada bung bunganya
"Jadi apa yang kalian butuhkan" tanya demeter membuat erdilna menatap emel yang mengangguk
"Adonis merah"