章 117: 117. Kelinci dan Kenangan

Pemandangan dengan nuansa hijau itu amatlah memanjakan mata. Udara sejuk menerpa kulit dan paru dengan begitu ramahnya. Riuh pengunjung dari berbagai tempat asal tampak riang gembira. Destinasi wisata terakhir siswa-siswi SMA Global Karya kelas dua belas kali ini memanglah tepat untuk melepas penat. Usai dua hari kemarin mereka dijejali oleh kegiatan alam yang cukup melelahkan.

Langkah kedua kaki jenjang yang dibalut oleh celana denim berwarna dark blue itu tampak bergerak dengan lesu. Purie telah memutuskan untuk ke luar sejenak dari dalam bus. Usai mendengar percakapan telepon antara Juwita dengan sang ibundanya, entah mengapa kini perasaan Purie menjadi lebih kacau. Purie kembali merindukan mendiang Sang Mami. Ia merasa sedikit iri dengan Juwita yang masih bisa mendapat perhatian penuh dari ibunya. Sementara Purie, hanya terus menikmati kehampaan tak berujung. Mendiang maminya bahkan tidak sempat menemani masa-masa remaja Purie.