章 122: 122. Permintaan Maaf Leon

Satu-persatu kelopak mata yang merekat dengan rapat itu akhirnya terbuka. Perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, sampai akhirnya kedua bola mata itu membulat dengan sempurna.

"Aishhh," laki-laki yang baru saja siuman itu memegangi kening bagian kanannya kuat-kuat.

"Di mana aku sekarang?" tanya Jimmy pada dirinya sendiri.

Ia pun berusaha untuk mengubah posisinya dari tidur menjadi duduk. Jimmy merasakan tubuhnya menjadi sedikit kaku dan sakit ketika digerakkan. Jimmy mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Ia dapati bahwa interior ruangan tersebut tidaklah asing lagi baginya. Mulai dari ranjang tempat tidur, piyama dan selimut yang ia kenakan, almari pakaian yang terdapat di sana, warna cat tembok yang melapisi dinding ruangan itu, dan hal-hal kecil lainnya yang telah Jimmy perhatikan. Semua yang ia lihat menunjukkan bahwa ruangan itu tidaklah lain merupakan kamar tidurnya sendiri.