2020, seorang profesor muda berhasil menciptakan sebuah alat yang luar biasa. Alat yang selama sekian tahun semua ilmuwan berusaha menciptakannya.
Dalam proses penciptaannya beragam hal pun terjadi. Gagal dan gagal lagi. Hingga merenggut nyawa sahabatnya sendiri. Bangkit dari keterpurukan, Prof. Ali mulai merintis kembali mimpinya dan berhasil mewujudkan mimpinya itu.
Setelah berhasil tercipta. Bukan berarti ia berhasil sepenuhnya. Mesin waktu masih sangat jauh dari sempurna. Karenanya petualangan Prof. Ali pun dimulai.
Dalam kebudayan Indonesia, Klana (Kelana) adalah salah satu karakter pada topeng yang digunakan dalam tari topeng yang bersifat antagonis. Topeng Kelana menggambarkan seseorang yang suka berkelana dan mengembara untuk menemukan jati dirinya. Topeng Kelana memiliki karakter yang penuh dengan dinamika dan hawa nafsu. Warna topeng merah tua menunjukkan watak angkuh dan kejam, mata membelalak, mulut menyeringai, kumis melingkar, berjambang serta berjanggut. Kelana digambarkan figur gagah dengan hidung panjang, mata melotot, mulut monyong menganga, rambut godekan.
Klana dalam cerita ini adalah pembunuh berdarah dingin. Dia selalu lolos dari upaya siapa pun yang ingin menangkapnya. Klana tak akan segan membunuh mangsanya. Siapa pun akan mati di tangannya dengan cara yang mengenaskan.
Namun, anehnya meski bisa membunuh banyak orang, Klana tak akan membunuh sembarang orang. Dia hanya membunuh orang-orang tertentu saja. Di setiap aksinya ia selalu meninggalkan petunjuk berupa tulisan "KLANA" menggunakan darah korban pada media apa pun. Tak ada yang tahu pasti ciri-ciri fisiknya, karena tak pernah ada saksi yang selamat di setiap aksinya. Simpang siur kabar mengatakan dia selalu menggunakan sebuah topeng berwarna merah tua. Itulah yang membuatnya dikenal dengan sebutan "KLANA".
Siapa Klana sebenarnya? Siapa saja target incarannya? Mampukah Panji dan timnya mengungkap identitas Klana yang sebenarnya?